Ratusan nelayan korban tsunami Palu tak dapat bantuan perahu
Jumat, 10 Mei 2019 12:37 WIB
Perahu milik nelayan berjejeran di bibir pantai Teluk Palu, Jumat (10/5/2019). (ANTARA/Muh. Arsyandi)
Palu (ANTARA) - Ratusan nelayan korban tsunami di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, tidak mendapat bantuan perahu dan mesin perahu serta alat tangkap, baik bantuan dari pemerintah daerah maupun organisasi nonpemerintah (ornop/NGO).
"Keluarga saya semua nelayan. Bahkan mereka tidur di laut (di atas perahu) tapi tidak dapat bantuan perahu dan alat tangkap. Sementara yang bukan nelayan dapat bantuan perahu," kata Kambecce, korban tsunami di Kelurahan Lere ketika ditemui di lapak dagangan ikannya di depan Masjid Terapung Palu, Jumat.
Padahal, dia mengatakan anak, menantu, bahkan cucunya merupakan anggota kelompok nelayan di Kelurahan Lere, namun tidak satu pun yang mendapat bantuan tersebut.
"Mereka ada yang melaut dengan meminjam perahu teman dan ada juga yang jualan ikan hasil tangkapan nelayan yang punya perahu. Kalau tidak begitu mau dapat uang dari mana," sesalnya.
Senada dengan Kambecce, nelayan lainnya Sadin juga merasakan hal yang serupa. Dia merasa diperlakukan tidak adil oleh oknum-oknum yang mengurus pendataan penerima bantuan perahu dan mesin perahu serta alat tangkap dari Pemerintah Kota Palu.
Buktinya, banyak anggota kelompok nelayan di Keluranan Lere yang sama sekali tidak mendapatkan bantuan. Malah bantuan itu diterima oleh orang-orang yang tidak berpropfesi sebagai nelayan.
"Masa ada yang pekerjaannya tukang batu dikasih bantuan perahu lengkap dengan mesin perahu dan alat tangkapnya. Saya dan bapakku nelayan. Bapak saya yang tergabung di dalam kelompok nelayan malah tidak mendapat bantuan," kesalnya.
Yang paling dia sesali ulah oknum dalam kelompok nelayan yang dipercayakan oleh Pemkot Palu untuk mendata nelayan-nelayan yang kehilangan perahu yang akan menerima bantuan namun tidak memasukkan namanya dan nelayan lain.
"Padahal bapak saya sudah didata tapi malah dihapus dan malah yang tidak tergabung dalam kelompok nelayan yang dikasih bantuan. Bagaimana ini?," herannya.
Yang membuat dia makin kesal, tidak sedikit nelayan dan korban tsunami yang bukan nelayan yang sudah mendapat bantuan perahu beserta perlengkapan melaut malah mendapat bantuan perahu lagi.
Dia berharap pemerintah daerah peduli terhadap persoalan tersebut dan dapat memberikan bantuan secara merata dan sesuai dengan peruntukannya.
"Di sini ada ratusan nelayan. Asli nelayan yang kehilangan perahu, mesin, dan alat tangkapnya saat tsunami tapi belum semua mendapat bantuan termasuk saya," ucapnya.
Bantuan rusak berat
Selain bantuan yang tidak tepat sasaran, banyak bantuan perahu dari Pemkot Palu yang tidak layak pakai. Sedikitnya ada tujuh dari 30 unit perahu yang tidak layak pakai akibat rusak berat.
"Empat sudah diperbaiki oleh nelayan sendiri. Tiga masih rusak berat belum diperbaiki oleh nelayan yang menerima bantuan perahu tersebut," kata salah satu nelayan yang namanya tidak mau disebut.
Dia tidak habis pikir para nelayan diberi bantuan berupa perahu rusak bahkan tidak layak pakai.
Berdasarkan keterangan nelayan di Kelurahan Lere, Pemkot Palu melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan memberikan bantuan 30 unit perahu dan mesih perahu dan perlengkapan melaut.
