Batang, ANTARA JATENG - Wakil Ketua Palang Merah Indonesia Pusat Bidang Penaggulangan Bencana, Letjen TNI (Purn) Sumarsono mengatakan bahwa dengan menanam mangrove maka selain meminimalisasi bencana abrasi dan pemanasan global juga akan menambah penghasilan ekonomi masyarakat pesisir.

"Kalau menanam mangrove hanya perintah saja, masyarakat menilai hanya menghabiskan tenaga. Akan tetapi jika ada nilai tambah untuk penghasilan guna meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir," katanya pada saat menutup program `Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat` di Batang, Jumat.

Ia mengatakan banyak nilai tambah peningkatan ekonomi dengan menanam mangrove karena tanaman tersebut bisa dijadikan minuman sirup, bahan baku arang baterai, sarang lebah, tempat persemaian kepiting soka, dan pusat edukasi mangrove sebagai rekreasi atau destinasi wisata.

"Jadi harus punya nilai ekonomis sehingga masyarakat akan bergerak sekaligus untuk mengurangi abrasi dan meminimalisasi bencana," katanya.

Ia mengatakan pada program tersebut, PMI bekerja sama dengan stakeholder telah menanam 50 ribu tanaman mangrove dan cemara di 17 titik.

"Kami mengajak semuanya untuk berpartisipasi menjaga lingkungan karena siapa lagi jika bukan kita dan kapan lagi kalau bukan dilakukan sekarang," katanya.

Ia menilai Kabupaten Batang termasuk daerah yang sukses dalam menyelenggarakan program `Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat` karena dari segi organisasi dan sumber daya manusia (SDM) PMI bersama relawanya sangat mendukung.

Sekertaris Daerah Kabupaten Batang, Nasikhin mengatakan keberhasilan dalam menanam mangrove dan cemara sangat membantu untuk meminimalisasi bencana abrasi dan bencana lainya.

"Setelah kita gencar menanam mangrove dan cemara laut di pesisir pantai telah memiliki pengaruh sangat besar. Oleh karena, kita jangan puas dengan apa yang sudah ada melainkan tetap mendata dan meninventarisasi titik mana yang masih harus ditanam mangrove," katanya.