Semua Orang Bilang Mengerikan Serangan Jembatan London
Minggu, 4 Juni 2017 15:02 WIB
Polisi berdiri bersama orang-orang yang dievakuasi dari Jembatan London di Inggris setelah insiden penyerangan di dekat jembatan itu pada 3 Juni 2017. (REUTERS/Neil Hall)
London, ANTARA JATENG - Dari saksi mata sampai wali kota London dan perdana menteri Inggris menyebut aksi brutal para militan menubruk kerumunan manusia untuk kemudian keluar dari mobil mereka dengan
menghunus pedang guna menikam puluhan orang sampai menewaskan paling sedikit enam orang, sebagai peristiwa mengerikan.
Para tersangka militan memacu van dalam kecepatan tinggi ke arah para pejalan kaki di Jembatan London, Sabtu malam waktu setempat, sebelum menikam orang-orang yang tengah berpesta pora di jalan-jalan terdekat dari situ, sampai menewaskan paling sedikit enam orang dan melukai hampir 50 orang.
Polisi bersenjata lengkap bergegas ke tempat kejadian perkara dan menembak mati tiga lelaki penyerang di daerah Borough Market dekat jembatan itu, sedangkan pihak berwajib memerintahkan warga kota London via Twitter
untuk "lari, bersembungi, mengabari" seandainya mereka terperangkap dalam kekerasan itu.
Serangan itu terjadi hanya lima hari menjelang Pemilu Legislatif yang akan digelar Kamis pekan depan. Partai
Konservatif yang lagi berkuasa segera menunda kampanye mereka, Minggu, kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Theresa May.
"Menyusul informasi terbaru dari polisi dan petugas keamanan, saya bisa memastikan bahwa insiden mengerikan di London itu diperlakukan sebagai potensi aksi terorisme," kata May.
Pembunuhan itu terjadi kurang lebih dua pekan setelah bom bunuh diri yang menewaskan 22 orang dalam konser
penyanyi pop Ariana Grande di Manchester di Inggris utara.
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan ini.
"Menyedihkan, enam orang meninggal dunia ditambah tiga pelaku serangan yang ditembak polisi," kata Mark Rowley, kepala antiterorisme Inggris. Ketiga penyerang sempat disebut mengenakan rompi penuh bom yang kemudian dipastikan itu kabar bohong (hoax).
BBC menayangkan sebuah foto dari dua terduga penyerang yang ditembak mati polisi. Salah seorang di
antaranya menempelkan tabung-tabung kecil pada badannya. Beberapa jam setelah serangan itu, daerah sekitar TKP ditutup dan dijaga oleh polisi bersenjata lengkap dan para petugas kontraterorisme.
London Ambulance Service mengungkapkan 48 orang dibawah ke rumah sakit di seluruh London dan sejumlah orang lainnya dirawat di TKP karena cedera ringan.
Wali Kota London Sadiq Khan menyebut serangan itu sebagai "serangan pengecut yang menyasar warga tidak berdosa London dan para pengunjung kota kita yang sedang menikmati Sabtu malam mereka."
Para saksi mata menceritakan sebuah van warna putih menabrak para pejalan kaki di jembatan itu. "Mengerikan," kata Mark Roberts (53), konsultan manajemen, kepada Reuters. Dia menyaksikan paling sedikit enam orang
tumbang setelah van itu berbelok dan keluar dari jalurnya.
menghunus pedang guna menikam puluhan orang sampai menewaskan paling sedikit enam orang, sebagai peristiwa mengerikan.
Para tersangka militan memacu van dalam kecepatan tinggi ke arah para pejalan kaki di Jembatan London, Sabtu malam waktu setempat, sebelum menikam orang-orang yang tengah berpesta pora di jalan-jalan terdekat dari situ, sampai menewaskan paling sedikit enam orang dan melukai hampir 50 orang.
Polisi bersenjata lengkap bergegas ke tempat kejadian perkara dan menembak mati tiga lelaki penyerang di daerah Borough Market dekat jembatan itu, sedangkan pihak berwajib memerintahkan warga kota London via Twitter
untuk "lari, bersembungi, mengabari" seandainya mereka terperangkap dalam kekerasan itu.
Serangan itu terjadi hanya lima hari menjelang Pemilu Legislatif yang akan digelar Kamis pekan depan. Partai
Konservatif yang lagi berkuasa segera menunda kampanye mereka, Minggu, kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Theresa May.
"Menyusul informasi terbaru dari polisi dan petugas keamanan, saya bisa memastikan bahwa insiden mengerikan di London itu diperlakukan sebagai potensi aksi terorisme," kata May.
Pembunuhan itu terjadi kurang lebih dua pekan setelah bom bunuh diri yang menewaskan 22 orang dalam konser
penyanyi pop Ariana Grande di Manchester di Inggris utara.
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan ini.
"Menyedihkan, enam orang meninggal dunia ditambah tiga pelaku serangan yang ditembak polisi," kata Mark Rowley, kepala antiterorisme Inggris. Ketiga penyerang sempat disebut mengenakan rompi penuh bom yang kemudian dipastikan itu kabar bohong (hoax).
BBC menayangkan sebuah foto dari dua terduga penyerang yang ditembak mati polisi. Salah seorang di
antaranya menempelkan tabung-tabung kecil pada badannya. Beberapa jam setelah serangan itu, daerah sekitar TKP ditutup dan dijaga oleh polisi bersenjata lengkap dan para petugas kontraterorisme.
London Ambulance Service mengungkapkan 48 orang dibawah ke rumah sakit di seluruh London dan sejumlah orang lainnya dirawat di TKP karena cedera ringan.
Wali Kota London Sadiq Khan menyebut serangan itu sebagai "serangan pengecut yang menyasar warga tidak berdosa London dan para pengunjung kota kita yang sedang menikmati Sabtu malam mereka."
Para saksi mata menceritakan sebuah van warna putih menabrak para pejalan kaki di jembatan itu. "Mengerikan," kata Mark Roberts (53), konsultan manajemen, kepada Reuters. Dia menyaksikan paling sedikit enam orang
tumbang setelah van itu berbelok dan keluar dari jalurnya.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024