Banyumas (Antaranews Jateng) - Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menolak pertemuan Khilafatul Muslimin yang rencananya digelar di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 17 November 2018.
     
Penolakan tersebut disampaikan Keluarga Besar NU Sokaraja saat kegiatan istigasah di Pendopo Kecamatan Sokaraja, Banyumas, Jumat malam, yang dihadiri ratusan nahdiyin.
     
Koordinator lapangan istigasah, Mukatamir mengatakan kegiatan yang digelar di Pendopo Kecamatan Sokaraja sengaja digelar sebagai wujud kepedulian Keluarga Besar NU Sokaraja terhadap kondisi Indonesia saat ini.
     
"Melihat situasi dan kondisi yang terjadi di Tanar Air akhir-akhir ini, dengan munculnya kelompok kelompok massa yang menggunakan agama dan Ayat-Ayat Suci Al Quran untuk kepentingan politiknya, maka kami Keluarga Besar NU Sokaraja, Banyumas, menyatakan sikap untuk meminta kepada seluruh elemen bangsa apa pun agamanya , apa pun sukunya untuk mempererat persatuan dan kesatuan dalam tali Bhinneka Tunggal Ika demi terwujudnya NKRI yang kuat, aman, dan damai," katanya.
     
Ia mengatakan Keluarga NU Sokaraja juga meminta kepada aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, untuk bersikap lebih tegas lagi dan tidak ragu-ragu menindak serta menangkap para tokoh agama garis keras yang sudah jelas-jelas melakukan pelecehan terhadap negara. 
    
Lebih lanjut, Mukatamir mengatakan segenap Keluarga Besar NU Sokaraja yang terdiri atas Majelis Wakil Cabang (MWC) NU, Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat NU, PAC Gerakan Pemuda Ansor, PAC Fatayat NU, PAC Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, PAC Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, dan PAC Pagar Nusa, bersumpah untuk tetap setia membela dan mempertahankan NKRI sampai kapan pun. 
    
"Kami, khususnya Banser NU siap berada bersama TNI dan Polri dalam melawan gerakan-gerakan radikalisme yang ingin merongrong tegaknya NKRI. Kami siap berada di garis depan untuk menghalau para benalu dan penghianat bangsa dari Bumi Pertiwi ini sampai titik darah penghabisan," katanya.