Mahfud: Ketemu Mbah Moen bukan soal cawapres
Sabtu, 21 Juli 2018 21:16 WIB
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD (Foto: Zuhdiar Laeis)
Semarang (Antaranews Jateng) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan pertemuannya dengan pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, KH Maimoen Zubair bukan membahas terkait calon wakil presiden.
"Kalau ketemu Mbah Moen (KH Maimoen Zubair, red.), sudah dijelaskan sendiri sama Mbah Moen," katanya, di Semarang, Sabtu, saat ditanya soal kunjungannya ke Rembang untuk bertemu dengan KH Maimoen Zubair.
Hal tersebut diungkapkannya usai sidang disertasi doktoral Ida Budhiati, anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI yang dipromotorinya di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Menteri Pertahanan era pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) itu menjelaskan selama ini dirinya sudah sering sekali bertemu dengan Mbah Moen, bahkan sebelum Gus Dur menjadi Presiden.
"Waktu Gus Dur jadi Presiden, beliau nanya ke Mbah Moen, itu Mahfud bisa ndak diangkat jadi Menhan? Kata Mbah Moen, bisa, bagus itu," kata sosok kelahiran Sampang, 13 Mei 1957 tersebut.
Bahkan, kata dia, Mbah Moen yang merekomendasikan agar Hamzah Haz yang ketika itu sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merekomendasikannya sebagai Menhan mewakili unsur Nahdlatul Ulama (NU).
"Saya sering ke Mbah Moen. Enam bulan sekali paling enggak. Ini kan beliau baru sakit kemarin, saya sedang ke luar negeri. Begitu mendarat, saya nengok. Alhamdulillah, beliau sudah sehat," katanya.
Namun, Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakartamengatakan Mbah Moen sempat berpesan kepadanya bahwa semua nama yang muncul sebagai cawapres adalah orang yang baik.
"Pesan Mbah Moen, semua nama yang muncul sebagai cawapres itu orang baik semua sehingga jangan sampai ada yang tertinggal ketika membangun negara ini ke masa depan. Entah di posisi apa," katanya.
Mengenai namanya yang masuk bursa cawapres pendamping Jokowi untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019, Mahfud memilih menyikapinya dengan mengembalikan kepada mekanisme konstitusi.
"Bahwa penentuan cawapres itu diputuskan oleh partai politik pengusung bersama calon presiden yang diusung. Itu saja. Siapapun, Insya Allah akan memberi yang terbaik," kata Mahfud.
"Kalau ketemu Mbah Moen (KH Maimoen Zubair, red.), sudah dijelaskan sendiri sama Mbah Moen," katanya, di Semarang, Sabtu, saat ditanya soal kunjungannya ke Rembang untuk bertemu dengan KH Maimoen Zubair.
Hal tersebut diungkapkannya usai sidang disertasi doktoral Ida Budhiati, anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI yang dipromotorinya di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Menteri Pertahanan era pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) itu menjelaskan selama ini dirinya sudah sering sekali bertemu dengan Mbah Moen, bahkan sebelum Gus Dur menjadi Presiden.
"Waktu Gus Dur jadi Presiden, beliau nanya ke Mbah Moen, itu Mahfud bisa ndak diangkat jadi Menhan? Kata Mbah Moen, bisa, bagus itu," kata sosok kelahiran Sampang, 13 Mei 1957 tersebut.
Bahkan, kata dia, Mbah Moen yang merekomendasikan agar Hamzah Haz yang ketika itu sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merekomendasikannya sebagai Menhan mewakili unsur Nahdlatul Ulama (NU).
"Saya sering ke Mbah Moen. Enam bulan sekali paling enggak. Ini kan beliau baru sakit kemarin, saya sedang ke luar negeri. Begitu mendarat, saya nengok. Alhamdulillah, beliau sudah sehat," katanya.
Namun, Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakartamengatakan Mbah Moen sempat berpesan kepadanya bahwa semua nama yang muncul sebagai cawapres adalah orang yang baik.
"Pesan Mbah Moen, semua nama yang muncul sebagai cawapres itu orang baik semua sehingga jangan sampai ada yang tertinggal ketika membangun negara ini ke masa depan. Entah di posisi apa," katanya.
Mengenai namanya yang masuk bursa cawapres pendamping Jokowi untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019, Mahfud memilih menyikapinya dengan mengembalikan kepada mekanisme konstitusi.
"Bahwa penentuan cawapres itu diputuskan oleh partai politik pengusung bersama calon presiden yang diusung. Itu saja. Siapapun, Insya Allah akan memberi yang terbaik," kata Mahfud.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024