Bangunan polder untuk mengantisipasi banjir perlu ditambah
Senin, 19 Februari 2018 21:34 WIB
Calon Bupati Kudus Sri Hartini tengah berjalan di genangan banjir yang terdapat anak yang sedang berenang di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (19/2). Dia berjanji akan menambah bangunan polder pengendali banjir ketika dipercaya menjadi Bupati Kudus. (Foto: Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (Antaranews Jateng) - Bangunan polder pengendali banjir di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, perlu ditambah agar debit air yang dibuang ke sungai semakin maksimal untuk mempercepat surut genangan banjir yang sering melanda daerah ini.
"Jika saya dipercaya masyarakat Kudus untuk memimpin Kudus, tentunya permasalahan banjir di Desa Jati Wetan dan sekitarnya akan kami prioritaskan untuk dituntaskan dengan menambah mesin pompa penyedot air," kata Calon Bupati Kudus Sri Hartini didampingi wakilnya Setia Budi Wibowo ditemui di sela-sela mengunjungi warga Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, yang dilanda banjir, di Kudus, Senin.
Menurut dia, dua unit mesin penyedot air yang tersedia di bangunan polder saat ini belum maksimal dalam membuang air dari daerah permukiman di Desa Jati Wetan ke Sungai Wulan.
Ia optimistis jika ada penambahan polder tersebut bisa memaksimalkan upaya pencegahan terjadinya banjir yang sering melanda kawasan Desa Jati Wetan dan sekitarnya.
Sebelum dilakukan penambahan bangunan polder beserta mesin pompa penyedot air, kata dia, perlu dianalisa terlebih dahulu debit air yang selama ini menggenangi perkampungan warga di Desa Jati Wetan.
Setelah dianalisa, kata dia, tentunya akan diketahui kebutuhan mesin pompa agar setiap curah hujan tinggi, genangan yang sering kali menggenangi perkampungan warga bisa cepat surut.
Sementara yang terjadi saat ini, lanjut dia, genangan sudah berlangsung berhari-hari.
Terkait kedatangannya ke lokasi banjir, kata Hartini, dalam rangka memberikan dukungan masyarakat agar tetap bersabar dengan bencana banjir yang terjadi.
"Kami juga memberikan bantuan kepada warga, berupa roti dan mi instan," ujarnya.
Ia berharap, bantuan tersebut bisa meringankan beban warga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Laksmi, salah seorang warga Desa Jati Wetan mengakui, genangan banjir terjadi sejak beberapa pekan, namun genangan banjir yang cukup tinggi terjadi sejak lima hari terakhir.
Untuk itu, dia terpaksa mengungsi, ke Balai Desa Jati Wetan, karena rumahnya tidak bisa ditempati.
Berdasarkan keterangan dari pihak Pemerintah Desa Jati Wetan, jumlah pengungsi saat ini sebanyak 238 orang.
Sementara jumlah rumah warga yang terdampak banjir mencapai ratusan rumah, namun yang mengungsi hanya 72 keluarga.
Dalam rangka meminimalkan dampak banjir, selain disediakan polder juga tersedia bangunan reservoir yang memiliki daya tampung air mencapai 4.760 meter kubik, sehingga ketika curah hujan tinggi dampak banjir yang sering melanda pemukiman di Kecamatan Jati dan sekitarnya bisa dikurangi.
Adapun ukuran reservoir yang dibangun tersebut, memiliki panjang 162 meter dengan kedalaman 360 meter dan lebar 7,5 meter.
Bangunan reservoir tersebut, awalnya merupakan saluran air di daerah setempat, karena kawasan Desa Jati Wetan sering dilanda banjir, maka pemkab setempat membuat bangunan pengendali banjir berupa reservoir dengan daya tampung yang cukup besar.
Ketika debit air Sungai wulan kurang dari 100 meter kubik per detik, pembuangan air cukup dibuka pintu polder, sedangkan ketika debit airnya lebih dari 100 meter kubik per detik, tentunya harus memanfaatkan mesin pompa yang sudah ada.
