TSTJ: Penutupan Taman Pelangi tidak pengaruhi kunjungan
Sabtu, 15 Juni 2019 17:40 WIB
Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso saat memberikan keterangan kepada wartawan (Foto: Aris Wasita)
Solo (ANTARA) - Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta menyatakan penutupan wahana Taman Pelangi tidak terlalu mempengaruhi kunjungan di objek wisata tersebut.
"Kalau untuk jumlah pengunjung kami setiap harinya di kisaran 200-300 orang/hari. Bahkan justru kami memperoleh sejumlah keuntungan dari bagi hasil yang dilakukan selama ini," kata Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan selama beroperasinya wahana tersebut, angka bagi hasil mencapai Rp600 juta dan mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp300 juta.
"Selain itu, bangunan yang ditinggalkan seperti gudang dan toilet saat ini menjadi milik TSTJ dengan nilai sekitar Rp750 juta," katanya.
Dengan demikian, dikatakannya, jika dievaluasi maka justru TSTJ memperoleh keuntungan.
Meski demikian, sampai saat ini pihaknya masih berupaya mencari pengganti investor. Dengan begitu, dikatakannya, Taman Pelangi dapat kembali dibuka atau diganti dengan wahana lain yang tidak kalah menarik.
"Untuk penggantinya sedang kami usahakan. Harapan kami secepatnya bisa mendapatkan pengganti atau investor baru," katanya.
Sebelumnya, setelah sempat beroperasi selama kurang lebih satu tahun, tepatnya pada tanggal 20 Februari 2019 investor terpaksa menutup wahana tersebut karena dianggap selalu merugi.
"Kerugian yang dirasakan oleh pengelola Taman Pelangi selama mengoperasikan wahana tersebut karena minimnya pengunjung. Ramai diawal tetapi setelah itu katanya sepi," katanya.
"Kalau untuk jumlah pengunjung kami setiap harinya di kisaran 200-300 orang/hari. Bahkan justru kami memperoleh sejumlah keuntungan dari bagi hasil yang dilakukan selama ini," kata Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan selama beroperasinya wahana tersebut, angka bagi hasil mencapai Rp600 juta dan mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp300 juta.
"Selain itu, bangunan yang ditinggalkan seperti gudang dan toilet saat ini menjadi milik TSTJ dengan nilai sekitar Rp750 juta," katanya.
Dengan demikian, dikatakannya, jika dievaluasi maka justru TSTJ memperoleh keuntungan.
Meski demikian, sampai saat ini pihaknya masih berupaya mencari pengganti investor. Dengan begitu, dikatakannya, Taman Pelangi dapat kembali dibuka atau diganti dengan wahana lain yang tidak kalah menarik.
"Untuk penggantinya sedang kami usahakan. Harapan kami secepatnya bisa mendapatkan pengganti atau investor baru," katanya.
Sebelumnya, setelah sempat beroperasi selama kurang lebih satu tahun, tepatnya pada tanggal 20 Februari 2019 investor terpaksa menutup wahana tersebut karena dianggap selalu merugi.
"Kerugian yang dirasakan oleh pengelola Taman Pelangi selama mengoperasikan wahana tersebut karena minimnya pengunjung. Ramai diawal tetapi setelah itu katanya sepi," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Rano Karno dan Maudy kembali bersatu, kali ini dalam "Pelangi Tanpa Warna"
20 January 2022 16:10 WIB, 2022
Itang Yunasz dan Dian Pelangi tampilkan koleksinya di New York Fashion Week
22 February 2019 11:17 WIB, 2019
TB Pelangi: Ada 26.000 anak bisa menikmati 200.000 buku cerita berkualitas
20 September 2018 8:45 WIB, 2018