Indonesia juara pertumbuhan ekonomi digital se-ASEAN
Minggu, 23 Juni 2019 13:53 WIB
Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santosa Sungkari (dua dari kiri) saat memberikan keterangan pers terkait dengan penyelenggaraan Bekraf Developer Day 2019 di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (23/6/2019). (Foto: Sumarwoto)
Purwokerto (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi digital yang berkembang di Indonesia saat ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara anggota ASEAN, kata Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santosa Sungkari.
"Pada tahun 2015-2017 pertumbuhan dari ekonomi digital di Indonesia hampir 90 persen," katanya pada umpa pers Bekraf Developer Day 2019 di Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu.
Ia mengatakan pelaku kreatif serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia paling banyak melakukan kegiatan melalui ekonomi digital.
Sementara pada tahun 2017, kata dia, transaksi e-commerce di Indonesia mencapai delapan miliar dolar Amerika Serikat. Sekitar lima miliar dolar AS, lanjut dia, transaksi perdagangan elektronik dilakukan melalui Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya.
"Yang menarik dari lima miliar dolar AS itu, transaksi seller dilakukan oleh perusahan kecil yang dipimpin wanita," katanya.
Ia mengaku saat pergi ke beberapa daerah seperti Magelang, Salatiga, Bengkulu, dan sebagainya, menjumpai banyak ibu-ibu rumah tangga yang membuat kerajinan tangan maupun makanan dan produknya dijual dengan transaksi ekonomi digital.
"Penting bagi kita adalah transaksi digital ini menguntungkan bangsa Indonesia. Jadi, kita nantinya seperti arahan Bapak Presiden, ekspor barang-barang Indonesia," kata Hari.
Terkait dengan hal itu, kata dia, literasi digital penting dilakukan, salah satunya melalui kegiatan Bekraf Developer Day Purwokerto 2019 dengan mengundang semua pelaku ekonomi kreatif. Menurut dia, hal itu dilakukan karena saat sekarang banyak pelaku digital yang berada di daerah.
"Hari ini, kita mengundang para programmer yang nanti diharapkan bisa membuat aplikasi yang memberikan jawaban atas problem yang ada," katanya.
Lebih lanjut, Hari mengatakan bangsa Indonesia mempunyai kearifan lokal yang memiliki banyak kelebihan. "Kita punya budaya, kita punya kearifan lokal, itu kita bungkus ulang dengan kekinian menjadi ekonomi kreatif." ujarnya.
Ia mengatakan ada 16 subsektor ekonomi kreatif yakni aplikasi dan pengembangan permainan, arsitektur, desain produk, fesyen, desain interior, desain komunikasi visual, film/animasi/video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni rupa, serta televisi dan radio.
"Pada tahun 2015-2017 pertumbuhan dari ekonomi digital di Indonesia hampir 90 persen," katanya pada umpa pers Bekraf Developer Day 2019 di Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu.
Ia mengatakan pelaku kreatif serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia paling banyak melakukan kegiatan melalui ekonomi digital.
Sementara pada tahun 2017, kata dia, transaksi e-commerce di Indonesia mencapai delapan miliar dolar Amerika Serikat. Sekitar lima miliar dolar AS, lanjut dia, transaksi perdagangan elektronik dilakukan melalui Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya.
"Yang menarik dari lima miliar dolar AS itu, transaksi seller dilakukan oleh perusahan kecil yang dipimpin wanita," katanya.
Ia mengaku saat pergi ke beberapa daerah seperti Magelang, Salatiga, Bengkulu, dan sebagainya, menjumpai banyak ibu-ibu rumah tangga yang membuat kerajinan tangan maupun makanan dan produknya dijual dengan transaksi ekonomi digital.
"Penting bagi kita adalah transaksi digital ini menguntungkan bangsa Indonesia. Jadi, kita nantinya seperti arahan Bapak Presiden, ekspor barang-barang Indonesia," kata Hari.
Terkait dengan hal itu, kata dia, literasi digital penting dilakukan, salah satunya melalui kegiatan Bekraf Developer Day Purwokerto 2019 dengan mengundang semua pelaku ekonomi kreatif. Menurut dia, hal itu dilakukan karena saat sekarang banyak pelaku digital yang berada di daerah.
"Hari ini, kita mengundang para programmer yang nanti diharapkan bisa membuat aplikasi yang memberikan jawaban atas problem yang ada," katanya.
Lebih lanjut, Hari mengatakan bangsa Indonesia mempunyai kearifan lokal yang memiliki banyak kelebihan. "Kita punya budaya, kita punya kearifan lokal, itu kita bungkus ulang dengan kekinian menjadi ekonomi kreatif." ujarnya.
Ia mengatakan ada 16 subsektor ekonomi kreatif yakni aplikasi dan pengembangan permainan, arsitektur, desain produk, fesyen, desain interior, desain komunikasi visual, film/animasi/video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni rupa, serta televisi dan radio.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BCA Expo Semarang 2024 tawarkan bunga KPR mulai 1,45 persen dan Bunga KKB mulai 2,45 persen
07 September 2024 19:39 WIB
Sinergitas antar-BUMN, PTSG dan BRI selenggarakan Bussines Gathering Developer
16 September 2022 19:54 WIB, 2022
Awalnya Jefri Nichol ingin jadi game developer, tapi terjerumus di film
22 October 2018 11:08 WIB, 2018
Developer yang Ingin Menjual Aplikasi di Everstore Harus Bebas dari Malwere
29 October 2014 11:50 WIB, 2014