PDAM jadi perusda peraih keuntungan di Kudus
Kamis, 10 Januari 2019 17:29 WIB
KUDUS - Suasana pelayanan di PD BPR Bank Pasar Kudus, Jawa Tengah. (FOTO: Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (Antaranews Jateng) - Empat perusahaan daerah milik Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, selama 2018 mampu membukukan laba dengan jumlah bervariasi.
"Keempat perusahaan daerah tersebut, yakni PDAM Kudus, Perusahaan Daerah (PD) BPR Bank Pasar, PD Percetakan dan PD Apotek," kata Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Kudus Dwi Agung Hartono di Kudus, Kamis.
Ia mengatakan laporan perolehan laba dari keempat perusahaan daerah tersebut, merupakan laporan sementara karena nantinya masih ada pemeriksaan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) serta BPKP.
Setelah ada pemeriksaan dari KAP mupun BPKP, kata dia, laporan laba keempat perusahaan daerah tersebut dimungkinkan bisa berubah.
Adapun nilai laba yang dibukukan oleh PDAM Kudus sebesar Rp4 miliar, PD BPR Bank Pasar sebesar Rp309 juta, PD Percetakan sebesar Rp111 juta dan PD Apotek sebesar Rp79 juta.
Dari keempat perusda tersebut, tercatat ada empat perusda yang membubukan kenaikan laba, dibandingkan dengan tahun 2017.
Laba PDAM tahun 2017 tercatat hanya Rp3,8 miliar, kemudian tahun 2018 meningkat menjadi Rp4 miliar, kemudian PD Apotek sebelumnya hanya memperoleh laba Rp2 juta, kemudian tahun 2018 naik menjadi Rp79 juta, dan PD Percetakan dari sebelumnya Rp32 juta, kini naik menjadi Rp111 juta.
Untuk BPR Bank Pasar, kata dia, memang ada penurunan dari Rp1,8 miliar menjadi Rp309 juta karena adanya permasalahan tunggakan kredit.
Akibatnya, lanjut dia, laba yang seharusnya lebih besar digunakan untuk pencadangan kerugian karena adanya kredit bermasalah.
"Agar kasus serupa tidak terulang, maka analisa kredit harus ditingkatkan," ujarnya.
Peningkatan perolehan laba dari masing-masing perusda tersebut, disebabkan oleh beberapa faktor.
Untuk PD Apotek, katanya, karena adanya rasionalisasi pegawai sehingga perolehan labanya bisa dimaksimalkan, sedangkan PD Percetakan karena akumulasi depresiasi pengadaan mesin percetakan sebelumnya berkurang.
Sementara untuk PDAM karena adanya jumlah pelanggan yang semakin meningkat sehingga laba yang diraih juga meningkat.
"Hampir setiap tahunnya ada penambahan jumlah pelanggan sekitar 3.500 pelanggan," ujarnya.
Direktur PDAM Kudus Ahmadi Syafa membenarkan bahwa laba yang disetor ke kas daerah memang meningkat dibandingkan sebelumnya.
Peningkatan tersebut, kata dia, disebabkan karena adanya penambahan jumlah pelanggan PDAM saat ini meningkat menjadi 45.000 samburangan rumah, karena penambahan rata-rata per tahunnya mencapai 3.500 pelanggan baru.
"Keempat perusahaan daerah tersebut, yakni PDAM Kudus, Perusahaan Daerah (PD) BPR Bank Pasar, PD Percetakan dan PD Apotek," kata Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Kudus Dwi Agung Hartono di Kudus, Kamis.
Ia mengatakan laporan perolehan laba dari keempat perusahaan daerah tersebut, merupakan laporan sementara karena nantinya masih ada pemeriksaan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) serta BPKP.
Setelah ada pemeriksaan dari KAP mupun BPKP, kata dia, laporan laba keempat perusahaan daerah tersebut dimungkinkan bisa berubah.
Adapun nilai laba yang dibukukan oleh PDAM Kudus sebesar Rp4 miliar, PD BPR Bank Pasar sebesar Rp309 juta, PD Percetakan sebesar Rp111 juta dan PD Apotek sebesar Rp79 juta.
Dari keempat perusda tersebut, tercatat ada empat perusda yang membubukan kenaikan laba, dibandingkan dengan tahun 2017.
Laba PDAM tahun 2017 tercatat hanya Rp3,8 miliar, kemudian tahun 2018 meningkat menjadi Rp4 miliar, kemudian PD Apotek sebelumnya hanya memperoleh laba Rp2 juta, kemudian tahun 2018 naik menjadi Rp79 juta, dan PD Percetakan dari sebelumnya Rp32 juta, kini naik menjadi Rp111 juta.
Untuk BPR Bank Pasar, kata dia, memang ada penurunan dari Rp1,8 miliar menjadi Rp309 juta karena adanya permasalahan tunggakan kredit.
Akibatnya, lanjut dia, laba yang seharusnya lebih besar digunakan untuk pencadangan kerugian karena adanya kredit bermasalah.
"Agar kasus serupa tidak terulang, maka analisa kredit harus ditingkatkan," ujarnya.
Peningkatan perolehan laba dari masing-masing perusda tersebut, disebabkan oleh beberapa faktor.
Untuk PD Apotek, katanya, karena adanya rasionalisasi pegawai sehingga perolehan labanya bisa dimaksimalkan, sedangkan PD Percetakan karena akumulasi depresiasi pengadaan mesin percetakan sebelumnya berkurang.
Sementara untuk PDAM karena adanya jumlah pelanggan yang semakin meningkat sehingga laba yang diraih juga meningkat.
"Hampir setiap tahunnya ada penambahan jumlah pelanggan sekitar 3.500 pelanggan," ujarnya.
Direktur PDAM Kudus Ahmadi Syafa membenarkan bahwa laba yang disetor ke kas daerah memang meningkat dibandingkan sebelumnya.
Peningkatan tersebut, kata dia, disebabkan karena adanya penambahan jumlah pelanggan PDAM saat ini meningkat menjadi 45.000 samburangan rumah, karena penambahan rata-rata per tahunnya mencapai 3.500 pelanggan baru.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Perusda Tirta Muria Kudus targetkan pendapatan tahun 2023 jadi Rp4,5 miliar
26 June 2023 13:26 WIB, 2023
Bank Jateng Cabang Wonogiri tandatangani PKS dengan Perusda Giri Aneka Usaha
30 December 2020 14:05 WIB, 2020