Logo Header Antaranews Jateng

Ratusan petani di Banyumas-Kebumen peroleh bantuan bibit kelapa

Minggu, 19 Januari 2025 10:20 WIB
Image Print
Tim Koperasi Produsen Integrasi Petani Organik (Kopipo) mengecek bibit kelapa genjah entok yang akan diserahkan kepada petani di Desa Cingebul, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (16/1/2025). ANTARA/HO-Kopipo

Purwokerto (ANTARA) - Ratusan petani di Kabupaten Banyumas dan Kebumen, Jawa Tengah, memperoleh bantuan bibit kelapa genjah entok guna meregenerasi tanaman yang sudah terlalu tinggi dan tua serta mengurangi risiko kecelakaan kerja saat menderes atau produksi gula dari sari nira kelapa.

 

"Bantuan bibit kelapa genjah entok yang disalurkan berasal dari PT Integral Mulia Cipta (IMC) melalui program CSR (Corporate Social) perusahaan eksportir gula kristal tersebut," kata Dewan Pembina II Koperasi Produsen Integrasi Petani Organik (Kopipo) Sutoro di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu.

Hingga saat ini, kata dia, perusahaan tersebut telah memberikan 14.000 bibit kelapa genjah entok untuk 699 petani di Kabupaten Banyumas dan Kebumen.

Ia mengatakan, salah satu wilayah Kabupaten Banyumas yang menjadi sasaran penyaluran bantuan bibit kelapa genjah entok, yakni Desa Cingebul, Kecamatan Lumbir.

"Sebanyak 1.007 bibit kelapa genjah disalurkan secara langsung kepada para petani di Desa Cingebul pada hari Kamis (16/1)," katanya.

Menurut dia, penyaluran dilakukan oleh Kopipo bersama Kepala Desa Cingebul Sugeng Riyadi dan selanjutnya hingga proses produksi yang diperkirakan sudah dapat dideres dalam waktu tiga tahun.

Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya akan terus mendorong penanaman kelapa genjah entok karena kondisi pohon kelapa yang dideres petani di Banyumas makin tinggi, sehingga volume nira yang dihasilkan mengalami penurunan.

Selain itu, kata dia, profesi penderes nira kelapa saat sekarang kurang diminati oleh generasi muda.

Oleh karena itu, lanjut dia, penanaman kelapa genjah entok dalam jumlah banyak menjadi salah satu solusi untuk mengatasi dua permasalahan tersebut.

"Itu karena kelapa genjah entok tidak terlalu tinggi, sehingga risikonya lebih kecil," kata Sutoro.



Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025