Terobosan Peneliti Australia Dekatkan Vaksin Malaria
Senin, 20 Maret 2017 12:14 WIB
- (Wikimedia Commons)
Canberra, ANTARA JATENG - Ilmuwan Australia menemukan satu "molekul
kunci" yang bisa membunuh mikroba yang menginfeksi hati manusia, sebuah
terobosan yang menurut para ahli bisa membawa vaksin malaria selangkah
lebih dekat.
Para peneliti di Australian National University (ANU) mengumumkan terobosan itu akhir pekan ini, setelah mereka melacak sel-sel dan menemukan satu molekul yang membunuh mikroba yang menginfeksi hati--seperti yang menyebabkan penyakit malaria.
Peneliti utama Hayley McNamara dari ANU mengatakan temuan itu membantu menjawab pertanyaan mengenai misteri "sel-T", sel imun yang memburu infeksi di dalam tubuh.
"Kita tahun sel-T bisa melindungi terhadap sebagian besar infeksi, yang masih belum kita pahami sepenuhnya adalah bagaimana sel-T menemukan sel-sel langka yang terinfeksi virus atau parasit seperti malaria - ibarat satu jarum dalam tumpukan jerami," kata McNamara.
"Kami mendapati bahwa tanpa satu molekul kunci yang disebut LFA-1 sel-sel itu tidak bekerja - mereka tidak bisa bergerak cepat dan tidak bisa secara efektif membunuh parasit malaria."
Associate Professor Ian Cockburn dari ANU mengatakan bahwa karena sel-T bisa secara efektif memburu parasit malaria, mereka suatu hari akan menjadi komponen utama dalam vaksin malaria masa depan.
"Yang ingin kami lakukan adalah memahami bagaimana membuat vaksin yang memunculkan sel-sel imun jenis ini. Ada vaksin-vaksin dalam uji klinis yang bekerja dengan menimbulkan antibodi, menambahkan komponen sel-T akan menghasilkan kekebalan lebih kuat dengan mempersenjatai bagian-bagian berbeda di sistem kekebalan," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Malaria setiap tahun membunuh sekitar setengah juta orang di daerah-daerah beriklim hangat seperti Afrika dan Asia.
Para peneliti di Australian National University (ANU) mengumumkan terobosan itu akhir pekan ini, setelah mereka melacak sel-sel dan menemukan satu molekul yang membunuh mikroba yang menginfeksi hati--seperti yang menyebabkan penyakit malaria.
Peneliti utama Hayley McNamara dari ANU mengatakan temuan itu membantu menjawab pertanyaan mengenai misteri "sel-T", sel imun yang memburu infeksi di dalam tubuh.
"Kita tahun sel-T bisa melindungi terhadap sebagian besar infeksi, yang masih belum kita pahami sepenuhnya adalah bagaimana sel-T menemukan sel-sel langka yang terinfeksi virus atau parasit seperti malaria - ibarat satu jarum dalam tumpukan jerami," kata McNamara.
"Kami mendapati bahwa tanpa satu molekul kunci yang disebut LFA-1 sel-sel itu tidak bekerja - mereka tidak bisa bergerak cepat dan tidak bisa secara efektif membunuh parasit malaria."
Associate Professor Ian Cockburn dari ANU mengatakan bahwa karena sel-T bisa secara efektif memburu parasit malaria, mereka suatu hari akan menjadi komponen utama dalam vaksin malaria masa depan.
"Yang ingin kami lakukan adalah memahami bagaimana membuat vaksin yang memunculkan sel-sel imun jenis ini. Ada vaksin-vaksin dalam uji klinis yang bekerja dengan menimbulkan antibodi, menambahkan komponen sel-T akan menghasilkan kekebalan lebih kuat dengan mempersenjatai bagian-bagian berbeda di sistem kekebalan," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Malaria setiap tahun membunuh sekitar setengah juta orang di daerah-daerah beriklim hangat seperti Afrika dan Asia.
Pewarta : Xinhua
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Peneliti RI di Jerman ungkap temuan kunci masa depan sistem pangan nasional
17 October 2024 19:48 WIB
Peneliti Bussinessfirst: Rekomendasi Pansus tertolak Indeks Kepuasan Jamaah
02 October 2024 12:57 WIB