Wali Kota Semarang: Pemekaran kecamatan masih dikaji
Kamis, 8 Maret 2018 3:57 WIB
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat meninjau kawasan Tambaklorok Semarang, Rabu (21/2), yang dipenuhi dengan pedagang ikan dan hasil laut. (Foto: Dok Humas Setda Kota Semarang)
Semarang (Antaranews Jateng) - Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hendrar Prihadi mengatakan rencana pemekaran wilayah kecamatan untuk pemerataan pembangunan di Kota Atlas masih dikaji.
"Semarang adalah sebuah kota dengan jumlah kecamatan yang terlampau sedikit. Jadi, masing-masing camat harus mengontrol wilayahnya yang terlalu luas," katanya di Semarang, Rabu.
Politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu mengatakan keberadaan wilayah yang terlampau luas membuat pengelolaan wilayah kecamatan bisa berjalan kurang maksimal.
Di kota-kota lainnya, apalagi sekelas ibu kota provinsi, lanjut dia, biasanya terdapat 30-an kecamatan, sementara Kota Semarang dengan wilayah luas hanya punya 16 kecamatan.
"Di Kota Semarang harusnya juga begitu, mungkin antara 30-32 kecamatan idealnya. Ini jadi perhatian kami. Bagaimana agar camat bisa lebih mudah mengontrol wilayah yang dipimpinnya," katanya.
Dengan pemekaran kecamatan, orang nomor satu di Kota Semarang itu yakin tidak ada wilayah yang terlewatkan pembangunannya sehingga pemerataan pembangunan lebih mudah diupayakan.
Berkaitan dengan pemerataan pembangunan, Hendi mengatakan fokus pembangunan yang dilakukannya tetap mengacu pola pemerataan, khususnya kawasan pinggiran di Kota Semarang.
"Pola pemerataan pembangunan lebih memprioritaskan di wilayah pinggir Semarang. Ada sembilan program besar, tujuh di antaranya adalah untuk pengembangan kawasan sub-pusat kota," katanya.
Ia menyebutkan pembangunan taman kota yang dilengkapi jaringan WiFi, Underpass Jatingaleh, normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur, Kampung Bahari Tambaklorok, Simpang Lima II, Semarang Expo Centre, dan LRT.
"Alhamdulillah, hampir semua sudah berjalan dan sudah ada yang rampung. Yang masih jadi pekerjaan rumah, Simpang Lima II, Semarang Expo Centre, dan LRT. Masih kami diskusikan," katanya.
Namun, Hendi memastikan ketiga proyek itu, yakni Simpang Lima II, Semarang Expo Centre, dan LRT pembangunannya akan mulai direalisasikan pada 2021 sebelum masa jabatannya sebagai wali kota selesai.
"Untuk LRT sudah masuk kajian, Simpang Lima II sudah penyusunan detail engineering design (DED) pada tahun ini, sementara Semarang Expo Centre sudah bisa dimulai pembangunannya tahun depan," katanya.
"Semarang adalah sebuah kota dengan jumlah kecamatan yang terlampau sedikit. Jadi, masing-masing camat harus mengontrol wilayahnya yang terlalu luas," katanya di Semarang, Rabu.
Politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu mengatakan keberadaan wilayah yang terlampau luas membuat pengelolaan wilayah kecamatan bisa berjalan kurang maksimal.
Di kota-kota lainnya, apalagi sekelas ibu kota provinsi, lanjut dia, biasanya terdapat 30-an kecamatan, sementara Kota Semarang dengan wilayah luas hanya punya 16 kecamatan.
"Di Kota Semarang harusnya juga begitu, mungkin antara 30-32 kecamatan idealnya. Ini jadi perhatian kami. Bagaimana agar camat bisa lebih mudah mengontrol wilayah yang dipimpinnya," katanya.
Dengan pemekaran kecamatan, orang nomor satu di Kota Semarang itu yakin tidak ada wilayah yang terlewatkan pembangunannya sehingga pemerataan pembangunan lebih mudah diupayakan.
Berkaitan dengan pemerataan pembangunan, Hendi mengatakan fokus pembangunan yang dilakukannya tetap mengacu pola pemerataan, khususnya kawasan pinggiran di Kota Semarang.
"Pola pemerataan pembangunan lebih memprioritaskan di wilayah pinggir Semarang. Ada sembilan program besar, tujuh di antaranya adalah untuk pengembangan kawasan sub-pusat kota," katanya.
Ia menyebutkan pembangunan taman kota yang dilengkapi jaringan WiFi, Underpass Jatingaleh, normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur, Kampung Bahari Tambaklorok, Simpang Lima II, Semarang Expo Centre, dan LRT.
"Alhamdulillah, hampir semua sudah berjalan dan sudah ada yang rampung. Yang masih jadi pekerjaan rumah, Simpang Lima II, Semarang Expo Centre, dan LRT. Masih kami diskusikan," katanya.
Namun, Hendi memastikan ketiga proyek itu, yakni Simpang Lima II, Semarang Expo Centre, dan LRT pembangunannya akan mulai direalisasikan pada 2021 sebelum masa jabatannya sebagai wali kota selesai.
"Untuk LRT sudah masuk kajian, Simpang Lima II sudah penyusunan detail engineering design (DED) pada tahun ini, sementara Semarang Expo Centre sudah bisa dimulai pembangunannya tahun depan," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024