Pemkot Pekalongan panen padi di lahan terdampak rob
Kamis, 14 November 2024 17:45 WIB
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Lili Sulistyawati di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa penanaman padi varietas Biosalin tersebut sebagai upaya mendukung swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional.
"Ya dengan memanfaatkan lahan terdampak rob seluas 1,2 hektare pada Juni 2024 hingga November 2024 ini, kami bisa panen padi mencapai sekitar 7,1 ton per hektare," katanya.
Pada kegiatan panen padi perdana tersebut, ia menjelaskan, saat ini lahan baku sawah di daerah ini masih ada seluas 723,45 hektare dan 95 hektare lainnya adalah dalam kondisi lahan terdampak rob yang kini sudah mengering.
Kondisi lahan yang sudah mengering tersebut, kata dia, memiliki potensi yang luar biasa untuk bisa dimanfaatkan kembali menjadi lahan sawah dalam rangka memproduksi pangan pokok untuk mendukung swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional.
Kegiatan penanaman padi di lahan payau tersebut terlaksana atas kerja sama Dinas Pertanian dan Pangan, Kodim 0710/Pekalongan, BBPSI Biogen, serta Yayasan Tasnim.
Menurut dia, pada awalnya pihaknya merencanakan lahan demonstration pilot (demplot) seluas 5 hektare tetapi ternyata lahan terdampak rob yang berada di Kelurahan Krapyak pada saat itu sedang memasuki musim kemarau ekstrem dengan kandungan kadar 8.643 Total Dissolved Solids (TDS) sehingga tanaman padi rawan tidak tumbuh dengan baik.
Selain itu, kata dia, dengan salinitas tinggi sebesar 18 Parts Per Thousand (PPT) sehingga perlu membutuhkan perlakuan khusus pada tanaman padi yang akan ditanam.
"Dengan keterbatasan anggaran, sarana dan prasarana, serta kondisi yang ekstrem ini maka kami ujicobakan penanaman padi Biosalin seluar 1,2 hektare," katanya.
Komandan Kodim 0710/Pekalongan Letkol Infantri Rizky Aditya mengatakan saat ini para petani yang berada di sekitar lahan terdampak rob ingin menggarap lahan itu untuk ditanam padi.
"Tentunya dengan keinginan para petani itu, kami akan mengecek kondisi lahannya apakah sudah memenuhi syarat atau belum baik dari sisi sumber air maupun salinitas. Jadi petani tidak bisa serta merta menanam namun perlu kami cek dulu," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024