CSIS: Elektabilitas Jokowi Aman jika Menyentuh Angka di Atas 60 Persen
Selasa, 12 September 2017 12:51 WIB
Presiden Joko Widodo (ANTARA /Rosa Panggabean)
Jakarta, ANTARA JATENG - Hasil survei lembaga Centre for Strategic and
International Studies (CSIS) menunjukkan elektabilitas Presiden Joko
Widodo terus meningkat sejak tahun 2015.
"Berdasarkan survei, elektabilitas Presiden Jokowi terus meningkat sejak 2015," ujar Peneliti Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS, Arya Fernandes dalam pemaparan hasil survei CSIS di Jakarta, Selasa.
Survei ini dilakukan selama 23-30 Agustus 2017 terhadap 1.000 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia, dengan margin of error +/- 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari hasil paparan, elektabilitas Jokowi pada 2015, 2016, 2017 berturut-turut 36,1 persen; 41,9 persen; dan 50,9 persen. Elektabilitas ini lebih tinggi dibandingkan rival terdekat Jokowi yakni Prabowo Subianto.
CSIS merekam elektabilitas Prabowo cenderung mengalami stagnasi dalam tiga tahun tersebut, masing-masing, 28 persen; 24,3 persen; dan 25,8 persen.
Direktur Eksekutif CSIS Philip J. Vermonte mengatakan sejatinya elektabilitas seorang petahana baru dapat dikatakan relatif aman jika menyentuh angka di atas 60 persen.
"Sebetulnya untuk seorang incumbent lebih aman kalau angkanya 60 sampai 70 sekian persen. Tapi ini baru tiga tahun pemerintahan," kata Philip.
Menurut dia, kepercayaan publik saat ini dapat menjadi modal Jokowi untuk bisa meningkatkan elektabilitasnya di sisa masa pemerintahannya.
Kepercayaan publik dapat diperoleh dengan meningkatkan pembangunan di bidang-bidang yabg berkaitan hajat hidup orang banyak yakni perekonomian.
"Berdasarkan survei, elektabilitas Presiden Jokowi terus meningkat sejak 2015," ujar Peneliti Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS, Arya Fernandes dalam pemaparan hasil survei CSIS di Jakarta, Selasa.
Survei ini dilakukan selama 23-30 Agustus 2017 terhadap 1.000 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia, dengan margin of error +/- 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari hasil paparan, elektabilitas Jokowi pada 2015, 2016, 2017 berturut-turut 36,1 persen; 41,9 persen; dan 50,9 persen. Elektabilitas ini lebih tinggi dibandingkan rival terdekat Jokowi yakni Prabowo Subianto.
CSIS merekam elektabilitas Prabowo cenderung mengalami stagnasi dalam tiga tahun tersebut, masing-masing, 28 persen; 24,3 persen; dan 25,8 persen.
Direktur Eksekutif CSIS Philip J. Vermonte mengatakan sejatinya elektabilitas seorang petahana baru dapat dikatakan relatif aman jika menyentuh angka di atas 60 persen.
"Sebetulnya untuk seorang incumbent lebih aman kalau angkanya 60 sampai 70 sekian persen. Tapi ini baru tiga tahun pemerintahan," kata Philip.
Menurut dia, kepercayaan publik saat ini dapat menjadi modal Jokowi untuk bisa meningkatkan elektabilitasnya di sisa masa pemerintahannya.
Kepercayaan publik dapat diperoleh dengan meningkatkan pembangunan di bidang-bidang yabg berkaitan hajat hidup orang banyak yakni perekonomian.
Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Survei: Kedekatan dengan Joko Widodo dan Prabowo dorong elektabilitas Luthfi-Yasin
09 September 2024 19:07 WIB