Semarang, ANTARA JATENG - Pedagang bunga di Pasar Kembang Kalisari, Semarang mengeluhkan tentang kondisi lapak, khususnya tata tempat kios yang terbuka menyebabkan dagangan mereka basah saat hujan.

"Sekarang ini musim hujan, terasa. Kios kami `tempias` (terhembus, red.) air kalau hujan. Bahkan, airnya sampai menggenang," kata Mayang Sumekar, pemilik Krisant Florist di Pasar Kembang Kalisari, Semarang, Selasa.

Menurut dia, para pedagang tidak memberikan sekat penutup karena ada larangan dari Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi agar Kampung Pelangi yang persis berada di belakang Pasar Kembang Kalisari terlihat.

Namun, ia jujur mengaku tidak nyaman dengan tidak adanya sekat penutup sehingga berencana tetap memasang sekat, khususnya di bagian belakang untuk melindungi bunga-bunga dagangannya dari hempasan air hujan.

Mayang mengaku serba bingung karena saat musim panas membuat bunga dagangannya kepanasan dan layu terkena matahari, tetapi jika musim hujan seperti sekarang membuat dagangan terkena air dan cepat busuk, terutama bunga mawar.

Pemilik Stiva Florist, Lalita Maulida mengungkapkan hal senada mengenai kondisi lapak atau kios yang ditempatinya kurang nyaman dengan kondisi yang serba terbuka, apalagi memasuki musim hujan seperti sekarang.

"Kalau hujan, air selalu masuk ke kios dan membuat jadi becek. Saya harus memindah-mindahkan dagangan ke tempat yang lebih aman. Kalau tidak, ya, bisa basah kena hujan. Sekarang kan sudah musim hujan," katanya.

Ditambah, kata dia, proyek pelebaran Sungai Semarang di belakang pasar yang memisahkannya dengan Kampung Pelangi menghambat mobilitas pedagang dengan adanya lalu lalang alat berat untuk pekerjaan proyek.

Ia mengharapkan adanya renovasi dengan memberi sekat penutup dan menambah panjang atap teras agar pedagang nyaman saat berjualan di musim panas maupun musim hujan dan proyek pembangunan sungai segera selesai.

Sejumlah pedagang bunga lainnya di Pasar Kembang Kalisari Semarang pun merasakan hal yang sama, seperti diungkapkan Widodo, pemilik Manggar Florist dan Wiwik Widyowati, pemilik Chandra Florist.

"Ya, kami berharap pemerintah segera menanggapi dan menindaklanjuti keluhan pedagang. Terutama, kalau hujan memang membuat pedagang kerepotan karena tidak adanya sekat penutup," kata Widodo, diamini Wiwik.

Di sisi lain, pedagang juga tidak bisa memasang sekat karena Pemerintah Kota Semarang melarang karena bisa menutup Kampung Pelangi, sementara jika kondisi tetap seperti itu membuat pedagang kewalahan.