Pengerukan sedimentasi sungai BKT Semarang dimulai
Sabtu, 10 Maret 2018 8:39 WIB
Dokumentasi- Dua alat berat melakukan pengerukan tanah pada proyek normalisasi Sungai Banjir Kanal Barat di Semarang, Jateng, Jumat (15/7). ( FOTO ANTARA/R. Rekotomo).
Semarang (Antaranews Jateng) - Pengerukan sedimentasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang, Jawa Tengah, dimulai menggunakan sejumlah alat berat dan truk yang menjadi bagian dari proyek normalisasi sungai tersebut.
Di areal Sungai BKT Semarang, Jumat, sejumlah "backhoe", sejenis alat berat terlihat mengeruk sedimentasi sungai untuk dimasukkan dalam bak truk yang sudah menunggu berjejer di pinggir sungai.
Begitu bak penuh dengan tanah sedimentasi sungai, truk-truk segera berjalan meninggalkan lokasi proyek yang berlangsung di dekat Jembatan Majapahit atau biasa disebut dengan Tanggul Indah (TI) itu.
Menurut pekerja proyek, Meni (58), ditemui di lokasi proyek normalisasi Sungai BKT Semarang, proyek pengerukan sedimentasi sungai dimulai pukul 08.00 s.d. 16.30 WIB setiap hari dan sudah berjalan selama 4 hari.
"Saya bertugas mencatat truk yang membawa material. Rata-rata setiap hari ada 50 kali truk membawa material untuk menguruk rawa-rawa di sekitar kawasan Jolotundo, Semarang," katanya.
Sedimentasi yang ada sementara ini dimanfaatkan untuk menguruk rawa-rawa di sekitar Jolotundo. Setelah itu, belum tahu akan dimanfaatkan untuk apalagi sedimentasi yang terkumpul.
"Jumlah `backhoe` baru dua unit, kemudian lima unit dump truk untuk membawa material sungai. Tugas saya hanya mencatat truk yang keluar-masuk membawa material dari sungai (sedimentasi, red.)," katanya.
Meni mengakui bahwa kontraknya hanya berlangsung selama 2 tahun. Akan tetapi, diharapkan dalam 1 tahun pengerukan sedimentasi di kawasan itu bisa selesai dalam 1 tahun kemudian pindah ke lokasi lain.
"Kalau saya pengennya pekerjaan cepat selesai. Tidak perlu lama-lama. Untuk mengeruk material di sini, mungkin bisa rampung dalam 1 tahun. Selanjutnya, saya bisa pindah ke lokasi lain," katanya.
Bahkan, kata dia, diperlukan penambahan armada, baik alat berat untuk mengeruk sedimentasi maupun truk untuk mengangkut material, mengingat keberadaan armada sekarang ini masih sangat terbatas.
"Ya, bisa dilihat sendiri alatnya masih terbatas. Semoga nanti bisa ditambah lagi alat beratnya dan truknya agar pekerjaan cepat selesai. Bagi saya, makin cepat pekerjaan selesai, lebih baik," katanya.
Proyek normalisasi Sungai BKT Semarang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sebagaimana normalisasi Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) yang sudah rampung lebih dahulu.
Di areal Sungai BKT Semarang, Jumat, sejumlah "backhoe", sejenis alat berat terlihat mengeruk sedimentasi sungai untuk dimasukkan dalam bak truk yang sudah menunggu berjejer di pinggir sungai.
Begitu bak penuh dengan tanah sedimentasi sungai, truk-truk segera berjalan meninggalkan lokasi proyek yang berlangsung di dekat Jembatan Majapahit atau biasa disebut dengan Tanggul Indah (TI) itu.
Menurut pekerja proyek, Meni (58), ditemui di lokasi proyek normalisasi Sungai BKT Semarang, proyek pengerukan sedimentasi sungai dimulai pukul 08.00 s.d. 16.30 WIB setiap hari dan sudah berjalan selama 4 hari.
"Saya bertugas mencatat truk yang membawa material. Rata-rata setiap hari ada 50 kali truk membawa material untuk menguruk rawa-rawa di sekitar kawasan Jolotundo, Semarang," katanya.
Sedimentasi yang ada sementara ini dimanfaatkan untuk menguruk rawa-rawa di sekitar Jolotundo. Setelah itu, belum tahu akan dimanfaatkan untuk apalagi sedimentasi yang terkumpul.
"Jumlah `backhoe` baru dua unit, kemudian lima unit dump truk untuk membawa material sungai. Tugas saya hanya mencatat truk yang keluar-masuk membawa material dari sungai (sedimentasi, red.)," katanya.
Meni mengakui bahwa kontraknya hanya berlangsung selama 2 tahun. Akan tetapi, diharapkan dalam 1 tahun pengerukan sedimentasi di kawasan itu bisa selesai dalam 1 tahun kemudian pindah ke lokasi lain.
"Kalau saya pengennya pekerjaan cepat selesai. Tidak perlu lama-lama. Untuk mengeruk material di sini, mungkin bisa rampung dalam 1 tahun. Selanjutnya, saya bisa pindah ke lokasi lain," katanya.
Bahkan, kata dia, diperlukan penambahan armada, baik alat berat untuk mengeruk sedimentasi maupun truk untuk mengangkut material, mengingat keberadaan armada sekarang ini masih sangat terbatas.
"Ya, bisa dilihat sendiri alatnya masih terbatas. Semoga nanti bisa ditambah lagi alat beratnya dan truknya agar pekerjaan cepat selesai. Bagi saya, makin cepat pekerjaan selesai, lebih baik," katanya.
Proyek normalisasi Sungai BKT Semarang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sebagaimana normalisasi Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) yang sudah rampung lebih dahulu.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pemkot Pekalongan galakkan gerakan singkirkan enceng gondok di Sungai Lodji
07 November 2024 7:32 WIB
Cegah abrasi sungai di Jeruklegi, Kilang Pertamina Cilacap salurkan 1.000 mangrove
24 October 2024 6:34 WIB
Pemkot Pekalongan pastikan bendung gerak Sungai Loji beroperasi Desember 2024
16 October 2024 21:02 WIB
BRI Peduli edukasi masyarakat jaga kebersihan sungai dan hijaukan lingkungan sekitar
08 August 2024 15:51 WIB