Pekalongan, ANTARA JATENG - Aktivitas lelang ikan di Tempat Pelelangan Ikan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, hingga kini masih stagnan karena banyak nelayan yang belum pulang dari berlayar mencari ikan di laut.

Kepala TPI Kota Pekalongan, Sugiyo di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa rata-rata setiap hari hanya ada dua kapal besar dan berbobot 10 gross tone (GT) yang membongkar hasil tangkapan ikan di tempat pelelangan ikan.

"Kami memperkirakan aktivitas lelang ikan akan mulai ramai atau memasuki puncaknya pada pertengahan November 2017 karena banyak nelayan kembali ke pelabuhan setelah mereka 4 bulan mencari ikan di laut," katanya.

Ia mengatakan pada Kamis (9/11), produksi ikan hanya mencapai sekitar 20 ton atau senilai sekitar Rp400 juta karena hanya ada dua kapal jenis purse saine dan kapal jenis cakalan yang membongkar hasil tangkapan ikan.

Dampak stagnannya produksi ikan, kata dia, harga ikan di TPI Pekalongan lebih tinggi dibanding harga ikan di daerah lain, yaitu sekitar Rp1.500 per kilogram hingga Rp2.000/ kilogram.

"Misalnya, harga ikan lemuru di Pekalongan mencapai Rp17 ribu/ kilogram tetapi di daerah lain hanya Rp sekitar 15 ribu/ kilogram, ikan banyar kini Rp25 ribu/ kilogram, dan layang Rp19 ribu/kilogram," katanya.

Ia mengatakan hingga akhir Oktober 2017, pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor TPI baru mencapai sekitar Rp3,9 miliar dari target yang ditentukan Rp6 miliar.

"Oleh karena, kami pesimistis target PAD 2017 sebesar Rp6 miliar akan terlampaui. Kendati demikian, dengan menyisakan waktu sekitar 1,5 bulan ini, kami berharap target PAD 2017 dapat mendekati yang ditentukan," katanya.

Ketua Himpunan Pengusaha Ikan Kota Pekalongan, Nasokha di Pekalongan, mengatakan selama beberapa bulan terakhir ini para bakul ikan kesulitan memperoleh pasokan ikan karena aktivitas TPI nyaris sepi.

"Saat ini kami terpaksa harus mendapatkan ikan dari luar daerah seperti Juwana Pati, Tegal, dan Jakarta. Saat ini banyak bakul ikan yang menganggur karena TPI nyaris sepi," katanya.