Anggota DPR: Batik Banten yang berasal dari Arfefak Memperkaya Batik Nusantara
Senin, 19 Desember 2016 11:48 WIB
Anggota Komisi X DPR RI Laila Istiana (Handout DPR)
Jakarta Antara Jateng - Anggota Komisi X DPR RI Laila Istiana berharap Provinsi Banten bisa lebih menggali potensi Batik Banten yang memiliki motif khas gambar-gambar benda bersejarah berupa artefak masa lalu Banten.
“Motif batik Banten berasal dari artefak-artefak lama. Ini telah memperkaya batik Nusantara. Kelak bisa lebih digali lagi potensi batik ini dengan lebih kreatif agar mampu menyerap tenaga kerja. Kerjinan batik di sini bisa terus berkembang," kata Laila saat mengunjungi sentra batik Banten di Kota Serang, Sabtu (17/12).
Batik Banten telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2003 untuk melindungi kekayaan hak intelektualnya. Sebelumnya sudah dikukuhkan pula oleh keputusan Gubernur Banten pada tahun yang sama. Ragam hias batik Banten merupakan hasil ekskavasi atau penggalian yang direkontruksi oleh Arkeologi Nasional dan Fakultas Sastra UI sejak tahun 1976.
Ragam hias dari abad ke-17 ini jadi bukti sejarah bagi masyarakat Banten bahwa reruntuhan istana kerajaan Banten dan kejayaan masa lalunya telah mewariskan nilai seni.
"Dengan kata lain, sejarah kejayaan masa lalu Banten telah diabadikan di atas kain-kain katun berupa ragam hias batik khas banten. Batik ini tidak saja sebagai busana, lebih dari itu, bisa bercerita tentang jejak sejarah Banten. Inilah yang menarik dari kearifan lokal batik Banten. Sentra batiknya berada di kawasan Cipocok, Kota Serang," kata Laila.
Menurut Laila, keunikan motif batik Banten terlihat dari ukiran gambar priuk, punden berundak, dan lain-lain.
“Mereka mengolahnya menjadi motif batik. Luar biasa sekali. Ini kali pertama saya melihat dan datang ke Banten,†kata Angota F-PAN tersebut.
Delegasi Komisi X DPR sempat melihat dari dekat dapur pembutan batik dan hasil kreasinya berupa kain serta baju. Penamaan motif batik Banten ternyata diambil dari nama desa-desa kuna, nama gelar bangsawan, dan nama tataruang istana kerajaan Banten. Misalnya, Batik Dataluya merupakan nama tempat tinggal Sultan Maulana Hasanuddin. Batik Kaibonan merupakan pagar yang mengelilingi keraton Banten. Ada pula Batik Surosowan, nama ruang tempat menghadap raja.
“Motif batik Banten berasal dari artefak-artefak lama. Ini telah memperkaya batik Nusantara. Kelak bisa lebih digali lagi potensi batik ini dengan lebih kreatif agar mampu menyerap tenaga kerja. Kerjinan batik di sini bisa terus berkembang," kata Laila saat mengunjungi sentra batik Banten di Kota Serang, Sabtu (17/12).
Batik Banten telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2003 untuk melindungi kekayaan hak intelektualnya. Sebelumnya sudah dikukuhkan pula oleh keputusan Gubernur Banten pada tahun yang sama. Ragam hias batik Banten merupakan hasil ekskavasi atau penggalian yang direkontruksi oleh Arkeologi Nasional dan Fakultas Sastra UI sejak tahun 1976.
Ragam hias dari abad ke-17 ini jadi bukti sejarah bagi masyarakat Banten bahwa reruntuhan istana kerajaan Banten dan kejayaan masa lalunya telah mewariskan nilai seni.
"Dengan kata lain, sejarah kejayaan masa lalu Banten telah diabadikan di atas kain-kain katun berupa ragam hias batik khas banten. Batik ini tidak saja sebagai busana, lebih dari itu, bisa bercerita tentang jejak sejarah Banten. Inilah yang menarik dari kearifan lokal batik Banten. Sentra batiknya berada di kawasan Cipocok, Kota Serang," kata Laila.
Menurut Laila, keunikan motif batik Banten terlihat dari ukiran gambar priuk, punden berundak, dan lain-lain.
“Mereka mengolahnya menjadi motif batik. Luar biasa sekali. Ini kali pertama saya melihat dan datang ke Banten,†kata Angota F-PAN tersebut.
Delegasi Komisi X DPR sempat melihat dari dekat dapur pembutan batik dan hasil kreasinya berupa kain serta baju. Penamaan motif batik Banten ternyata diambil dari nama desa-desa kuna, nama gelar bangsawan, dan nama tataruang istana kerajaan Banten. Misalnya, Batik Dataluya merupakan nama tempat tinggal Sultan Maulana Hasanuddin. Batik Kaibonan merupakan pagar yang mengelilingi keraton Banten. Ada pula Batik Surosowan, nama ruang tempat menghadap raja.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017