Pidato Perpisahan Emosional, Michelle Obama Agungkan Perbedaan
Sabtu, 7 Januari 2017 13:26 WIB
Ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama saat berbicara dalam sidang pertama Konvensi Nasional Demokrat di Philadelphia, Pennsylvania, Senin (25/7/2016). (REUTERS/Jim Young)
Washington, Antara Jateng - Ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama mengagungkan perbedaan dan menyambut semua kelompok agama pada Jumat, dua pekan menjelang hari pelantikan pengganti suaminya, presiden terpilih Donald Trump.
Dalam apa yang diumumkan sebagai pidato formal terakhirnya sebelum Presiden Barack Obama meninggalkan Gedung Putih, Michelle mengatakan dalam acara yang ditujukan untuk memberikan penghargaan kepada para penasihat sekolah bahwa Amerika Serikat milik orang dari berbagai latar belakang dan jalan hidup.
"Keanekaragaman kita yang agung - perbedaan keyakinan dan agama dan kredo kita- itu bukan ancaman bagi siapa kita, itu yang menjadikan siapa kita," katanya.
Pidato itu mengingatkan pada pidato kampanyenya untuk kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton selama pemilihan presiden 2016.
Presiden terpilih Donald Trump mengusulkan pembangunan dinding pembatas di sepanjang perbatasan Meksiko dan sementara melarang Muslim memasuki negerinya.
"Jika Anda atau orangtua Anda imigran, ketahuilah bahwa Anda adalah bagian dari tradisi membanggakan Amerika: infusi budaya baru, bakat dan ide, dari generasi ke generasi, yang menjadikan kita negara terhebat di Bumi," kata Ny. Obama.
"Jika Anda orang beriman, ketahuilah bahwa perbedaan agama adalah tradisi besar Amerika juga... Dan apakah Anda Muslim, Kristen, Yahudi, Hindu, Sikh - agama-agama ini mengajari kaum muda kita tentang keadilan dan belas kasih dan kejujuran."
Dengan suara tercekat pada Jumat dia mengatakan bahwa menjadi Ibu Negara merupakan penghormatan terbesar sepanjang hidupnya.
"Jadi itu pesan terakhir saya kepada orang muda sebagai Ibu Negara. Sederhana. Saya ingin kaum muda tahu bahwa mereka penting..."
"Ikuti teladan dengan harapan, jangan pernah takut. Dan ketahuilah bahwa saya akan bersama kalian, mendukung kalian dan bekerja untuk mendukung kalian sepanjang sisa hidup saya," katanya sebagaimana dilansir kantor berita Reuters.
Dalam apa yang diumumkan sebagai pidato formal terakhirnya sebelum Presiden Barack Obama meninggalkan Gedung Putih, Michelle mengatakan dalam acara yang ditujukan untuk memberikan penghargaan kepada para penasihat sekolah bahwa Amerika Serikat milik orang dari berbagai latar belakang dan jalan hidup.
"Keanekaragaman kita yang agung - perbedaan keyakinan dan agama dan kredo kita- itu bukan ancaman bagi siapa kita, itu yang menjadikan siapa kita," katanya.
Pidato itu mengingatkan pada pidato kampanyenya untuk kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton selama pemilihan presiden 2016.
Presiden terpilih Donald Trump mengusulkan pembangunan dinding pembatas di sepanjang perbatasan Meksiko dan sementara melarang Muslim memasuki negerinya.
"Jika Anda atau orangtua Anda imigran, ketahuilah bahwa Anda adalah bagian dari tradisi membanggakan Amerika: infusi budaya baru, bakat dan ide, dari generasi ke generasi, yang menjadikan kita negara terhebat di Bumi," kata Ny. Obama.
"Jika Anda orang beriman, ketahuilah bahwa perbedaan agama adalah tradisi besar Amerika juga... Dan apakah Anda Muslim, Kristen, Yahudi, Hindu, Sikh - agama-agama ini mengajari kaum muda kita tentang keadilan dan belas kasih dan kejujuran."
Dengan suara tercekat pada Jumat dia mengatakan bahwa menjadi Ibu Negara merupakan penghormatan terbesar sepanjang hidupnya.
"Jadi itu pesan terakhir saya kepada orang muda sebagai Ibu Negara. Sederhana. Saya ingin kaum muda tahu bahwa mereka penting..."
"Ikuti teladan dengan harapan, jangan pernah takut. Dan ketahuilah bahwa saya akan bersama kalian, mendukung kalian dan bekerja untuk mendukung kalian sepanjang sisa hidup saya," katanya sebagaimana dilansir kantor berita Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Rossi bersiap untuk perpisahan emosional di balapan pemungkas MotoGP di Portugal
20 November 2020 8:35 WIB, 2020
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017