Pemkab Cilacap sambut baik kegiatan Sekolah Lapang Nelayan
Selasa, 19 Maret 2019 16:41 WIB
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Yuwono Tegas Prasetyo saat menyerahkan tas dan tanda pengenal kepada perwakilan peserta Sekolah Lapang Nelayan (SLN) 2019 yang diselenggarakan BMKG di Cilacap, Selasa (19/3/2019). (Foto: Sumarwoto)
Cilacap (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyambut baik kegiatan Sekolah Lapang Nelayan (SLN) 2019 yang diselenggarakan Stasiun Meteorologi Cilacap bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Cilacap menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada Stasiun Meteorologi Kelas III Cilacap atas prakarsa dan inisiatifnya sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan," kata Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Yuwono Tegas Prasetyo saat pembukaan SLN 2019 di Cilacap, Selasa.
Ia mengharapkan seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga semua materi yang akan disampaikan oleh narasumber benar-benar dapat dijadikan referensi atau acuan dalam aktivitas di laut guna mendukung pembangunan bidang maritim dan kelautan di Kabupaten Cilacap.
Menurut dia, Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 201,9 kilometer dan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia sekitar 80 kilometer.
"Luasnya wilayah pesisir dan laut dengan berbagai potensi yang ada di dalamnya, tentunya merupakan potensi pembangunan yang sangat besar apabila dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan ketersediaan sumber daya perikanan di Kabupaten Cilacap dimanfaatkan melalui berbagai kegiatan yang meliputi penangkapan, budi daya, pengolahan hasil perikanan, dan distribusi serta pemasaran.
Menurut dia, kegiatan usaha penangkapan meliputi perairan laut dan perairan umum serta kegiatan budi daya ikan di tambak, di kolam, dan di perairan umum berupa budi daya menggunakan keramba.
"Selanjutnya, perlu saya sampaikan bahwa potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang meliputi sumber daya perairan pantai, sumber daya perairan lepas pantai, dan sumber daya perairan zona ekonomi eksklusif, yang luas perairan daya penangkapan wilayah pantai yang memiliki luas kurang lebih 5.600 kilometer persegi dan jumlah nelayan di Kabupaten Cilacap saat ini mencapai 17.000 orang," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, dengan didukung potensi yang ada tersebut, ke depan pihaknya berharap pengelolaan bidang kelautan dan perikanan dapat terus dikembangkan sehingga pencapaian produksi perikanan dan kelautan yang ditargetkan dapat direalisasikan.
Lebih lanjut, dia mengatakan perubahan iklim hingga terjadinya iklim ekstrem juga berdampak buruk terhadap produktivitas perikanan dan mengancam keselamatan nelayan saat melaut.
"Saat ini bukan lagi isu perubahan iklim, tapi sudah terasa dampaknya. Iklim makin sulit diprediksi dan banyak iklim ekstrem," katanya.
Ia mengatakan kondisi tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, nelayan akan terkena dampaknya.
"Oleh karena itu, saya berharap melalui Sekolah Lapang Nelayan ini, para nelayan dan petani ikan dilatih membaca informasi yang rutin diberikan oleh BMKG seperti prakiraan musim hujan dan kemarau, evaluasi dan prakiraan hujan, tinggi gelombang, kecepatan dan arah angin, maupun informasi cuaca dan iklim lainnya yang dapat mendukung kegiatan bidang kelautan dan perikanan," katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Cilacap Taruna Mona Rachman mengatakan kegiatan SLN 2019 diikuti 25 orang yang terdiri atas 22 orang perwakilan kelompok nelayan dan tiga orang penyuluh.
"Kegiatan ini diselenggarakan selama empat hari yang dimulai kemarin, tanggal 18 Maret sampai dengan 21 Maret 2019. Pelatihan ini dilaksanakan dengan cara pembelajaran klasikal, praktik, simulasi, serta kunjungan 'field trip' ke Stasiun Meteorologi Cilacap," katanya.
"Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Cilacap menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada Stasiun Meteorologi Kelas III Cilacap atas prakarsa dan inisiatifnya sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan," kata Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Yuwono Tegas Prasetyo saat pembukaan SLN 2019 di Cilacap, Selasa.
Ia mengharapkan seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga semua materi yang akan disampaikan oleh narasumber benar-benar dapat dijadikan referensi atau acuan dalam aktivitas di laut guna mendukung pembangunan bidang maritim dan kelautan di Kabupaten Cilacap.
Menurut dia, Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 201,9 kilometer dan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia sekitar 80 kilometer.
"Luasnya wilayah pesisir dan laut dengan berbagai potensi yang ada di dalamnya, tentunya merupakan potensi pembangunan yang sangat besar apabila dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan ketersediaan sumber daya perikanan di Kabupaten Cilacap dimanfaatkan melalui berbagai kegiatan yang meliputi penangkapan, budi daya, pengolahan hasil perikanan, dan distribusi serta pemasaran.
Menurut dia, kegiatan usaha penangkapan meliputi perairan laut dan perairan umum serta kegiatan budi daya ikan di tambak, di kolam, dan di perairan umum berupa budi daya menggunakan keramba.
"Selanjutnya, perlu saya sampaikan bahwa potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang meliputi sumber daya perairan pantai, sumber daya perairan lepas pantai, dan sumber daya perairan zona ekonomi eksklusif, yang luas perairan daya penangkapan wilayah pantai yang memiliki luas kurang lebih 5.600 kilometer persegi dan jumlah nelayan di Kabupaten Cilacap saat ini mencapai 17.000 orang," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, dengan didukung potensi yang ada tersebut, ke depan pihaknya berharap pengelolaan bidang kelautan dan perikanan dapat terus dikembangkan sehingga pencapaian produksi perikanan dan kelautan yang ditargetkan dapat direalisasikan.
Lebih lanjut, dia mengatakan perubahan iklim hingga terjadinya iklim ekstrem juga berdampak buruk terhadap produktivitas perikanan dan mengancam keselamatan nelayan saat melaut.
"Saat ini bukan lagi isu perubahan iklim, tapi sudah terasa dampaknya. Iklim makin sulit diprediksi dan banyak iklim ekstrem," katanya.
Ia mengatakan kondisi tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, nelayan akan terkena dampaknya.
"Oleh karena itu, saya berharap melalui Sekolah Lapang Nelayan ini, para nelayan dan petani ikan dilatih membaca informasi yang rutin diberikan oleh BMKG seperti prakiraan musim hujan dan kemarau, evaluasi dan prakiraan hujan, tinggi gelombang, kecepatan dan arah angin, maupun informasi cuaca dan iklim lainnya yang dapat mendukung kegiatan bidang kelautan dan perikanan," katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Cilacap Taruna Mona Rachman mengatakan kegiatan SLN 2019 diikuti 25 orang yang terdiri atas 22 orang perwakilan kelompok nelayan dan tiga orang penyuluh.
"Kegiatan ini diselenggarakan selama empat hari yang dimulai kemarin, tanggal 18 Maret sampai dengan 21 Maret 2019. Pelatihan ini dilaksanakan dengan cara pembelajaran klasikal, praktik, simulasi, serta kunjungan 'field trip' ke Stasiun Meteorologi Cilacap," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Ini catatan tim terbaik dan terburuk Eropa saat kompetisi di era pandemi
04 August 2020 14:32 WIB, 2020
BPJAMSOSTEK raih predikat WTM untuk laporan keuangan dan pengelolaan program 2019
30 July 2020 11:56 WIB, 2020