Jakarta, ANTARA JATENG - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menduga data yang dikeluarkan sejumlah lembaga survei tidak netral, sehingga dirinya mengaku menyangsikan hasil penelitian lembaga-lembaga tersebut.

"Sudah tidak aneh lagi kalau data dari survei itu berbeda-beda. Hasilnya ini kan terserah siapa yang bayar," ujar Parbowo saat ditemui di kediamannya, di Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Menurut dia, hasil temuan lembaga survei yang bervariasi itu berpotensi membentuk dan menggiring opini yang tidak benar bagi masyarakat, sehingga termasuk dalam bentuk pembodohan.

"Yang jelas kepintaran mereka (lembaga survei) dipakai untuk membohongi rakyat, saya jadi tidak hormat. Seharusnya mereka terbuka, data-data surveinya juga harus jujur," tambahnya.

Terkait dengan adanya dugaan kecurangan ini, Prabowo kemudian mengimbau kandidat calon pemimpin DKI Jakarta yang diusung partainya, yakni pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno agar menggunakan cara yang jujur untuk meraih kemenangan.

Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, akan bersaing pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017.

Mereka adalah Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN dengan nomor urut satu.

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Golkar dan Partai Hanura dengan nomor urut dua.

Kemudian, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS, dengan nomor urut tiga.

Pada 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017, ketiga pasangan itu berkampanye dan mengikuti debat publik untuk menggalang dukungan dari warga Ibu Kota dalam menghadapi pencoblosan pada 15 Februari 2017.