Jack Ma Alibaba Nilai AS Salah Investasi
Selasa, 4 Juli 2017 14:22 WIB
Chairman Alibaba Group Jack Ma. () (ANTARA FOTO/R. Rekotomo )
Jakarta, ANTARA JATENG - Pendiri Alibaba, Jack Ma, menilai Amerika salah
selama 30 tahun belakangan karena terlalu fokus pada perang dan Wall
Street.
Saat berbicara di World Economic Forum beberapa waktu lalu, ia ditanya mengenai globalisasi dan reaksinya terhadap pemilihan Donald Trump sebagai presiden AS.
Menurut Ma, saat Thomas Friedman meluncurkan buku “The World Is Flat†pada 2005 lalu, globalisasi terlihat sebagai “strategi sempurna†bagi AS.
“Kita hanya ingin IP (internet protocol), teknologi, dan merk, dan meninggalkan pekerjaan lainnya untuk negara lain seperti Meksiko dan China,†kata Ma, dikutip dari laman The Independent.
Perusahaan internasional Amerika menghasilkan jutaan dolar dari globalisasi, menurut dia.
IBM, Microsoft, ia menlanjutkan, menghasilkan laba yang lebih besar daripada empat bank teratas di China.
Tetapi, AS menggunakan hasil tersebut untuk berperang. Di saat yang bersamaan, AS juga menghabiskan banyak dana untuk konflik luar negeri.
Padahal, menurut dia, AS bisa menggunakan uang itu untuk industri berkembang di bagian utara AS.
Pada 30 tahun lalu, masih menurut Ma, perusahaan Amerika yang dikenal di China hanya Ford dan Boeing.
Sekarang, orang-orang China membicarakan Silicon Valley dan Wall Street.
“Bukan negara lain yang mengambil pekerjaan Anda, tapi strategi Anda. Kalian tidak menyalurkan uang ke cara yang tepat,†kata dia.
Saat berbicara di World Economic Forum beberapa waktu lalu, ia ditanya mengenai globalisasi dan reaksinya terhadap pemilihan Donald Trump sebagai presiden AS.
Menurut Ma, saat Thomas Friedman meluncurkan buku “The World Is Flat†pada 2005 lalu, globalisasi terlihat sebagai “strategi sempurna†bagi AS.
“Kita hanya ingin IP (internet protocol), teknologi, dan merk, dan meninggalkan pekerjaan lainnya untuk negara lain seperti Meksiko dan China,†kata Ma, dikutip dari laman The Independent.
Perusahaan internasional Amerika menghasilkan jutaan dolar dari globalisasi, menurut dia.
IBM, Microsoft, ia menlanjutkan, menghasilkan laba yang lebih besar daripada empat bank teratas di China.
Tetapi, AS menggunakan hasil tersebut untuk berperang. Di saat yang bersamaan, AS juga menghabiskan banyak dana untuk konflik luar negeri.
Padahal, menurut dia, AS bisa menggunakan uang itu untuk industri berkembang di bagian utara AS.
Pada 30 tahun lalu, masih menurut Ma, perusahaan Amerika yang dikenal di China hanya Ford dan Boeing.
Sekarang, orang-orang China membicarakan Silicon Valley dan Wall Street.
“Bukan negara lain yang mengambil pekerjaan Anda, tapi strategi Anda. Kalian tidak menyalurkan uang ke cara yang tepat,†kata dia.
Pewarta : Natisha Andarningtyas
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Hotel Aruss Semarang gandeng Sultan Production perbaiki lapangan olahraga sekolah
31 October 2024 0:40 WIB
PLN Icon Plus kerja sama bidang pendidikan dengan SMK Negeri 1 Binangun dan SMK Ma'arif Kroya
18 September 2024 18:39 WIB
Pilkada Banyumas lawan kotak kosong, KPU kembalikan berkas pasangan Ma'ruf-Yulianti
05 September 2024 7:55 WIB
Sebanyak 880 siswa madrasah ikut Kompetisi Sains Madrasah 2024 di Ternate
02 September 2024 15:06 WIB
Pendaftaran CPNS Kemenag dibuka 1 September, lulusan Ma'had Aly bisa daftar
01 September 2024 10:52 WIB