Warga binaan Sunan Kuning minta penutupan Resosialisasi Argorejo bertahap
Kamis, 20 Juni 2019 21:42 WIB
Situasi salah satu ruas jalan di kompleks Resosialisasi Argorejo atau yang lebih dikenal dengan Sunan Kuning. (ANTARA/I.C.Senjaya)
Semarang (ANTARA) - Warga binaan penghuni kompleks Resosialisasi Argorejo meminta penutupan resos yang lebih dikenal dengan Sunan Kuning, Semarang, itu dilakukan secara bertahap.
Salah seorang wanita pekerja seks di kompleks Argorejo, Eni, di Semarang, Kamis, menyatakan siap jika resos ini harus ditutup.
Namun, menurut dia, penutupan secara langsung justru akan menyebabkan munculnya banyak praktik prostitusi terselubung di luar.
"Kalau ditutup langsung akan memunculkan praktik terselubung karena tidak ada lagi lokalisasi resmi," kata wanita asal Wonogiri ini.
Baca juga: Dua resosialisasi di Semarang segera ditutup
Selain itu, ia juga meminta agar dibantu mengusahakan kesejahteraan pada wanita pekerja seks itu usai penutupan Sunan Kuning.
Ia mengharapkan adanya bantuan modal untuk memulai usaha. "Misalnya, diberi modal dan tempat usaha di pasar," kata Eni yang berkeinginan untuk berjualan makanan itu.
Sementara itu, salah seorang pemilik wisma di kompleks Sunan Kuning, Rohmat, meminta keputusan pemerintah menutup resos tersebut jangan sampai mematikan perekonomian warga setempat.
Menurut dia, di resos tersebut banyak pemilik tempat karaoke. "Karaoke resmi, dipungut pajak, tanpa esek-esek," katanya.*
Salah seorang wanita pekerja seks di kompleks Argorejo, Eni, di Semarang, Kamis, menyatakan siap jika resos ini harus ditutup.
Namun, menurut dia, penutupan secara langsung justru akan menyebabkan munculnya banyak praktik prostitusi terselubung di luar.
"Kalau ditutup langsung akan memunculkan praktik terselubung karena tidak ada lagi lokalisasi resmi," kata wanita asal Wonogiri ini.
Baca juga: Dua resosialisasi di Semarang segera ditutup
Selain itu, ia juga meminta agar dibantu mengusahakan kesejahteraan pada wanita pekerja seks itu usai penutupan Sunan Kuning.
Ia mengharapkan adanya bantuan modal untuk memulai usaha. "Misalnya, diberi modal dan tempat usaha di pasar," kata Eni yang berkeinginan untuk berjualan makanan itu.
Sementara itu, salah seorang pemilik wisma di kompleks Sunan Kuning, Rohmat, meminta keputusan pemerintah menutup resos tersebut jangan sampai mematikan perekonomian warga setempat.
Menurut dia, di resos tersebut banyak pemilik tempat karaoke. "Karaoke resmi, dipungut pajak, tanpa esek-esek," katanya.*
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pencak Silat Kudus raih 25 emas di ajang Sunan Kalijaga Cup IV 2024
23 November 2024 18:45 WIB, 2024
Pemda alokasikan Rp3,8 miliar bangun drainase dan trotoar Jalan Sunan Kudus
23 April 2024 14:49 WIB, 2024