Milisi ISIS Masuki Palmyra Setelah Pertempuran Besar
Minggu, 11 Desember 2016 11:03 WIB
Semprotan tulisan berarti "kami tetap ada" tertempel di sisa tiang Kuil Bel berusia lebih dari 2000 tahun di kota kuno Palmyra, Homs, Suriah. Foto kota yang dihancurkan ISIS itu diambil pada 1 April 2016. (Reuters/Omar Sanadiki/P003)
Amman, Antara Jateng - Milisi ISIS, Sabtu, merebut sebagian besar Palmyra setelah menembus pertahanan militer Suriah dan mengamankan dataran tinggi di sekitar kota kuno di bagian timur Suriah pascaserangan kejutan, menurut kelompok pemantau dan pemberontak.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berkantor di Inggris menyatakan keprihatinan atas keselamatan warga sipil di dalam kota karena banyak dari mereka adalah pendukung kelompok pro-pemerintah.
Pemantau perang dan pemberontak yang akrab dengan operasi militer di daerah tersebut mengatakan bahwa dengan pengecualian kawasan selatan, sebagian besar dari kota itu sekarang jatuh di tangan milisi yang melancarkan serangan di beberapa bidang.
Tentara Suriah mengatakan telah mengatasi serangan oleh milisi di dekat kawasan lumbung pangan sekitar 10 km (6 mil) timur kota itu dan mengalami kekalahan besar. Namun mereka tidak menyebutkan serangan di kota itu.
Tentara Suriah sebelumnya mengatakan telah mengirim bala bantuan ke Palmyra untuk membantu mempertahankannya. Sejumlah prajurit dikirim ke sana dari Aleppo, mengurangi tekanan pada pemberontak yang menghadapi gempuran tentara untuk mengusir mereka dari kota itu, kata kelompok pemberontak dari pedesaan di luar Aleppo.
Keberhasilan ISIS merebut kembali kota itu terjadi saat Presiden Pemerintah Bashar al Assad, yang didukung oleh Rusia dan milisi yang didukung Iran, berada di ambang kemenangan besar dalam melawan pemberontak di Kota Aleppo.
Kota ini telah direbut kembali dari milisi Maret lalu, dalam apa yang dianggap sebagai kemenangan besar bagi pemerintah dan kekalahan terbesar bagi ISIS di Suriah sejak intervensi Rusia, yang membalikkan keberuntungan Bashar.
Sebuah pernyataan oleh kantor berita ISIS, Amaq, menyebutkan jika kelompok itu telah menguasai pegunungan strategis Jabal al Tar dan Jabal Antara yang menghadap ke kota itu di sejumlah pertempuran besar sejak kelompok itu kehilangan kendali atas kota itu.
Amaq, Sabtu, mengatakan bahwa sebuah pesawat perang Suriah telah ditembak jatuh di Jazal, daerah ladang minyak di barat laut dari Palmyra.
Kelompok milisi bergerak ke arah pangkalan udara T4, salah satu pangkalan militer utama Suriah, dekat Kota Palmyra dan yang digunakan Pasukan Rusia untuk mendukung tentara Suriah.
Kontak dari kelompok pemberontak mengatakan sejumlah besar pasukan Rusia yang telah ditempatkan di kota itu telah cepat ditarik.
Serangan ISIS, yang dimulai Kamis, telah menewaskan puluhan tentara Suriah dan cepat mengambil alih lumbung pangan dan kendali atas sejumlah ladang minyak dan gas di sekitar Palmyra, menurut kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Koalisi pimpinan AS yang memerangi milis secara terpisah, Jumat malam, mengatakan telah menguasai 168 truk tanker minyak IS di dekat Palmyra dalam sebuah serangan udara besar, demikian Reuters.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berkantor di Inggris menyatakan keprihatinan atas keselamatan warga sipil di dalam kota karena banyak dari mereka adalah pendukung kelompok pro-pemerintah.
Pemantau perang dan pemberontak yang akrab dengan operasi militer di daerah tersebut mengatakan bahwa dengan pengecualian kawasan selatan, sebagian besar dari kota itu sekarang jatuh di tangan milisi yang melancarkan serangan di beberapa bidang.
Tentara Suriah mengatakan telah mengatasi serangan oleh milisi di dekat kawasan lumbung pangan sekitar 10 km (6 mil) timur kota itu dan mengalami kekalahan besar. Namun mereka tidak menyebutkan serangan di kota itu.
Tentara Suriah sebelumnya mengatakan telah mengirim bala bantuan ke Palmyra untuk membantu mempertahankannya. Sejumlah prajurit dikirim ke sana dari Aleppo, mengurangi tekanan pada pemberontak yang menghadapi gempuran tentara untuk mengusir mereka dari kota itu, kata kelompok pemberontak dari pedesaan di luar Aleppo.
Keberhasilan ISIS merebut kembali kota itu terjadi saat Presiden Pemerintah Bashar al Assad, yang didukung oleh Rusia dan milisi yang didukung Iran, berada di ambang kemenangan besar dalam melawan pemberontak di Kota Aleppo.
Kota ini telah direbut kembali dari milisi Maret lalu, dalam apa yang dianggap sebagai kemenangan besar bagi pemerintah dan kekalahan terbesar bagi ISIS di Suriah sejak intervensi Rusia, yang membalikkan keberuntungan Bashar.
Sebuah pernyataan oleh kantor berita ISIS, Amaq, menyebutkan jika kelompok itu telah menguasai pegunungan strategis Jabal al Tar dan Jabal Antara yang menghadap ke kota itu di sejumlah pertempuran besar sejak kelompok itu kehilangan kendali atas kota itu.
Amaq, Sabtu, mengatakan bahwa sebuah pesawat perang Suriah telah ditembak jatuh di Jazal, daerah ladang minyak di barat laut dari Palmyra.
Kelompok milisi bergerak ke arah pangkalan udara T4, salah satu pangkalan militer utama Suriah, dekat Kota Palmyra dan yang digunakan Pasukan Rusia untuk mendukung tentara Suriah.
Kontak dari kelompok pemberontak mengatakan sejumlah besar pasukan Rusia yang telah ditempatkan di kota itu telah cepat ditarik.
Serangan ISIS, yang dimulai Kamis, telah menewaskan puluhan tentara Suriah dan cepat mengambil alih lumbung pangan dan kendali atas sejumlah ladang minyak dan gas di sekitar Palmyra, menurut kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Koalisi pimpinan AS yang memerangi milis secara terpisah, Jumat malam, mengatakan telah menguasai 168 truk tanker minyak IS di dekat Palmyra dalam sebuah serangan udara besar, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pakar sebut harus ada kebijakan ekstra terhadap eks ISIS asal Indonesia
13 February 2020 13:55 WIB, 2020
Pegiat: Perempuan dan anak eks-ISIS harus dapat perlindungan khusus
10 February 2020 19:30 WIB, 2020
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017