Medina Unggulkan Produk Halal Sasar Pasar Muslim
Minggu, 16 Juli 2017 21:34 WIB
General Manager Marketing Communication Medina Dewi Hendrati (berbaju kuning) bersama salah satu "reseller" di Semarang, Minggu. (Foto: ANTARAJATENG.COM/Aris Wasita Widiastuti)
Semarang, ANTARA JATENG - Perusahaan alat rumah tangga Medina mengunggulkan produk berbahan plastik sertifikat halal untuk menyasar pasar Muslim di Indonesia.
"Sejauh ini kan kaum Muslim mendominasi pasar di Indonesia, jadi kami berupaya menyasar pasar tersebut," kata General Manager Marketing Communication Medina Dewi Hendrati di sela forum "Medina Inspirasi Talk" (MIT) di Hotel Semesta, Semarang, Minggu.
Mengenai sertifikat halal tersebut, katanya, bukan hanya material produk yang harus memenuhi kategori halal tetapi juga proses produksi. Ia mengatakan mengenai material produk, salah satunya untuk unsur pewarna tidak boleh melebihi batas maksimal dari yang sudah ditentukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Sedangkan dari sisi proses produksinya, sebagai contoh adalah mengenai pembersihan alat produksi yang menggunakan alkohol. Ketika ingin memenuhi syarat halal kadar alkoholnya juga tidak boleh melebihi batas maksimal," katanya.
Mengenai potensi pasar di Indonesia, pihaknya mengaku cukup optimistis mengingat saat ini mayoritas penduduk Indonesia menjadikan halal sebagai gaya hidup.
"Gaya hidup halal ini terus berkembang sehingga Medina yang menyasar kelas menengah masyarakat Indonesia memiliki peluang besar untuk bersaing," katanya.
Untuk pemasarannya, Dewi mengatakan Medina mengoptimalkan peran "reseller". Berdasarkan data, sejauh ini total jumlah "reseller" di Semarang mencapai 300, sedangkan yang aktif sebanyak 50 "reseller".
Mengenai keberadaan produk Medina yang mulai dipasarkan sejak tanggal 9 Maret 2017 tersebut, sebelumnya Kepala Bagian UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang Sodiq menyatakan dukungannya.
"Pada dasarnya Pemkot Semarang memiliki program yang diharapkan mampu menghasilkan wirausahawan baru terutama dari kaum perempuan dan ibu rumah tangga," katanya.
Pihaknya menilai, program Medina dalam memaksimalkan peran "reseller" sangat baik untuk memotivasi perempuan untuk berwirausaha.
"Kami melalui Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang tentunya akan mendukung jika ada warga Semarang yang ingin memulai usaha kecil dan menengah dari dini," katanya.
"Sejauh ini kan kaum Muslim mendominasi pasar di Indonesia, jadi kami berupaya menyasar pasar tersebut," kata General Manager Marketing Communication Medina Dewi Hendrati di sela forum "Medina Inspirasi Talk" (MIT) di Hotel Semesta, Semarang, Minggu.
Mengenai sertifikat halal tersebut, katanya, bukan hanya material produk yang harus memenuhi kategori halal tetapi juga proses produksi. Ia mengatakan mengenai material produk, salah satunya untuk unsur pewarna tidak boleh melebihi batas maksimal dari yang sudah ditentukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Sedangkan dari sisi proses produksinya, sebagai contoh adalah mengenai pembersihan alat produksi yang menggunakan alkohol. Ketika ingin memenuhi syarat halal kadar alkoholnya juga tidak boleh melebihi batas maksimal," katanya.
Mengenai potensi pasar di Indonesia, pihaknya mengaku cukup optimistis mengingat saat ini mayoritas penduduk Indonesia menjadikan halal sebagai gaya hidup.
"Gaya hidup halal ini terus berkembang sehingga Medina yang menyasar kelas menengah masyarakat Indonesia memiliki peluang besar untuk bersaing," katanya.
Untuk pemasarannya, Dewi mengatakan Medina mengoptimalkan peran "reseller". Berdasarkan data, sejauh ini total jumlah "reseller" di Semarang mencapai 300, sedangkan yang aktif sebanyak 50 "reseller".
Mengenai keberadaan produk Medina yang mulai dipasarkan sejak tanggal 9 Maret 2017 tersebut, sebelumnya Kepala Bagian UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang Sodiq menyatakan dukungannya.
"Pada dasarnya Pemkot Semarang memiliki program yang diharapkan mampu menghasilkan wirausahawan baru terutama dari kaum perempuan dan ibu rumah tangga," katanya.
Pihaknya menilai, program Medina dalam memaksimalkan peran "reseller" sangat baik untuk memotivasi perempuan untuk berwirausaha.
"Kami melalui Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang tentunya akan mendukung jika ada warga Semarang yang ingin memulai usaha kecil dan menengah dari dini," katanya.
Pewarta : Aris Wasita Widiastuti
Editor :
Copyright © ANTARA 2024