Hendi ibaratkan kerja PNS seperti dalam akuarium
Senin, 17 September 2018 20:08 WIB
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat memimpin apel dan upacara bendera bagi pegawai negeri sipil (PNS) setiap tanggal 17 di halaman Balai Kota Semarang, Senin (17/9). (Foto: Dok Humas Setda Kota Semarang)
Semarang (Antaranews Jateng) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengibaratkan kerja para pegawai negeri sipil (PNS) sekarang ini seperti di dalam akuarium yang bisa dilihat banyak orang.
"Apabila ada masyarakat mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP), mengurus izin, atau surat keterangan di kelurahan, layani dengan baik. Jangan malah meminta pungutan liar (pungli)," katanya di Semarang, Senin.
Hal tersebut diungkapkan politikus PDI Perjuangan itu saat memimpin apel PNS di halaman Balai Kota Semarang yang merupakan instruksi presiden bagi PNS untuk upacara setiap tanggal 17.
Hendi, sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang itu mengatakan sekarang ini semuanya transparan dan terang-terangan, termasuk kerja aparatur sipil negara (ASN) dalam melayani masyarakat.
"Saat ini sudah ada tim sapu bersih pungli, aparat penegak hukum, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kita ini ibarat ikan di dalam akuarium. Semuanya harus terang-terangan," tegasnya.
Ia menyampaikan setidaknya ada tiga prinsip dasar ASN yang wajib dipatuhi, yakni loyal, berkomitmen, dan konsisten dalam melayani masyarakat karena ASN dibiayai dari uang rakyat.
Loyal, kata dia, sikap loyal yang dibangun ke atas kepada pimpinan, ke bawah kepada staf, dan ke samping kepada sesama rekan sejawat dengan tetap menjaga kekompakan dan keguyuban dalam melayani masyarakat.
"Kedua, berkomitmen. Di dalam poin kedua ini tercermin larangan tegas bagi ASN atau PNS untuk melakukan pungli. Kita itu dibiayai dari uang rakyat, layani masyarakat dengan baik," katanya.
Kemudian, kata dia, prinsip konsisten yang dimintanya dipatuhi jajaran PNS, misalnya dalam menjaga program yang sudah dibangun pemerintah kepada masyarakat secara berkesinambungan.
"Seperti kampung tematik dan Pasar Semarangan di Hutan Wisata Tinjomoyo. Ternyata, respons masyarakat kan sangat positif. Bahkan, pengunjungnya tercatat sempat mencapai ribuan," katanya.
Namun, kata dia, kalau tidak dilandasi prinsip konsisten tidak akan berjalan lama, apalagi jika kemudian tidak dirawat dengan baik yang membuat orang menjadi malas untuk datang lagi.
"Seperti taman, toilet, dan fasilitas umum. Ini masalah sepele, tetapi karena fasilitas umum tentu banyak yang membutuhkan. Ingat, fasilitas umum yang representatif mendukung peningkatan pariwisata," katanya.
"Apabila ada masyarakat mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP), mengurus izin, atau surat keterangan di kelurahan, layani dengan baik. Jangan malah meminta pungutan liar (pungli)," katanya di Semarang, Senin.
Hal tersebut diungkapkan politikus PDI Perjuangan itu saat memimpin apel PNS di halaman Balai Kota Semarang yang merupakan instruksi presiden bagi PNS untuk upacara setiap tanggal 17.
Hendi, sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang itu mengatakan sekarang ini semuanya transparan dan terang-terangan, termasuk kerja aparatur sipil negara (ASN) dalam melayani masyarakat.
"Saat ini sudah ada tim sapu bersih pungli, aparat penegak hukum, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kita ini ibarat ikan di dalam akuarium. Semuanya harus terang-terangan," tegasnya.
Ia menyampaikan setidaknya ada tiga prinsip dasar ASN yang wajib dipatuhi, yakni loyal, berkomitmen, dan konsisten dalam melayani masyarakat karena ASN dibiayai dari uang rakyat.
Loyal, kata dia, sikap loyal yang dibangun ke atas kepada pimpinan, ke bawah kepada staf, dan ke samping kepada sesama rekan sejawat dengan tetap menjaga kekompakan dan keguyuban dalam melayani masyarakat.
"Kedua, berkomitmen. Di dalam poin kedua ini tercermin larangan tegas bagi ASN atau PNS untuk melakukan pungli. Kita itu dibiayai dari uang rakyat, layani masyarakat dengan baik," katanya.
Kemudian, kata dia, prinsip konsisten yang dimintanya dipatuhi jajaran PNS, misalnya dalam menjaga program yang sudah dibangun pemerintah kepada masyarakat secara berkesinambungan.
"Seperti kampung tematik dan Pasar Semarangan di Hutan Wisata Tinjomoyo. Ternyata, respons masyarakat kan sangat positif. Bahkan, pengunjungnya tercatat sempat mencapai ribuan," katanya.
Namun, kata dia, kalau tidak dilandasi prinsip konsisten tidak akan berjalan lama, apalagi jika kemudian tidak dirawat dengan baik yang membuat orang menjadi malas untuk datang lagi.
"Seperti taman, toilet, dan fasilitas umum. Ini masalah sepele, tetapi karena fasilitas umum tentu banyak yang membutuhkan. Ingat, fasilitas umum yang representatif mendukung peningkatan pariwisata," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024