Batang (Antaranews Jateng) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno meminta pada pabrik cokelat harus bisa menjaga ketersediaan biji kakao karena stok bahan baku cokelat ini masih relatif terbatas.
     
"Pabriknya sangat bagus dan besar. Namun yang lebih penting lagi harus dijaga ketersediaan bahan baku yang masih membutuhkan cukup banyak," katanya saat berkunjung ke Pabrik Cokelat di Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Selasa sore.
     
Ia mengatakan memang di sekitar pabrik cokelat sudah ditanami pohon kakao seluas 145 hektare namun kebutuhan bahan baku cokelat masih cukup banyak.
     
Pabrik cokelat itu dibangun oleh Kementerian Perinduatrian bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada Yogyakarta sebagai pusat pengembangan kompetensi industri pengolahan kakao terpadu.
     
"Oleh karena itu, harus ada koordinasi yang baik antara Direktur Perusahaan Cokelat bersama Bupati Batang dan UGM, serta PT. Perusahaan Nusantara (PTPN) guna peningkatan dan penambahan tanaman coklat agar suplai biji cokelat tercukupi," katanya.
     
Rektor UGM Yogyakarta Panut Mulyono mengatakan pembangungan pabrik cokelat sebagai proses manajemen perguruan tinggi yang bertransformasi dari pola "teaching university", "reserch university" ke "enterprenur university".
     
Wahana produksi berbasis berbasis riset dan inovasi, kata dia, untuk mendukung proses pembelajaran yang bersinergi dengan pemerintah.
     
"Adapun para petani kakao di Batang akan lebih diberdayakan kembali agar semangat memelihara kebun kakao dan didorong mengembangkan kebun kakao dengan peremajaan tanaman dan perluasan lahan sehingga produksi biji kakao akan meningkat untuk mensuplai kebutuhan bahan baku," katanya.
     
Menurut dia, untuk mempercepat program pemberdayaan dan pengembangan petani kakao, UGM akan mendirikan Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR), khusus kakao.
     
Bupati Batang Wihaji berharap, ada salah satu desa yang bisa dijadikan "Kampung Cokelat" agar program "One Village One Product (OVOP)" karena memilik potensi kebun cokelat. 
     
"Di sampaing untuk memenuhi kebutuhan pabrik maka 'Kampung Cokelat' bisa dijadikan destinasi baru dan pusat edukasi untuk menarik pengunjung wisata," katanya.