Pada bangunan polder, terdapat dua mesin pompa dengan kapasitas masing-masing 200-an meter kubik per detik.
"Jika saya dipercaya masyarakat Kudus untuk memimpin Kudus, tentunya permasalahan banjir di Desa Jati Wetan dan sekitarnya akan kami prioritaskan untuk dituntaskan dengan menambah mesin pompa penyedot air," kata Calon Bupati Kudus Sri Hartini didampingi wakilnya Setia Budi Wibowo ditemui di sela-sela mengunjungi warga Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, yang dilanda banjir, di Kudus, Senin.
Menurut dia, dua unit mesin penyedot air yang tersedia di bangunan polder saat ini belum maksimal dalam membuang air dari daerah permukiman di Desa Jati Wetan ke Sungai Wulan.
Ia optimistis jika ada penambahan polder tersebut bisa memaksimalkan upaya pencegahan terjadinya banjir yang sering melanda kawasan Desa Jati Wetan dan sekitarnya.
Sebelum dilakukan penambahan bangunan polder beserta mesin pompa penyedot air, kata dia, perlu dianalisa terlebih dahulu debit air yang selama ini menggenangi perkampungan warga di Desa Jati Wetan.
Setelah dianalisa, kata dia, tentunya akan diketahui kebutuhan mesin pompa agar setiap curah hujan tinggi, genangan yang sering kali menggenangi perkampungan warga bisa cepat surut.
Sementara yang terjadi saat ini, lanjut dia, genangan sudah berlangsung berhari-hari.
Terkait kedatangannya ke lokasi banjir, kata Hartini, dalam rangka memberikan dukungan masyarakat agar tetap bersabar dengan bencana banjir yang terjadi.
"Kami juga memberikan bantuan kepada warga, berupa roti dan mi instan," ujarnya.
Ia berharap, bantuan tersebut bisa meringankan beban warga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Laksmi, salah seorang warga Desa Jati Wetan mengakui, genangan banjir terjadi sejak beberapa pekan, namun genangan banjir yang cukup tinggi terjadi sejak lima hari terakhir.
Untuk itu, dia terpaksa mengungsi, ke Balai Desa Jati Wetan, karena rumahnya tidak bisa ditempati.
Berdasarkan keterangan dari pihak Pemerintah Desa Jati Wetan, jumlah pengungsi saat ini sebanyak 238 orang.
Sementara jumlah rumah warga yang terdampak banjir mencapai ratusan rumah, namun yang mengungsi hanya 72 keluarga.
Dalam rangka meminimalkan dampak banjir, selain disediakan polder juga tersedia bangunan reservoir yang memiliki daya tampung air mencapai 4.760 meter kubik, sehingga ketika curah hujan tinggi dampak banjir yang sering melanda pemukiman di Kecamatan Jati dan sekitarnya bisa dikurangi.
Adapun ukuran reservoir yang dibangun tersebut, memiliki panjang 162 meter dengan kedalaman 360 meter dan lebar 7,5 meter.
Bangunan reservoir tersebut, awalnya merupakan saluran air di daerah setempat, karena kawasan Desa Jati Wetan sering dilanda banjir, maka pemkab setempat membuat bangunan pengendali banjir berupa reservoir dengan daya tampung yang cukup besar.
Ketika debit air Sungai wulan kurang dari 100 meter kubik per detik, pembuangan air cukup dibuka pintu polder, sedangkan ketika debit airnya lebih dari 100 meter kubik per detik, tentunya harus memanfaatkan mesin pompa yang sudah ada.
Pada bangunan polder, terdapat dua mesin pompa dengan kapasitas masing-masing 200-an meter kubik per detik.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Menteri Basuki instruksikan peningkatan pengendali banjir di Kota Semarang
02 December 2023 11:15 WIB, 2023
Sistem pengendali banjir Kota Pekalongan efektif kurangi wilayah terdampak
27 February 2023 22:21 WIB, 2023