Jakarta, ANTARA JATENG - Dosen Kajian Media dari Universitas Islam Bandung, Santi Indra Astuti menilai gaya Presiden Jokowi di video blog yang diunggah akhir pekan lalu tergolong natural dan apa adanya.

"Pada vlog pertama, kontak mata belum terfokus pada audiens. Vlog kedua, sudah mendingan," kata Santi melalui pesan singkat kepada ANTARA News.

Ia memaklumi Jokowi yang baru kali ini membuat vlog sehingga agak terpatah-patah menyampaikan pesan, masih ada jeda antar kalimat.

"Terasa juga belum runut menyampaikan pesan, masih demam panggung sedikit," kata dia.

Ia menyarankan tim kepresidenan membantu sedikit memoles keahlian Jokowi dalam berbicara tanpa persiapan untuk keperluan vlog yang berdurasi singkat.

"Saran saya, tim kepresidenan memoles sedikit kapasitas Bapak dalam public speaking yang impromptu, kan hanya 20 detik," kata Santi.

(Baca: Ini vlog Presiden Jokowi)

Para pengguna media sosial menjadikan video blogging untuk membuat konten yang berasal dari kehidupan sehari-hari menjadi menarik ditonton, hingga mengundang jutaan view di situs berbagi video.

Media sosial pun kini menyediakan platform berbagi video singkat, Instagram misalnya tidak lebih dari satu menit, sehingga para pembuat dituntut menyajikan konten sekreatif mungkin.

Mengingat posisi presiden sebagai orang paling berpengaruh di negara, Santi berpendapat konten yang dibuat untuk vlog sebaiknya yang berkaitan dengan tema kepentingan publik.

"Isu sepak bola menarik dijadikan aspek pemersatu bangsa, di saat kita semua serba salah bicara politik atau agama. Tentu, presiden harus jeli mencari celah untuk vlognya, peka terhadap situasi," kata Santi.

Bila tidak jeli, ia khawatir vlog akan jadi ajang "curhat", buku harian berjalan, memojokkan pihak lain atau terlalu "diobral".

"Jadikan vlog sesuatu yang dikangeni, istimewa dan membuat adem," kata Santi.