Komaruddin Hidayat Bekali Wawasan Kebangsaan Mahasiswa Untidar
Selasa, 29 Agustus 2017 20:50 WIB
Komaruddin Hidayat (ANTARA/Teresia May)
Magelang, ANTARA JATENG - Cendekiawan Komaruddin Hidayat memberikan wawasan kebangsaan dan peningkatan bela negara kepada para mahasiswa Universitas Tidar Kota Magelang, Jawa Tengah, Selasa.
"Pluralisme tidak terbantahkan, demikian juga semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi jati diri bangsa. Semua itu tidak bisa ditawar oleh generasi saat ini dan yang akan datang," katanya di Magelang, Selasa.
Komaruddin yang juga mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut, menjelaskan tentang keragaman suku, etnis, dan agama sebagai kekuatan penyangga berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada acara yang dihadiri Rektor Untidar Kota Magelang Cahyo Yusuf itu, ia menyebut keragaman Bangsa Indonesia sebagai kehendak Allah SWT
"Mereka yang menentang keberagaman Indonesia, menentang kehendak Allah SWT," ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia mengemukakan tentang kecerdasan para pendiri bangsa, yang antara lain merumuskan ideologi dan dasar negara, Pancasila, serta memutuskan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan pemersatu bangsa.
Ia menyebut banyak bahasa digunakan suku-suku di Indonesia, seperti Jawa, Sunda, Batak, Bugis, dan Bali.
Akan tetapi, katanya, para pendiri bangsa memutuskan bahwa bahasa Melayu yang egaliter sebagai bahasa pemersatu bangsa.
"Karena lebih egaliter sehingga tidak menimbulkan kecemburuan," kata Komaruddin Hidayat yang juga alumnus Pondok Pesantren Modern Pabelan Kabupaten Magelang pada 1969 itu.
Ia mengemukakan pentingnya para mahasiswa menjalani kuliah bukan sekadar mengejar nilai indeks prestasi kumulatif yang tinggi.
Akan tetapi, katanya, mereka harus menguasai keterampilan guna memenangkan persaingan dalam dunia kerja dengan persaingan yang makin ketat.
Mahasiswa, ujarnya, harus memperluas pergaulan dengan siapa saja dari berbagai kalangan sehingga wawasannya makin luas.
Rektor Untidar Cahyo Yusuf mengatakan tentang pentingnya mahasiswa memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan semangat bela negara yang kuat guna menjaga keutuhan NKRI.
"Pluralisme tidak terbantahkan, demikian juga semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi jati diri bangsa. Semua itu tidak bisa ditawar oleh generasi saat ini dan yang akan datang," katanya di Magelang, Selasa.
Komaruddin yang juga mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut, menjelaskan tentang keragaman suku, etnis, dan agama sebagai kekuatan penyangga berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada acara yang dihadiri Rektor Untidar Kota Magelang Cahyo Yusuf itu, ia menyebut keragaman Bangsa Indonesia sebagai kehendak Allah SWT
"Mereka yang menentang keberagaman Indonesia, menentang kehendak Allah SWT," ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia mengemukakan tentang kecerdasan para pendiri bangsa, yang antara lain merumuskan ideologi dan dasar negara, Pancasila, serta memutuskan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan pemersatu bangsa.
Ia menyebut banyak bahasa digunakan suku-suku di Indonesia, seperti Jawa, Sunda, Batak, Bugis, dan Bali.
Akan tetapi, katanya, para pendiri bangsa memutuskan bahwa bahasa Melayu yang egaliter sebagai bahasa pemersatu bangsa.
"Karena lebih egaliter sehingga tidak menimbulkan kecemburuan," kata Komaruddin Hidayat yang juga alumnus Pondok Pesantren Modern Pabelan Kabupaten Magelang pada 1969 itu.
Ia mengemukakan pentingnya para mahasiswa menjalani kuliah bukan sekadar mengejar nilai indeks prestasi kumulatif yang tinggi.
Akan tetapi, katanya, mereka harus menguasai keterampilan guna memenangkan persaingan dalam dunia kerja dengan persaingan yang makin ketat.
Mahasiswa, ujarnya, harus memperluas pergaulan dengan siapa saja dari berbagai kalangan sehingga wawasannya makin luas.
Rektor Untidar Cahyo Yusuf mengatakan tentang pentingnya mahasiswa memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan semangat bela negara yang kuat guna menjaga keutuhan NKRI.
Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
RS Samsoe Hidayat lindungi 100 pekerja informal jaminan sosial ketenagakerjaan
26 September 2024 21:39 WIB
Arief Hidayat: Kepemimpinan MK yang baru diharapkan kembalikan kepercayaan publik
10 November 2023 18:40 WIB, 2023
Direktur Sido Muncul bocorkan kiat sukses di Konvensi Humas Indonesia
02 September 2023 21:30 WIB, 2023
KH Mughni Labib dan Imam Hidayat pimpin NU Banyumas periode 2023-2028
12 December 2022 16:11 WIB, 2022
Antisipasi bencana, tim gabungan gelar apel siaga bencana di Boyolali
26 October 2022 13:32 WIB, 2022
Ustaz Adi Hidayat harap Muktamar Muhammadiyah beri kontribusi bagi NKRI
08 October 2022 21:01 WIB, 2022