Magelang, ANTARA JATENG - Siti Marfuah, anak dari penjual sate ayam keliling di Kota Magelang, Jawa Tengah, meraih indeks prestasi komulatif (IPK) tertinggi pada wisuda Universitas Tidar (Untidar) Magelang periode Oktober 2017, Sabtu.

Anak pasangan Muh Jalaludin dan Satuna, warga Jalan Buton Cemara, Kelurahan Kedungsari, Kota Magelang, tersebut merupakan wisudawan program studi Akuntansi D3, Fakultas Ekonomi berhasil meraih IPK tertinggi 3,87 dari 220 wisudawan Untidar.

Tidak pernah terlintas sedikit pun di benak Siti Marfuah untuk mendapatkan IPK tertinggi saat wisuda, Untuk dapat melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi saja, dia perlu berjuang selama lima tahun setelah lulus SMA untuk mengumpulkan biaya kuliah.

"Mengumpulkan biaya dulu dengan kerja apa adanya. Mulai dari bimbingan belajar untuk anak SD dan SMP, membantu bikin kue tetangga, dan jualan buku," kata Siti.

Ia menuturkan penghasilan menyelenggarakan bimbingan belajar tidak menentu mulai dibayar Rp2.000 setiap pertemuan atau Rp5.000 setiap tiga kali pertemuan.

"Dulu satu bulan hanya dapat Rp100 ribu, tetapi sekarang alhamdulillah berkat orang tua murid ikut mempromosikan jadinya pendapatan sudah lumayan, cukup untuk biaya kuliah bahkan bantu berbenah rumah sedikit demi sedikit," katanya.

Ia mengatakan setelah lulus D3 tersebut dirinya ingin bekerja sambil meneruskan kuliah S1.

"Cita-cita saya dulu ingin menjadi guru, tetapi saat ini ingin bekerja sebagai akuntan sesuai ilmu yang saya pelajari," katanya.

Di tengah kesibukannya kuliah dan mengajari anak-anak dalam bimbingan belajar, Siti tetap berupaya membantu pekerjaan orang tua, setiap pagi membuat bumbu sate sebelum berangkat kuliah.

Perempuan kelahiran Sampang, Madura, 21 Juni 1991, ini dikenal sebagai pribadi yang pintar, ulet dan percaya diri di kalangan teman kuliahnya. Peraih juara 3 Lomba Debat Bahasa Inggris tingkat universitas ini mengaku tidak pernah malu dengan keadaannya.

Siti saat ini sedang mengambil kursus Bahasa Jepang selagi menunggu mendapat panggilan dari lamaran pekerjaan yang dia kirimkan. Menjadi wanita karir merupakan target jangka pendeknya. Ke depannya dia ingin mendirikan usaha sendiri dan membangun sebuah perpustakaan di mana semua orang bisa membaca gratis.

Ayah Siti, Jalaludin mengatakan Siti anak nomor tiga dari lima bersaudara dan hanya dia yang kuliah.

Ia menuturkan Siti anak yang mandiri sejak kecil, untuk biaya kuliah dia mencari sendiri dengan mengadakan bimbingan belajar.

"Saya sehari-hari jualan sate keliling, kalau istri saya jualan sate di Pasar Payaman. Penghasilan pas-pasan untuk biaya lima orang anak. Tetapi, Siti dari SD sudah mulai cari biaya sendiri buat sekolah. Bisa sekolah tanpa merepotkan bapak ibu saja alhamdulillah, apalagi Siti jadi lulusan terbaik," katanya.