Dari 30 unit perahu bantuan tersebut, tujuh diantaranya rusak berat bahkan tidak layak pakai.
"Keluarga saya semua nelayan. Bahkan mereka tidur di laut (di atas perahu) tapi tidak dapat bantuan perahu dan alat tangkap. Sementara yang bukan nelayan dapat bantuan perahu," kata Kambecce, korban tsunami di Kelurahan Lere ketika ditemui di lapak dagangan ikannya di depan Masjid Terapung Palu, Jumat.
Padahal, dia mengatakan anak, menantu, bahkan cucunya merupakan anggota kelompok nelayan di Kelurahan Lere, namun tidak satu pun yang mendapat bantuan tersebut.
"Mereka ada yang melaut dengan meminjam perahu teman dan ada juga yang jualan ikan hasil tangkapan nelayan yang punya perahu. Kalau tidak begitu mau dapat uang dari mana," sesalnya.
Senada dengan Kambecce, nelayan lainnya Sadin juga merasakan hal yang serupa. Dia merasa diperlakukan tidak adil oleh oknum-oknum yang mengurus pendataan penerima bantuan perahu dan mesin perahu serta alat tangkap dari Pemerintah Kota Palu.
Buktinya, banyak anggota kelompok nelayan di Keluranan Lere yang sama sekali tidak mendapatkan bantuan. Malah bantuan itu diterima oleh orang-orang yang tidak berpropfesi sebagai nelayan.
"Masa ada yang pekerjaannya tukang batu dikasih bantuan perahu lengkap dengan mesin perahu dan alat tangkapnya. Saya dan bapakku nelayan. Bapak saya yang tergabung di dalam kelompok nelayan malah tidak mendapat bantuan," kesalnya.
Yang paling dia sesali ulah oknum dalam kelompok nelayan yang dipercayakan oleh Pemkot Palu untuk mendata nelayan-nelayan yang kehilangan perahu yang akan menerima bantuan namun tidak memasukkan namanya dan nelayan lain.
"Padahal bapak saya sudah didata tapi malah dihapus dan malah yang tidak tergabung dalam kelompok nelayan yang dikasih bantuan. Bagaimana ini?," herannya.
Yang membuat dia makin kesal, tidak sedikit nelayan dan korban tsunami yang bukan nelayan yang sudah mendapat bantuan perahu beserta perlengkapan melaut malah mendapat bantuan perahu lagi.
Dia berharap pemerintah daerah peduli terhadap persoalan tersebut dan dapat memberikan bantuan secara merata dan sesuai dengan peruntukannya.
"Di sini ada ratusan nelayan. Asli nelayan yang kehilangan perahu, mesin, dan alat tangkapnya saat tsunami tapi belum semua mendapat bantuan termasuk saya," ucapnya.
Bantuan rusak berat
Selain bantuan yang tidak tepat sasaran, banyak bantuan perahu dari Pemkot Palu yang tidak layak pakai. Sedikitnya ada tujuh dari 30 unit perahu yang tidak layak pakai akibat rusak berat.
"Empat sudah diperbaiki oleh nelayan sendiri. Tiga masih rusak berat belum diperbaiki oleh nelayan yang menerima bantuan perahu tersebut," kata salah satu nelayan yang namanya tidak mau disebut.
Dia tidak habis pikir para nelayan diberi bantuan berupa perahu rusak bahkan tidak layak pakai.
Berdasarkan keterangan nelayan di Kelurahan Lere, Pemkot Palu melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan memberikan bantuan 30 unit perahu dan mesih perahu dan perlengkapan melaut.
Dari 30 unit perahu bantuan tersebut, tujuh diantaranya rusak berat bahkan tidak layak pakai.
Pewarta : Muhammad Arshandi
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Polisi jelaskan status tersangka terorisme yang ditangkap di Semarang
16 November 2023 15:17 WIB, 2023
Kapolres: Pengancam Jokowi tak ditangkap tapi diserahkan oleh keluarganya
12 June 2019 11:39 WIB, 2019