Solo (ANTARA) - Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta menyatakan penutupan wahana Taman Pelangi tidak terlalu mempengaruhi kunjungan di objek wisata tersebut.

"Kalau untuk jumlah pengunjung kami setiap harinya di kisaran 200-300 orang/hari. Bahkan justru kami memperoleh sejumlah keuntungan dari bagi hasil yang dilakukan selama ini," kata Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Sabtu.

Ia mengatakan selama beroperasinya wahana tersebut, angka bagi hasil mencapai Rp600 juta dan mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp300 juta.

"Selain itu, bangunan yang ditinggalkan seperti gudang dan toilet saat ini menjadi milik TSTJ dengan nilai sekitar Rp750 juta," katanya.

Dengan demikian, dikatakannya, jika dievaluasi maka justru TSTJ memperoleh keuntungan.

Meski demikian, sampai saat ini pihaknya masih berupaya mencari pengganti investor. Dengan begitu, dikatakannya, Taman Pelangi dapat kembali dibuka atau diganti dengan wahana lain yang tidak kalah menarik.

"Untuk penggantinya sedang kami usahakan. Harapan kami secepatnya bisa mendapatkan pengganti atau investor baru," katanya.

Sebelumnya, setelah sempat beroperasi selama kurang lebih satu tahun, tepatnya pada tanggal 20 Februari 2019 investor terpaksa menutup wahana tersebut karena dianggap selalu merugi.

"Kerugian yang dirasakan oleh pengelola Taman Pelangi selama mengoperasikan wahana tersebut karena minimnya pengunjung. Ramai diawal tetapi setelah itu katanya sepi," katanya.