![Logo Header Antaranews Jateng](https://jateng.antaranews.co/img/logo-antarajateng.jpg)
Pemkot Semarang dan BBWS kolaborasi atasi banjir
![Image Print](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/07/1000702813.jpg)
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana terus berkolaborasi mengatasi banjir di wilayah tersebut, seiring curah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Semarang sejak 30 Januari 2025.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jawa Tengah, Jumat, mengatakan salah satu kendala utama dalam penanganan genangan adalah keterbatasan operasional beberapa rumah pompa utama yang berperan vital dalam mengalirkan air ke sungai dan laut.
Kondisi terkini rumah pompa di wilayah terdampak, antara lain Rumah Pompa Tenggang dari lima unit pompa yang tersedia, hanya tiga pompa yang beroperasi.
Sebanyak dua unit lainnya masih dalam perbaikan oleh vendor, dan salah satu penyebabnya karena tumpukan sampah dan enceng gondok menghambat aliran air serta mengurangi efektivitas pompa.
"Kemudian di Rumah Pompa Sringin, pompa masih berfungsi, tetapi genangan tetap terjadi di Trimulyo dan sekitar Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Hal ini diperkirakan akibat adanya sumbatan di saluran air menuju rumah pompa," kata Ita, sapaan akrabnya.
Baca juga: BPBD Semarang: Puluhan pohon tumbang akibat cuaca ekstrem
Untuk mempercepat penanganan dan mengurangi dampak genangan, Pemkot Semarang telah menerapkan langkah-langkah, antara lain dengan menambahkan "mobile pump" di beberapa titik, antara lain Rumah Pompa Tenggang satu unit pompa milik BPBD, di belakang Terminal Terboyo satu unit pompa milik DPU, Kudu satu pompa milik BPBD, Gebanganom dua pompa dari DPU.
"Selanjutnya, di wilayah Padi Raya sejumlah satu 'mobile pump' milik DPU, di Muktiharjo Kidul sejumlah satu unit mobile pump milik DPU serta penambahan pompa portable sebanyak 6 pompa di sepanjang Kaligawe Raya," katanya.
Pembuatan tanggul darurat menggunakan karung pasir atau "sandbag" juga dilakukan guna menutup jebolan Sungai Plumbon dan di Jalan Kaligawe Raya guna menahan limpasan Sungai Tenggang.
Ita memastikan bahwa pihaknya dan BBWS Pemali Juana terus bergerak cepat dengan mengoptimalkan rumah pompa serta menerapkan langkah-langkah strategis dan darurat guna mempercepat surutnya air.
Melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Pemkot Semarang juga melakukan pengerukan sedimen serta penanganan sampah dan enceng gondok.
Ponton atau struktur apung yang berbentuk kotak besar dan datar yang digunakan untuk mengangkut barang atau sebagai platform di atas air dari Sungai Semarang juga digunakan untuk mempercepat pembersihan di Sungai Tenggang.
Kepala BBWS Pemali Juana Fikri Abdurrohman mengungkapkan bahwa pihaknya secara intensif terus melakukan upaya-upaya agar genangan bisa semakin surut.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang terdampak genangan di wilayah timur dan Plumbon, Ngaliyan.
"Kami mohon maaf kepada masyarakat yang terdampak genangan. Kami akui bahwa hampir semuanya terjadi akibat pompa Tenggang dan Sringin tidak berfungsi secara optimal," katanya.
Namun, ia memastikan pompa Sungai Tenggang dan Sringin dalam waktu dekat akan menyala lima unit.
"Tim penyelam kami telah memperbaiki pompa yang mati, sehingga Insyaallah sebentar lagi dalam dua hari akan menyala lima unit pompa," ujarnya.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa proses tersebut tidak mengurangi upaya pihaknya bersama Pemkot Semarang untuk dapat mengurangi beban masyarakat yang terdampak genangan.
Terkait dengan tanggul Sungai Plumbon yang jebol, pihaknya akan melakukan pemasangan batu kali untuk mengatasi tiga titik di Plumbon yang jebol dan akan diselesaikan dalam kurun waktu 7-10 hari.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Soal banjir tak bisa saling menyalahkan
Baca juga: BPBD Semarang serahkan bantuan untuk korban banjir
Baca juga: Lima kecamatan di Kota Semarang terdampak bencana alam
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025