Batang (ANTARA) - Harga cengkih di tingkat petani Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kini makin terpuruk seiring memasuki masa panen di daerah setempat.

Sejumlah petani cengkih di Batang, Jumat, mengatakan bahwa anjloknya harga cengkih di pasaran memilih menyimpan komoditas perkebunan tersebut sambil menunggu harganya membaik.

"Saat ini harga cengkih terus turun sehingga para petani tidak dapat menikmati hasil panen cengkih. Bagaimana kami dapat menikmati hasil panen cengkih jika harganya 'jeblok'," kata petani cengkih Warnoto.

Menurut dia, sebagian besar para petani di wilayah atas seperti Kecamatan Bandar, Blado, Reban, dan Tersono menanam cengkih sebagai mata pencaharian sampingan untuk tambahan penghasilan mereka.

"Namun, apabila harga cengkih makin turun maka di saat musim panen cengkih seperti sekarang ini kami bisa dikatakan tidak dapat menikmati hasilnya," tandasnya.

Ia mengatakan pada awal musim panen ini, harga cengkeh basah hanya mencapai Rp25 ribu per kilogram hingga Rp30 ribu per kilogram dan cengkeh kering antara Rp70 ribu per kilogram hingga Rp80 ribu/ kilogram.

Baca juga: Bupati Pekalongan sarankan petani cengkih gunakan pupuk kandang

Kondisi harga cengkih sekarang ini, kata dia, jauh berbeda dengan harga tahun-tahun sebelumnya yang sempat mencapai Rp150 ribu/ kilogram.

Menurut dia, kualitas cengkih yang berasal dari sejumlah wilayah di Kabupaten Batang tergolong bagus karena banyak perusahaan yang membeli hasil komoditas perkebunan daerah setempat.

"Di sini (Batang) kondisi cengkih tergolong bagus kualitasnya, satu pohon cengkih bisa menghasilkan 70 kilogram hingga 1 kuintal. Adapun untuk satu kali panen bisa mencapai 6 ton cengkih," katanya.

Petani cengkih Slamet Bejo mengatakan merosotnya harga cengkih di pasaran menyebabkan para petani tidak serius untuk menambah tanaman cengkih, bahkan lebih banyak tanaman jenis perkebunan ini dibiarkan tumbuh tanpa dirawat.

"Selama ini, para petani cengkih menjual pada pedagang cengkih di pasar karena belum ada perusahaan rokok yang langsung membeli pada mereka. Jadi para petani hanya mengikuti harga pasar saja," katanya.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan UMKM Kabupaten Batang Subiyanto mengatakan sampai saat ini pemkab belum menerima laporan anjloknya harga cengkih di tingkat petani.

Selama ini, kata dia, hasil panen cengkih langsung dijual oleh para petani di pasaran dan tidak pernah adanya laporan mereka ke pemkab.

"Kendati demikian, kami berharap para petani melakukan koordinasi atau duduk bersama untuk mencari solusi seiring anjloknya harga cengkih. Jika sudah ada laporan akan kami carikan solusi bagaimana harga cengkih bisa naik lagi," katanya.