Demiz Hargai Keputusan Aher Mundur jadi Ketua Timses
Selasa, 5 September 2017 17:43 WIB
Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Bekasi, ANTARA JATENG - Bakal calon Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar
menghargai keputusan politisi Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Heryawan
yang dikabarkan mundur dari dukungan sebagai Ketua Tim Sukses Pemilihan
Gubernur Jawa Barat 2018-2023.
"Kita menghargai sikap Pak Gubernur Ahmad Heryawan (Aher), karena beliau sudah mempertimbangkan secara matang keputusan itu," katanya di Bekasi, Selasa.
Deddy mengatakan, dirinya melihat adanya sejumlah potensi negatif bila sosok Gubernur Jawa Barat itu tetap dipaksakan maju sebagai ketua Timses bagi dirinya dan Ahmad Syaikhu dalam Pilgub mendatang.
"Sekarang Kang Aher menjabat gubernur sampai Juni 2018, masa seorang gubernur menjadi ketua timses. Enggak elok dan enggak etis, nanti ketua timses harus daftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Masa gubernur jadi ketua tim ses pemilihan gubernur, kalau pemilihan presiden bolehlah," katanya.
Menurut dia, potensi negatif dari kepemimpinan Aher sebagai timses adalah kemungkinan pemanfaatan fasilitas negara dalam proses pemenangan kandidat.
"Nanti digunakan fasilitas negara saat jadi ketua timses. Kita harus menghindari hal itu," katanya.
Namun demikian, Deddy meyakini bahwa Aher merupakan kader PKS yang loyal untuk membantu pemenangan partai pendukung dalam Pilkada serentak 2018.
"Tapi sebagai kader loyal pasti membantu. Tapi kalau ditetapkan ketua timses tidak boleh," katanya.
Deddy memastikan tidak ada persoalan pribadinya dengan Aher dalam proses pencalonan sebagai peserta Pilgub.
"Saya tidak ada masalah dengan Pak Aher. Tidak ada perpecahan di kami," katanya.
"Kita menghargai sikap Pak Gubernur Ahmad Heryawan (Aher), karena beliau sudah mempertimbangkan secara matang keputusan itu," katanya di Bekasi, Selasa.
Deddy mengatakan, dirinya melihat adanya sejumlah potensi negatif bila sosok Gubernur Jawa Barat itu tetap dipaksakan maju sebagai ketua Timses bagi dirinya dan Ahmad Syaikhu dalam Pilgub mendatang.
"Sekarang Kang Aher menjabat gubernur sampai Juni 2018, masa seorang gubernur menjadi ketua timses. Enggak elok dan enggak etis, nanti ketua timses harus daftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Masa gubernur jadi ketua tim ses pemilihan gubernur, kalau pemilihan presiden bolehlah," katanya.
Menurut dia, potensi negatif dari kepemimpinan Aher sebagai timses adalah kemungkinan pemanfaatan fasilitas negara dalam proses pemenangan kandidat.
"Nanti digunakan fasilitas negara saat jadi ketua timses. Kita harus menghindari hal itu," katanya.
Namun demikian, Deddy meyakini bahwa Aher merupakan kader PKS yang loyal untuk membantu pemenangan partai pendukung dalam Pilkada serentak 2018.
"Tapi sebagai kader loyal pasti membantu. Tapi kalau ditetapkan ketua timses tidak boleh," katanya.
Deddy memastikan tidak ada persoalan pribadinya dengan Aher dalam proses pencalonan sebagai peserta Pilgub.
"Saya tidak ada masalah dengan Pak Aher. Tidak ada perpecahan di kami," katanya.
Pewarta : Andi Firdaus
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Jokowi hargai sikap Arab Saudi tangguhkan layanan umroh cegah Corona
27 February 2020 12:49 WIB, 2020
Tingkatkan kesejahteraan, Bupati Temanggung ajak warga hargai produk lokal
24 October 2019 20:43 WIB, 2019
Terpopuler - NASIONAL
Lihat Juga
HUT Ke-68 LVRI, Ketum PPM berharap kesejahteraan veteran dapat terus ditingkatkan
02 January 2025 11:04 WIB