Demak, ANTARA JATENG - Para ulama di Provinsi Jawa Tengah diharapkan ikut berperan aktif dalam mencegah munculnya berbagai gerakan radikal yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa dan Pancasila.

"Kalau ulama di Jateng punya komitmen (menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia) penuh, tentu itu menyejukkan. Harapan kita terjadi sosialisasi yang lebih bisa didekatkan pada kondisi kekinian," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Kabupaten Demak, Senin.

Usai menjadi pembicara kunci pada diskusi dengan tema "Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila" yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah, Ganjar juga meminta para ulama menegaskan bahwa Jateng sebagai bentengnya Pancasila.

Ganjar menjelaskan bahwa Pancasila lahir melalui perdebatan yang sangat panjang, bahkan saat menyampaikan sila pertama kebangsaan yang diusulkan pada rapat BPUPKI, Soekarno meminta maaf kepada para ulama.

"Kenapa harus kebangsaan yang harus berke-Tuhanan dulu itu yang mesti digali dan diingatlan lagi kepada generasi muda," ujarnya.

Ganjar mengusulkan agar pendidikan tentang kewarganegaraan dan kepancasilaan terus diajarkan kepada generasi muda.

Terkait dengan adanya gerakan radikal di perguruan tinggi dan sekolah menengah atas, orang nomor satu di Provinsi Jateng itu meminta agar semua pihak mengedepankan komunikasi.

"Polanya tidak sulit, apalagi Menristekdikti sudah berkoordinasi dengan rektor, pemikirannya ini yang kita komunikasi melalui dialog, seminar dan `workshop`," katanya.