Kowani: Delegasi ICW terkesan balkondes
Rabu, 19 September 2018 15:54 WIB
Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo (tengah) menyampaikan paparan hasil Sidang Umum Ke-35 ICW yang dipusatkan di Yogyakarta, di Borobudur, Kabupaten Magelang, Rabu (19/9). (Foto: Anis Efizudin)
Borobudur, Jateng (Antaranews Jateng) - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan para delegasi Dewan Perempuan Internasional (ICW) terkesan dengan keberadaan balai ekonomi desa (balkondes) di kawasan Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
"Setelah bermalam di balkondes, ini suatu pengalaman yang sangat indah bagi para delegasi, yang membuat mereka terkenang dan akan hadir lagi membawa keluarganya ke sini," katanya di Borobudur, Rabu.
Ia menuturkan bahwa yang berbicara seperti itu bukan hanya satu delegasi, tetapi beberapa delegasi dari beberapa negara anggota ICW.
"Saya sangat bangga dan bersyukur akhirnya kita berhasil membawa para delegasi sebanyak 149 datang ke balkondes, yang sebelumnya saya tidak memperkirakan dengan kondisi, fasilitas sarana, maupun prasarana yang ada di balokondes karena pada bulan Mei lalu ada pernyataan dari Presiden ICW Kim Jung Sook bahwa dia tidak berkenan kalau dia diajak bermalam di sini," katanya.
Semula, dia lebih memilih untuk menginap di Yogyakarta kemudian melakukan kunjungan ke Borobudur dan tidak perlu menginap di balkondes karena khawatir para delegasi mengalami ketidaknyamanan.
"Ternyata tadi malam begitu datang ke sini jalannya sudah bagus, memang ada sedikit yang kurang nyaman tapi itu tidak menjadi masalah, tidak seperti pada waktu yang lalu," katanya.
Selain itu, katanya, lampu-lampu juga terang sehingga semua menyatakan sesuatu yang luar biasa. Hal itu suatu pengalaman yang indah bagi para delegasi, yang membuat mereka terkenang dan akan hadir lagi membawa keluarganya ke Borobudur.
"Kami memberikan apresiasi ternyata BUMN luar biasa menyiapkan dalam waktu singkat hasilnya sangat maksimal, Presiden ICW juga sangat 'surprise' bahwa yang dia bilang tidak berkenan hadir, akhirnya akan membawa keluarganya ke sini," katanya.
Ia berharap kondisi seperti itu dipertahankan bahkan ditingkatkan, baik fasilitas, jumlah unitnya, maupun terkait dengan pengelolaan standar hotel.
"Jadi jangan sampai kalau delegasi mau datang kemudian tidak ada fasilitas dan tidak bisa menginap karena kecewa," katanya.
Menurut dia, balkondes merupakan suatu nilai tambah bagi Borobudur dan Indonesia untuk mendatangkan wisatawan.
Ketua Panitia Pelaksana Sidang Umum Ke-35 ICW yang juga Koordinator Pengelola Balkondes Borobudur Gatot Subagyo mengatakan pondok ("homestay") memang bukan hotel, maka dengan kesederhanaannya para delegasi juga memahaminya.
Ia menuturkan memang ada beberapa interior atau kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, seperti kasur spring bad dengan sprei yang bersih, handuk yang bersih, dan kelengkapan kamar mandi, antara lain sabu dan pasta gigi yang harus setara dengan hotel.
"Kemudian AC dan pemanas air, itu adalah standar yang harus ada di dalam pondok. Semua itu harus ada sebagai standar balkondes di Borobudur," katanya.
Ia menuturkan pelayanannya memang harus diperbaiki, paling tidak harus ada yang bisa berbahasa Inggris, kebersihan makanan, dan jam operasional layanan.
"Dulu ada balkondes sediakan sarapan itu jam 10.00 pagi, padahal jam 07.00 itu sudah harus ada sarapan," katanya.
