Semarang, ANTARA JATENG - Hotel Ciputra Semarang mengakui adanya penurunan tingkat okupansi dari instansi pemerintahan seiring dengan langkah efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah.

"Penurunannya cukup signifikan, dari 30 persen menjadi 20 persen, itupun kadang masih turun lagi," kata General Manager Hotel Ciputra Semarang Ida Bagus Ardana di Semarang, Selasa.

Penurunan tersebut cukup terasa mengingat selama ini instansi pemerintahan memberikan kontribusi cukup besar terhadap total pendapatan di Hotel Ciputra Semarang.

Terkait dengan hal itu, pihaknya berharap pemerintah tidak sepenuhnya melarang pelaksanaan kegiatan di hotel demi efisiensi anggaran.

Meski demikian, jika hal itu tetap dilakukan, dia mengatakan mau tidak mau pihak manajemen hotel harus mengoptimalkan segmen pasar yang lain.

"Harus cari `account` baru, tidak bisa lagi bergantung ke pemerintah. Tetapi kami juga masih ada tamu dari DPRD," katanya.

Bagus mengatakan penurunan tingkat okupansi akibat langkah efisiensi anggaran tersebut tidak hanya dialami oleh Hotel Ciputra tetapi juga hotel-hotel lain.

"Bahkan antar-GM sering melakukan pertemuan untuk membahas kondisi saat ini. Pada akhirnya semua diserahkan ke masing-masing manajemen. Bagaimana menyikapi penurunan tingkat okupansi dari pemerintah," katanya.

Terkait dengan MICE, Bagus mengatakan sejauh ini Hotel Ciputra lebih banyak melayani kelompok menengah kecil karena keterbatasan ruang, sehingga penurunan permintaan dari pemerintah tidak begitu terasa.

"Kami melayani `medium size`, 20 peserta pun kami layani asalkan `budget` masuk. Ini juga merupakan upaya kami untuk mempertahankan okupansi secara keseluruhan," katanya.