Siswa Muhammadiyah Kottabarat Solo ikuti pendidikan di pondokan desa
Sabtu, 2 Februari 2019 15:23 WIB
Sejumlah siswa kelas 7 SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta saat mengikuti menanaman padi di sawah di Desa Segaran, Kecataman Delanggu, Kabupaten Klaten, Sabtu. (Foto:Bambang Dwi Marwoto)
Klaten (Antaranews Jateng) - Puluhan siswa kelas 7 SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta, mengikuti pendidikan khusus program home stay (tinggal di pondokan) di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Sabtu.
Menurut Rizka Dian Permatasari selaku Ketua Pelaksana Kegiatan SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta, 87 siswa tersebut hidup bersama orang tua asuh di pedesaan dan tahun ini dipilih Desa Segaran, Delanggu, Klaten, dimulai sejak 1 hingga 3 Februari.
Pendidikan tersebut menjadi agenda tahunan sekolah dengan tujuan untuk menumbuhkan karakter kearifan lokal kepada anak-anak didiknya.
Rizka menjelaskan tujuan diadakan kegiatan tersebut untuk mengasah karakter kemandirian dan kemampuan bersosialisasi para siswa. Selain itu, juga untuk meningkatkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
"Karena apa yang ditemui di orang tua asuh itu jauh seperti apa yang anak-anak miliki di rumah sehingga membuat mereka bisa lebih bersyukur," kata Rizka.
Orang tua asuh yang terlibat kegiatan tersebut, kata dia, sebanyak 30 orang dari Kepala Dusun 1 Desa Segaran. Para siswa dibagi menjadi 30 kelompok, dan masing-masing 2-3 anak dengan didampingi oleh seorang guru.
Mereka akan mengikuti kegiatan bersama orang tua asuh seperti menanam padi ke sawah, membantu masak di rumah, bersosialisasi dengan keluarga, dan membantu pekerjaan lainnya.
Dia mengatakan kegiatan hari pertama siswa melakukan perkenalan dan ramah tamah dengan orang tua asuh beserta keluarga. Para siswa harus mengetahui profesi dan silsilah keluarga yang ditempati.
Menurut dia, para siswa hari kedua mengikuti kegiatan sekolah sawah. Siswa belajar bagaimana cara menanam padi, dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan home industri seperti pembuatan gagang pisau dan aneka cenderamata seperti kipas dan dompet.
Selain itu, siswa juga menggelar perlombaan TPA di masjid setempat. Mereka mengajak santri TPA untuk mengikuti kegiatan perlombaan azan, mewarnai, wudhu, hafalan surat, dan sebagainya. Pada malam harinya mengikuti kegiatan pengajian akbar bersama para warga masyarakat di masjid setempat.
"Para siswa, pada Minggu (3/2) atau hari terakhir mengadakan kegiatan bakti sosial. Mereka sasarannya di TPA dan yatim piatu," katanya.
Aryanto selaku pejabat Humas SMP Muhamamdiyah PK Surakarta berharap kegiatan tersebut bisa dimaksimalkan oleh para siswa agar mereka dapat mengambil manfaat.
Kegiatan itu kedelapan kalinya dan sebelumnya di Wonogiri, Sragen, Sukoharjo, dan Boyolali.
"Para siswa akan menjadikan pengalaman itu tidak terlupakan. Apalagi selama 3 hari mereka akan hidup di desa dan bergaul besama keluarga yang baru," kata Aryanto.
Menurut Rizka Dian Permatasari selaku Ketua Pelaksana Kegiatan SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta, 87 siswa tersebut hidup bersama orang tua asuh di pedesaan dan tahun ini dipilih Desa Segaran, Delanggu, Klaten, dimulai sejak 1 hingga 3 Februari.
Pendidikan tersebut menjadi agenda tahunan sekolah dengan tujuan untuk menumbuhkan karakter kearifan lokal kepada anak-anak didiknya.
Rizka menjelaskan tujuan diadakan kegiatan tersebut untuk mengasah karakter kemandirian dan kemampuan bersosialisasi para siswa. Selain itu, juga untuk meningkatkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
"Karena apa yang ditemui di orang tua asuh itu jauh seperti apa yang anak-anak miliki di rumah sehingga membuat mereka bisa lebih bersyukur," kata Rizka.
Orang tua asuh yang terlibat kegiatan tersebut, kata dia, sebanyak 30 orang dari Kepala Dusun 1 Desa Segaran. Para siswa dibagi menjadi 30 kelompok, dan masing-masing 2-3 anak dengan didampingi oleh seorang guru.
Mereka akan mengikuti kegiatan bersama orang tua asuh seperti menanam padi ke sawah, membantu masak di rumah, bersosialisasi dengan keluarga, dan membantu pekerjaan lainnya.
Dia mengatakan kegiatan hari pertama siswa melakukan perkenalan dan ramah tamah dengan orang tua asuh beserta keluarga. Para siswa harus mengetahui profesi dan silsilah keluarga yang ditempati.
Menurut dia, para siswa hari kedua mengikuti kegiatan sekolah sawah. Siswa belajar bagaimana cara menanam padi, dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan home industri seperti pembuatan gagang pisau dan aneka cenderamata seperti kipas dan dompet.
Selain itu, siswa juga menggelar perlombaan TPA di masjid setempat. Mereka mengajak santri TPA untuk mengikuti kegiatan perlombaan azan, mewarnai, wudhu, hafalan surat, dan sebagainya. Pada malam harinya mengikuti kegiatan pengajian akbar bersama para warga masyarakat di masjid setempat.
"Para siswa, pada Minggu (3/2) atau hari terakhir mengadakan kegiatan bakti sosial. Mereka sasarannya di TPA dan yatim piatu," katanya.
Aryanto selaku pejabat Humas SMP Muhamamdiyah PK Surakarta berharap kegiatan tersebut bisa dimaksimalkan oleh para siswa agar mereka dapat mengambil manfaat.
Kegiatan itu kedelapan kalinya dan sebelumnya di Wonogiri, Sragen, Sukoharjo, dan Boyolali.
"Para siswa akan menjadikan pengalaman itu tidak terlupakan. Apalagi selama 3 hari mereka akan hidup di desa dan bergaul besama keluarga yang baru," kata Aryanto.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Kolaborasi Google Lens dan Canva perkaya pembelajaran prakarya rekayasa kelas XI
05 December 2024 13:46 WIB