Wali Kota: Magelang boleh tua, wajah kota harus muda
Minggu, 28 April 2019 13:32 WIB
Gunungan lanang dan gunungan wadon yang terbuat dari getuk di halaman Masjid Kauman Kota Magelang sebelum diperebutkan warga dalam gerebek getuk di Alun-Alun Kota Magelang. (Foto: ANTARA/Heru Suyitno)
Magelang (ANTARA) - Dua gunungan yang terbuat dari dua kuintal getuk diperebutkan masyarakat dalam tradisi Gerebek Getuk di Alun-Alun Kota Megelang untuk memperingati Hari Jadi ke-1.113 Kota Magelang tahun 2019.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Magelang, Minggu, mengatakan prosesi gerebek getuk selalu diselenggarakan setiap tahun.
Ia menuturkan dilakukan gerebek getuk, karena Kota Magelang identik dengan getuk maka dilakukan kirab getuk untuk mengenalkan pada dunia luar
Ia menyampaikan setiap tahun ada yang berbeda sehingga tidak monoton ada perubahan-perubahan.
"Kotanya boleh tua atau berusia tetapi semangat wajah kota kita harus muda," katanya.
Ia mengatakan kota yang semakin tua ini diharapkan masyarakatnya bertambah guyup, semangat, rukun, dan kotanya bertambah bersih dan maju serta masyarakatnya sejahtera.
Koordinator tim pembuat getuk, Bejo menuturkan ada dua gunungan yang diperebutkan dalam gerebek getuk ini, yakni gunungan lanang dan gunungan wadon.
Ia menyebutkan gunungan lanang dengan tinggi 3,5 meter dan gunungan wadon setinggi 2,5 peter.
"Kedua gunungan getuk tersebut dibuat sejak Sabtu (27/4) hingga Minggu pagi di halaman Masjid Kauman Kota Magelang," katanya.
Dalam gerebek tersebut, gunungan lanang dipikul 10 orang, sedangkan gunungan wadon dipoikul 8 orang menuju alun-alun.
Prosesi gerebek getuk diikuti perwakilan dari 17 kelurahan di Kota Magelang, masing-masing membawa gunungan palawija diikuti perwakilan warga atau grup kesenian, mereka masuk ke arena alun-alun sambil menari diiringi musik gamelan.
Setelah semua peserta dari 17 kelurahan memasuki alun-alun dilakukan upacara dengan bahasa Jawa dengan inspektur upacara Wali Kota Magelang. Setelah upacara selesai diisi dengan sendratari Babad Mahardika.
Pada akhir acara dua gunungan getuk yang berada di tengah alun-alun diperebutkan warga termasuk 17 gunungan palawija dari kelurahan yang juga diperebutkan masyarakat.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Magelang, Minggu, mengatakan prosesi gerebek getuk selalu diselenggarakan setiap tahun.
Ia menuturkan dilakukan gerebek getuk, karena Kota Magelang identik dengan getuk maka dilakukan kirab getuk untuk mengenalkan pada dunia luar
Ia menyampaikan setiap tahun ada yang berbeda sehingga tidak monoton ada perubahan-perubahan.
"Kotanya boleh tua atau berusia tetapi semangat wajah kota kita harus muda," katanya.
Ia mengatakan kota yang semakin tua ini diharapkan masyarakatnya bertambah guyup, semangat, rukun, dan kotanya bertambah bersih dan maju serta masyarakatnya sejahtera.
Koordinator tim pembuat getuk, Bejo menuturkan ada dua gunungan yang diperebutkan dalam gerebek getuk ini, yakni gunungan lanang dan gunungan wadon.
Ia menyebutkan gunungan lanang dengan tinggi 3,5 meter dan gunungan wadon setinggi 2,5 peter.
"Kedua gunungan getuk tersebut dibuat sejak Sabtu (27/4) hingga Minggu pagi di halaman Masjid Kauman Kota Magelang," katanya.
Dalam gerebek tersebut, gunungan lanang dipikul 10 orang, sedangkan gunungan wadon dipoikul 8 orang menuju alun-alun.
Prosesi gerebek getuk diikuti perwakilan dari 17 kelurahan di Kota Magelang, masing-masing membawa gunungan palawija diikuti perwakilan warga atau grup kesenian, mereka masuk ke arena alun-alun sambil menari diiringi musik gamelan.
Setelah semua peserta dari 17 kelurahan memasuki alun-alun dilakukan upacara dengan bahasa Jawa dengan inspektur upacara Wali Kota Magelang. Setelah upacara selesai diisi dengan sendratari Babad Mahardika.
Pada akhir acara dua gunungan getuk yang berada di tengah alun-alun diperebutkan warga termasuk 17 gunungan palawija dari kelurahan yang juga diperebutkan masyarakat.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Mitra binaan Pertamina Cilacap "Getuk Nylekitho" setia menjaga warisan rasa
28 May 2021 17:15 WIB, 2021
Situasi pandemi, peringatan Hari Jadi Kota Magelang dikemas secara sederhana
30 March 2021 12:24 WIB, 2021
Telaah - Getuk, bukan sekadar kuliner tetapi juga doa dan pengharapan
15 December 2019 20:18 WIB, 2019