Logo Header Antaranews Jateng

Cegah abrasi, PLN rehabilitasi mangrove di Kaliwlingi Brebes

Kamis, 29 Agustus 2024 16:55 WIB
Image Print
PLN Peduli melakukan rehabilitasi mangrove di Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes pada Selasa (27/8). Program ini merupakan wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang dilakukan untuk penyelamatan wilayah pesisir pantai dari abrasi. Dok. PLN
Semarang (ANTARA) - Lima tahun transformasi BUMN, PLN secara konsisten turut serta dalam program pelestarian lingkungan demi menciptakan masa depan Bumi yang lebih hijau.

Melalui Program PLN Peduli, kali ini PLN melakukan rehabilitasi mangrove di Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes pada Selasa (27/8). Program ini merupakan wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang dilakukan untuk penyelamatan wilayah pesisir pantai dari abrasi. 

Rehabilitasi yang dilakukan berupa penanaman baru, pemeliharaan dan penyulaman mangrove yang dilaksanakan bersama-sama dengan beberapa pihak antara lain Kelompok Masyarakat Pelestari Hutan Pesisir (KMPHP) Mangrove Sari, Pemerintah Daerah Brebes, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Pemali Jratun, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah V.

Sebanyak 200.000 bibit mangrove di tanam untuk merehabilitasi lahan seluas sekitar 20 hektare (ha). Ketua KMPHP Mangrove Sari, Bangkit mengatakan selama melakukan penanaman di wilayah Pandansari Kaliwlingi tingkat keberhasilannya adalah sebesar 80%.

“Luasan total hutan mangrove di Kaliwlingi ada 445 ha ditanami dari tahun 2004 hingga 2024. Selama 20 tahun kami menanam alhamdulillah tingkat keberhasilannya sangat tinggi sekitar 80%. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor seperti kualitas bibit mangrove, kualitas air, udara, tanah, gelombang laut dan hal teknis lainnya,” tutur Bangkit.

Desa Kaliwlingi Dusun Pandansari merupakan lahan konservasi percontohan untuk membentuk ekosistem mangrove yang baik. Pada beberapa titik pernah terkikis abrasi oleh arus laut sejak tahun 1963 sampai 2009 seluas 812 ha. Namun lokasi lainnya seperti di muara Sungai Pemali terdapat sedimentasi yang lama kelamaan menjadi tanah timbul dan memungkinkan untuk menjadi lahan tumbuh mangrove baru. 

Program rehabilitasi ini merupakan program berkelanjutan PLN Peduli sejak tahun 2023 yang bekerjasama dengan berbagai pihak dan telah menanam sebanyak 100.000 bibit mangrove. Pada tahun 2024, program ini dilanjutkan dengan menanam kembali 100.000 bibit. 

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY Mochamad Soffin Hadi mengatakan bahwa PLN berkomitmen untuk terus melaksanakan kegiatan ini sebagai bentuk tanggung jawab sosial baik terhadap lingkungan juga terhadap masyarakat. 

“Sebelum terjadinya abrasi, sangat perlu dilakukan pencegahan dengan penanaman mangrove. Program ini dilakukan berkelanjutan dengan monitoring evaluasi yang konsisten diharapkan ke depan lingkungan pantai utara terhindar dari abrasi,” tambah Soffin.

Perencanaan yang matang juga mendukung tingkat keberhasilan. Dalam hal ini BPDAS dan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah V yang merupakan perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup terjun langsung memberikan pendampingan dengan membuat rancangan teknis, pola tanam dan perencanaan agar tingkat keberhasilan hidup mangrove bisa lebih tinggi. 

Perwakilan BPDAS Pemali Jratun, Rusiman mengungkapkan bahwa BPDAS dan CDK Wilayah V rutin melakukan pendampingan kepada kelompok masyarakat.

“Kami dari BPDAS dan CDK V dalam hal ini memberikan pendampingan dengan perencanaan pembuatan rancangan teknis selanjutnya menyosialisasikan kepada seluruh masyarakat untuk ikut serta menyukseskan program. Penanaman ini ada beberapa pola berbeda yaitu di daerah pantai dan dekat tambak di mana pola tersebut juga menentukan jenis mangrove yang sesuai,” ungkap Rusiman.

Program TJSL Rehabilitasi Mangrove ini memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Masyarakat akan merasakan lingkungan yang asri dan lestari tanpa khawatir ancaman rob dan abrasi. Selain itu masyarakat sekitar juga bisa memberdayakan hutan mangrove sebagai objek wisata, membuat olahan makanan dan membuat pewarna batik dari buah mangrove.

Adapun dampak positif bagi lingkungan adalah dapat mencegah proses abrasi dengan munculnya hamparan hutan baru yang membentuk suatu kawasan ekosistem baru berupa satwa laut seperti ikan, kepiting, burung laut yang akan menjadikan hutan mangrove ini sebagai habitatnya. ***
 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024