"Setelah bermalam di balkondes, ini suatu pengalaman yang sangat indah bagi para delegasi, yang membuat mereka terkenang dan akan hadir lagi membawa keluarganya ke sini," katanya di Borobudur, Rabu.
Ia menuturkan bahwa yang berbicara seperti itu bukan hanya satu delegasi, tetapi beberapa delegasi dari beberapa negara anggota ICW.
"Saya sangat bangga dan bersyukur akhirnya kita berhasil membawa para delegasi sebanyak 149 datang ke balkondes, yang sebelumnya saya tidak memperkirakan dengan kondisi, fasilitas sarana, maupun prasarana yang ada di balokondes karena pada bulan Mei lalu ada pernyataan dari Presiden ICW Kim Jung Sook bahwa dia tidak berkenan kalau dia diajak bermalam di sini," katanya.
Semula, dia lebih memilih untuk menginap di Yogyakarta kemudian melakukan kunjungan ke Borobudur dan tidak perlu menginap di balkondes karena khawatir para delegasi mengalami ketidaknyamanan.
"Ternyata tadi malam begitu datang ke sini jalannya sudah bagus, memang ada sedikit yang kurang nyaman tapi itu tidak menjadi masalah, tidak seperti pada waktu yang lalu," katanya.
Selain itu, katanya, lampu-lampu juga terang sehingga semua menyatakan sesuatu yang luar biasa. Hal itu suatu pengalaman yang indah bagi para delegasi, yang membuat mereka terkenang dan akan hadir lagi membawa keluarganya ke Borobudur.
"Kami memberikan apresiasi ternyata BUMN luar biasa menyiapkan dalam waktu singkat hasilnya sangat maksimal, Presiden ICW juga sangat 'surprise' bahwa yang dia bilang tidak berkenan hadir, akhirnya akan membawa keluarganya ke sini," katanya.
Ia berharap kondisi seperti itu dipertahankan bahkan ditingkatkan, baik fasilitas, jumlah unitnya, maupun terkait dengan pengelolaan standar hotel.
"Jadi jangan sampai kalau delegasi mau datang kemudian tidak ada fasilitas dan tidak bisa menginap karena kecewa," katanya.
Menurut dia, balkondes merupakan suatu nilai tambah bagi Borobudur dan Indonesia untuk mendatangkan wisatawan.
Ketua Panitia Pelaksana Sidang Umum Ke-35 ICW yang juga Koordinator Pengelola Balkondes Borobudur Gatot Subagyo mengatakan pondok ("homestay") memang bukan hotel, maka dengan kesederhanaannya para delegasi juga memahaminya.
Ia menuturkan memang ada beberapa interior atau kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, seperti kasur spring bad dengan sprei yang bersih, handuk yang bersih, dan kelengkapan kamar mandi, antara lain sabu dan pasta gigi yang harus setara dengan hotel.
"Kemudian AC dan pemanas air, itu adalah standar yang harus ada di dalam pondok. Semua itu harus ada sebagai standar balkondes di Borobudur," katanya.
Ia menuturkan pelayanannya memang harus diperbaiki, paling tidak harus ada yang bisa berbahasa Inggris, kebersihan makanan, dan jam operasional layanan.
"Dulu ada balkondes sediakan sarapan itu jam 10.00 pagi, padahal jam 07.00 itu sudah harus ada sarapan," katanya.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : M Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Angkasa Pura I serahkan aset Balkondes ke Pemerintah Kabupaten Purbalingga
01 September 2021 22:28 WIB, 2021
Bangkitkan ekonomi masyarakat, Kagama Jabar gelar gebyar UMKM di Balkondes Bumiharjo
26 July 2020 20:51 WIB, 2020
Balkondes TWC tawarkan fasilitas sekelas hotel berbintang ke wisatawan
31 October 2018 9:08 WIB, 2018