Indonesia Adopsi Teknologi Radar Pengawasan Kelautan Jepang
Kamis, 20 April 2017 12:08 WIB
Dokumentasi Menteri KKP, Susi Pudjiastuti. (ANTARA FOTO/Jojon)
Jakarta, ANTARA JATENG - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi
Pudjiastuti, menyatakan, Indonesia mengadopsi teknologi radar pengawasan
sektor kelautan dan perikanan Negeri Sakura itu.
Pekan lalu dia ke Jepang dalam kaitan itu.
"Saya berada di Wakatobi beberapa waktu lalu, dan melihat radar buatan Jepang di sana. Saya berharap, Indonesia bisa memiliki radar setidaknya di empat tempat di Indonesia," kata Pudjiastuti, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia mengemukakan ketertarikannya terkait teknologi radar Jepang saat bertemu President Director of Japan Radio Co (JRC) Kenji Ara, 12 April 2017.
Dalam pertemuan itu, Kenji Ara menjelaskan, JRC memiliki enam perusahaan perwakilan di Indonesia yang mempekerjakan 3.200 orang tenaga kerja Indonesia.
"Kami sangat senang kami mendengar Ibu Menteri memiliki ketertarikan terhadap sistem pengawasan yang dikeluarkan JRC. Kami akan senang hati berdiskusi dan berkontribusi mengenai sistem radar di Indonesia, mungkin memang bukan saat ini, tetapi nanti," janji Ara.
Menurut Pudjiastuti, Indonesia membutuhkan radar pengawas untuk meningkatkan teknologi pengawasan yang dimiliki KKP, agar pencegahan masuknya kapal pencuri ikan dapat berjalan lebih maksimal.
Dia tertarik dengan radar yang dimiliki JRC karena mampu mengawasi kapal asing yang masuk ke Indonesia hingga radius 150 kilometer.
"Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan penjajakan teknologi pengawasan terkini yang mungkin bisa dan tepat digunakan di Indonesia," paparnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa KKP tidak akan membeli radar, melainkan mengupayakan cara lain untuk memperoleh radar karena alasan keterbatasan anggaran.
Menurut dia, teknologi radar pengawasan yang canggih dibutuhkan untuk dipasang di beberapa titik, di antaranya Natuna, Morotai, Raja Ampat, Arafura, dan Sabang.
Selain radar pengawasan, ia juga ingin memasang radar konservasi di tempat-tempat tersebut.
Sementara itu, Ara menyatakan siap memberikan informasi teknologi radar yang dibutuhkan Indonesia karena keberhasilan pengawasan kelautan dan perikanan Indonesia juga akan berdampak kepada negara mereka.
"Dari Indonesia, kami mendapat komoditas ekspor seperti udang, ikan, dan tuna. Itu semua karena Indonesia mampu menjaga sumber daya alamnya," jelasnya.
Pekan lalu dia ke Jepang dalam kaitan itu.
"Saya berada di Wakatobi beberapa waktu lalu, dan melihat radar buatan Jepang di sana. Saya berharap, Indonesia bisa memiliki radar setidaknya di empat tempat di Indonesia," kata Pudjiastuti, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia mengemukakan ketertarikannya terkait teknologi radar Jepang saat bertemu President Director of Japan Radio Co (JRC) Kenji Ara, 12 April 2017.
Dalam pertemuan itu, Kenji Ara menjelaskan, JRC memiliki enam perusahaan perwakilan di Indonesia yang mempekerjakan 3.200 orang tenaga kerja Indonesia.
"Kami sangat senang kami mendengar Ibu Menteri memiliki ketertarikan terhadap sistem pengawasan yang dikeluarkan JRC. Kami akan senang hati berdiskusi dan berkontribusi mengenai sistem radar di Indonesia, mungkin memang bukan saat ini, tetapi nanti," janji Ara.
Menurut Pudjiastuti, Indonesia membutuhkan radar pengawas untuk meningkatkan teknologi pengawasan yang dimiliki KKP, agar pencegahan masuknya kapal pencuri ikan dapat berjalan lebih maksimal.
Dia tertarik dengan radar yang dimiliki JRC karena mampu mengawasi kapal asing yang masuk ke Indonesia hingga radius 150 kilometer.
"Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan penjajakan teknologi pengawasan terkini yang mungkin bisa dan tepat digunakan di Indonesia," paparnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa KKP tidak akan membeli radar, melainkan mengupayakan cara lain untuk memperoleh radar karena alasan keterbatasan anggaran.
Menurut dia, teknologi radar pengawasan yang canggih dibutuhkan untuk dipasang di beberapa titik, di antaranya Natuna, Morotai, Raja Ampat, Arafura, dan Sabang.
Selain radar pengawasan, ia juga ingin memasang radar konservasi di tempat-tempat tersebut.
Sementara itu, Ara menyatakan siap memberikan informasi teknologi radar yang dibutuhkan Indonesia karena keberhasilan pengawasan kelautan dan perikanan Indonesia juga akan berdampak kepada negara mereka.
"Dari Indonesia, kami mendapat komoditas ekspor seperti udang, ikan, dan tuna. Itu semua karena Indonesia mampu menjaga sumber daya alamnya," jelasnya.
Pewarta : Muhammad Rahman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024