Semarang, ANTARA JATENG - Konferensi Paralel Pemuda Nasional Indonesia akan menggelar Future Leader Summit (FLS) pada tanggal 9-10 September 2017 di Kota Semarang.

Communication Director Future Leader Summit 2017 Efrilia Wahyu Nur Risqi menjelaskan bahwa FLS tahun ini akan mengangkat tema Be A Creative Creator to Maximize Demographic Dividend.

Efrilia menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan FLS sudah dimulai dari pra-event berupa kampanye di media sosial sejak Mei 2017 yang mengusung tema Dare to Create (juga menjadi jargon FLS 2017).

Bulan Juni 2017, lanjut Efrilia, dibuka pendaftaran untuk para delegasi dan berhasil mengajak 25.512 pemuda Indonesia yang mau memberikan perubahan untuk Indonesia, hingga terpilih 240 pemuda siap untuk berkolaborasi bersama di Kota Semarang.

"Pada tanggal 9-10 September, 240 delegates yang terpilih dibagi sesuai dengan room atau isu yang dipilih sendiri oleh delegates yaitu Education Development, Tourism, Science-Technology, Urban Environment, Digital, dan Creative Industry," katanya.

Delegates akan mengikuti berbagai rangkaian kegiatan selama dua hari, dimulai dengan hari pertama yaitu Welcoming Session, Ideas Trial yang diselenggarakan di enam tempat yang berbeda, dan ditutup dengan Gala Future Leader.

"Pada hari kedua, delegates akan mengukuti Workshop yang dibagi menjadi lima kelas dan puncak acara dari FLS 2017 sendiri yaitu Grand Summit. Terdapat 14 speaker yang akan mengisi kegiatan FLS tahun ini, diantaranya Tyovan Ari Widagdo (Founder Bahaso), Machmud Luthfi Huzain (Founder dan CEO PT. Neolgae Indonesia Makmur), serta Sigit Kusumawijaya (Co-Inisiator Indonesia Berkebun)," katanya.

Sementara pada acara puncak FLS 2017 yaitu Grand Summit yang akan diselenggarakan di Ballroom Pesonna Hotel menghadirkan speaker Putra Nababan, jurnalis senior sekaligus pendiri Talent.id, M. Alfatih Timur Co-Founder dan CEO Kitabisa.com, serta Ari Juliano Gema, Kepala Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi BEKRAF.

"Grand Summit FLS 2017 akan dibuka dan dapat dihadiri oleh umum, sehingga para pemuda tetap dapat mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari perubahan Indonesia dengan ikut serta pada Grand Summit," demikian Efrilia.