SUN Energy perkuat posisi sebagai mitra strategis transformasi hijau di sektor industri
Semarang (ANTARA) - SUN Energy terus memperkuat posisinya sebagai mitra strategis transformasi hijau di sektor industri, untuk mengurangi emisi karbon sesuai Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC), sebesar 32 persen atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada tahun 2030.
Oky Gunawan, Chief of Sales SUN Energy di Semarang, Senin (9/12) menjelaskan perkembangan energi surya di Indonesia saat ini telah berlangsung secara masif. Semakin banyak sektor industri yang sadar akan manfaat pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), khususnya energi surya, sebagai opsi renewable yang terjangkau.
Ia menyebutkan dengan kapasitas proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 175 MWp yang telah dicapai pada tahun 2024 dan penetrasi di Jawa Tengah mencapai 10-15 persen dari total kapasitas terpasang.
Di Jawa Tengah, kata Oky, sebanyak 25 persen pelanggan PLN telah menggunakan PLTS atap sebagai bagian dari inisiatif hijau yang menegaskan pentingnya peran industri dalam mendorong transformasi energi.
"Salah satu inisiatif kami adalah menyelenggarakan Green Future Summit, yang dirancang untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan guna mempercepat adopsi energi terbarukan di sektor industri. Acara ini akan berlangsung di tiga kota, yaitu Surabaya, Semarang, dan Jakarta,” kata Oky.
Salah satu langkah strategis yang semakin populer adalah pemanfaatan energi surya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Energi surya kini menjadi tren yang relevan, efisien dan terjangkau seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi di sektor industri.
Adopsi EBT, lanjut Oky, khususnya energi surya, juga didukung oleh ekosistem yang semakin memadai, termasuk regulasi dengan skema kuota dan keterjangkauan teknologi. Teknologi ini memainkan peran penting dalam efisiensi produksi PLTS bagi sektor industri. Sebagai salah satu mitra teknologi utama SUN Energy, Huawei Digital Power memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan implementasi solusi energi surya di sektor industri.
Jimmy Carlos Simamora, Channel Marketing Manager Huawei Digital Power, menegaskan pentingnya kolaborasi dengan SUN Energy dalam mendorong adopsi teknologi energi surya.
"SUN Energy adalah mitra strategis bagi Huawei dalam mengakselerasi adopsi energi terbarukan di Indonesia, terutama di sektor industri. Dengan pengalaman dan portofolio yang kuat, SUN Energy telah membuktikan diri sebagai pemain kunci dalam pengembangan PLTS," katanya.
Huawei menyediakan solusi teknologi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengoptimalkan kinerja PLTS, mulai dari inverter cerdas hingga sistem manajemen energi berbasis IoT.
"Kolaborasi kami memungkinkan terciptanya ekosistem energi yang andal, efisien, dan terjangkau bagi sektor industri. Kami percaya bahwa dengan dukungan teknologi inovatif, SUN Energy dapat mempercepat transformasi hijau di Indonesia, termasuk di wilayah strategis seperti Jawa Timur yang memiliki potensi besar dalam pengembangan PLTS," kata Jimmy.
Jimmy menambahkan dengan diselenggarakannya Green Future Summit, SUN Energy berharap dapat mempercepat transformasi hijau di sektor industri melalui kolaborasi lintas sektor, adopsi teknologi canggih, dan penerapan solusi energi berkelanjutan. Jawa Timur, sebagai pusat pengembangan PLTS, menjadi sorotan dalam mendukung target pengurangan emisi nasional.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024