Jakarta, ANTARA JATENG - Presiden Joko Widodo mengingatkan direksi BUMN-BUMN untuk berhati-hati dalam mengelola perusahaannya sehingga tidak tersandung kasus suap dan masalah hukum. Pernyataan presiden ini disampaikan hanya beberapa hari setelah mantan direktur utama Pertamina menjadi tersangka kasus suap pengadaan mesin pesawat terbang.

"Hati-hati kejadian 2012, ketemunya sekarang. Hati-hati, saya enggak ngomong di BUMN mana, tapi gambarnya ada," kata Presiden Jokowi kepada sekitar 600 petinggi BUMN yang akan mengikuti Executive Leadership Program (ELP) di Istana Negara Jakarta, Rabu.

Presiden Jokowi membuka acara yang diikuti direksi dan komisaris 118 BUMN dan d layar presentasi terlihat gambar pesawat berlogo Garuda Indonesia yang membuat semua peserta tertawa.

Presiden menegaskan keinginannya agar para petinggi BUMN mempraktikkan "good corporate governance".

"Saya minta semua BUMN betul-betul jangan sampai ada yang kena masalah lagi. Saya enggak mau ada yang kena masalah lagi, baik dirut, direksi, baik di bawahnya jangan sampai, hati-hati semuanya, governance, hati-hati," kata Presiden.

Ia mengatakan, pada era keterbukaan seperti sekarang, publik langsung bisa memantau kinerja BUMN.

"Karena sekarang ini era keterbukaan ini saudara lakukan kesalahan sekarang, ketemunya 5-10 tahun yang akan datang, bisa," kata Jokowi.

Namun dia meminta petinggi BUMN tidak perlu takut mengambil keputusan jika merasa tidak melakukan kesalahan.

"Hati-hati, hati-hati, hati-hati. Jangan sampai ada yang datang ke saudara atas nama saya, siapa pun enggak mau saya, nama saya dipakai-pakai. Enggak siapa pun, entah orang dekat saya, saudara saya, enggak ada! Ini saya ingatkan," kata Jokowi.

Presiden mengaku tidak bosan mengingatkan lantaran peduli dan cinta kepada para penggerak BUMN ini.

"Saya ingin BUMN kita bisa meloncat, bisa melompat. Dan saya melihat ada kesempatan, ada peluang untuk itu tapi jangan hilangkan kesempatan peluang itu, kita perbaiki bersama, kita benahi bersama," kata Presiden.