Kampung Pelangi Dongkrak Penjualan Bunga Kalisari (VIDEO)
Senin, 12 Juni 2017 12:36 WIB
Pembeli memilih bunga di Pasar Bunga Kalisari Kota Semarang, Senin (12/6/2017). Penjualan bunga di pasar bunga ini melonjak tajam setelah Kampung Pelangi yang ada di belakang pasar itu dibenahi. Foto: ANTARAJATENG.COM/Aris Wasita W)
Semarang, ANTARA JATENG - Keberadaan Kampung Pelangi di Gunung Brintik, Kota Semarang mampu mendongkrak penjualan bunga di Pasar Kembang Kalisari hingga hampir 100 persen.
"Setelah kampungnya direvonasi menjadi Kampung Pelangi, jumlah pengunjung semakin banyak," kata salah satu pedagang bunga Nasiha di Semarang, Senin.
Menurut dia, sebelum kampung di Gunung Brintik dibuat warna-warni, penjualan bunga hanya ramai di saat musim wisuda dan pernikahan.
"Jadi tidak setiap hari ramai, tetapi setelah direnovasi setiap hari jumlah pembeli cukup banyak. Khusus di tempat saya peningkatan penjualan sampai 75 persen, setelah peningkatan ini dalam satu hari saya bisa memperoleh pendapatan hingga Rp400.000," katanya.
Ia mengatakan kebanyakan yang datang ke kampung tersebut dan mampir untuk membeli bunga adalah para remaja. Mereka biasanya datang dengan teman atau pacar.
"Biasanya mereka beli bunga yang tangkaian, karena harga juga lebih terjangkau dibandingkan beli bunga ikat. Kalau untuk harga bunga tangkaian sekitar Rp5.000/tangkai, kalau untuk ikatan bisa sampai puluhan ribu," katanya.
Beberapa bunga yang banyak diminati oleh konsumen, di antaranya mawar, krisan, dan amaril.
Pedagang lain, Dewi mengatakan pada hari normal setiap saat kawasan tersebut ramai pembeli. Selama bulan Ramadhan ini puncak pembelian terjadi pada sore hari.
"Biasanya sekalian ngabuburit menunggu buka puasa, mereka jalan-jalan dan foto-foto di Kampung Pelangi, setelah itu mampir dulu beli bunga," katanya.
Senada dengan Nasiha, dikatakannya keberadaan Kampung Pelangi mampu mendongkrak penjualan di toko bunga miliknya. Jika biasanya dalam satu hari dia memperoleh omzet antara Rp200.000-Rp300.000, setelah adanya Kampung Pelangi meningkat menjadi Rp500.000/hari.
Meski demikian, kondisi berbeda dialami oleh pedagang bunga lain Yuliono. Warga Kecamatan Gajahmungkur ini mengatakan keberadaan Kampung Pelangi tidak mampu meningkatkan penjualan bunga di toko miliknya.
"Posisi toko saya kurang menguntungkan karena pohon besar yang dulunya ada di depan toko sekarang sudah ditebang, dampaknya sinar matahari langsung kena ke bunga-bunga yang saya jual," katanya.
Menurut dia, akibat kondisi tersebut belum sampai sore hari bunga sudah layu dan terpaksa dibuang.
"Karena melihat kondisi bunga yang sudah tidak segar lagi, pembeli tentu lebih memilih membeli bunga di toko-toko lain yang bunganya masih segar sehingga menarik dilihat," katanya.
Terkait hal itu, Yuliono sudah menyampaikan keluhannya kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat Hendrar mengunjungi kawasan Pasar Kembang Kalisari.
"Saat itu saya diberikan kesempatan untuk berbicara, semua keluhan sudah saya sampaikan. Wali Kota berjanji dalam waktu dekat ini akan menganggarkan dana untuk pembangunan kanopi di depan toko sehingga mampu menahan sinar matahari langsung ke bunga," katanya.
"Setelah kampungnya direvonasi menjadi Kampung Pelangi, jumlah pengunjung semakin banyak," kata salah satu pedagang bunga Nasiha di Semarang, Senin.
Menurut dia, sebelum kampung di Gunung Brintik dibuat warna-warni, penjualan bunga hanya ramai di saat musim wisuda dan pernikahan.
"Jadi tidak setiap hari ramai, tetapi setelah direnovasi setiap hari jumlah pembeli cukup banyak. Khusus di tempat saya peningkatan penjualan sampai 75 persen, setelah peningkatan ini dalam satu hari saya bisa memperoleh pendapatan hingga Rp400.000," katanya.
Ia mengatakan kebanyakan yang datang ke kampung tersebut dan mampir untuk membeli bunga adalah para remaja. Mereka biasanya datang dengan teman atau pacar.
"Biasanya mereka beli bunga yang tangkaian, karena harga juga lebih terjangkau dibandingkan beli bunga ikat. Kalau untuk harga bunga tangkaian sekitar Rp5.000/tangkai, kalau untuk ikatan bisa sampai puluhan ribu," katanya.
Beberapa bunga yang banyak diminati oleh konsumen, di antaranya mawar, krisan, dan amaril.
Pedagang lain, Dewi mengatakan pada hari normal setiap saat kawasan tersebut ramai pembeli. Selama bulan Ramadhan ini puncak pembelian terjadi pada sore hari.
"Biasanya sekalian ngabuburit menunggu buka puasa, mereka jalan-jalan dan foto-foto di Kampung Pelangi, setelah itu mampir dulu beli bunga," katanya.
Senada dengan Nasiha, dikatakannya keberadaan Kampung Pelangi mampu mendongkrak penjualan di toko bunga miliknya. Jika biasanya dalam satu hari dia memperoleh omzet antara Rp200.000-Rp300.000, setelah adanya Kampung Pelangi meningkat menjadi Rp500.000/hari.
Meski demikian, kondisi berbeda dialami oleh pedagang bunga lain Yuliono. Warga Kecamatan Gajahmungkur ini mengatakan keberadaan Kampung Pelangi tidak mampu meningkatkan penjualan bunga di toko miliknya.
"Posisi toko saya kurang menguntungkan karena pohon besar yang dulunya ada di depan toko sekarang sudah ditebang, dampaknya sinar matahari langsung kena ke bunga-bunga yang saya jual," katanya.
Menurut dia, akibat kondisi tersebut belum sampai sore hari bunga sudah layu dan terpaksa dibuang.
"Karena melihat kondisi bunga yang sudah tidak segar lagi, pembeli tentu lebih memilih membeli bunga di toko-toko lain yang bunganya masih segar sehingga menarik dilihat," katanya.
Terkait hal itu, Yuliono sudah menyampaikan keluhannya kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat Hendrar mengunjungi kawasan Pasar Kembang Kalisari.
"Saat itu saya diberikan kesempatan untuk berbicara, semua keluhan sudah saya sampaikan. Wali Kota berjanji dalam waktu dekat ini akan menganggarkan dana untuk pembangunan kanopi di depan toko sehingga mampu menahan sinar matahari langsung ke bunga," katanya.
Pewarta : Aris Wasita Widiastuti
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BCA Expo Semarang 2024 tawarkan bunga KPR mulai 1,45 persen dan Bunga KKB mulai 2,45 persen
07 September 2024 19:39 WIB
Cerita Klaster Bunga Bratang binaan BRI, dulu sepi peminat kini berkembang pesat
06 July 2024 11:33 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB