Penurunan harga ayam hidup dikeluhkan kembali oleh Pinsar
Kamis, 29 Agustus 2019 18:28 WIB
Bagi-bagi ayam yang pernah dilakukan oleh Pinsar beberapa waktu lalu akibat turunnya harga ayam hidup di tingkat peternak (Foto: Aris Wasita)
Solo (ANTARA) - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jawa Tengah kembali mengeluhkan penurunan harga ayam hidup akibat dihentikannya pemangkasan pasokan ayam oleh pemerintah.
"Persoalannya karena (dihentikannya) pemangkasan, saat ini harga hancur-hancuran lagi. Tepatnya sejak seminggu yang lalu," kata Ketua Pinsar Jawa Tengah Pardjuni di Solo, Kamis.
Menurut dia, penurunan terjadi sejak jelang HUT RI tanggal 17 Agustus dan hingga saat ini masih terus terjadi. Ia mengatakan untuk di dalam kota saat ini harga di kisaran Rp12.000/kg hidup, sedangkan di luar kota harganya Rp10.000/kg hidup.
Sebagaimana diketahui, harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan batas terendah harga acuan yang ditetapkan, yaitu Rp18.000/kg.
Terkait hal itu, sejak hari Senin (26/8) para pengurus Pinsar sudah membahas penurunan harga ayam tersebut. Meski demikian, diakuinya, sampai saat ini belum ada solusi.
Baca juga: Pinsar tidak persoalkan kenaikan harga ayam
"Sebagai bentuk protes kami akan kembali membagi ayam secara gratis sebanyak 3.000 ekor. Pembagian ini kami lakukan di beberapa lokasi di Jakarta," katanya.
Sementara itu, ia juga menyayangkan sikap pemerintah yang terlalu mengkhawatirkan kurangnya pasokan ayam di pasaran jika dilakukan pemangkasan pasokan bibit.
Ia mengatakan dengan kondisi pasokan bibit ayam yang saat ini surplus, maka tidak perlu ada kekhawatiran adanya impor.
"Pemerintah tidak menghendaki adanya impor, lha kita sudah gratis begini kok mau impor. Kalau kita surplus kenapa mau impor. Harga dulu dibenahi, baru pikirkan yang lain," katanya.
Terkait hal itu, ia berharap agar pemerintah melindungi peternak dengan memperbaiki harga ayam hidup di tingkat peternak.
"Kami berkali-kali demo, berkali-kali kami sampaikan kerugian. Ada faktanya juga, ketika jatuh tempo bayar pakan ke pabrik pakan kami tidak bisa bayar, kenapa masih tidak ada solusinya," katanya.
Pihaknya juga sudah menyampaikan kesulitan para peternak tersebut kepada Satgas Pangan pada saat rapat beberapa waktu lalu. Terkait hal itu, ia berharap segera ada solusi dari pemerintah.
Baca juga: Pinsar nilai lonjakan harga ayam tak wajar
Baca juga: Jateng kelebihan pasokan ayam capai 30 persen
"Persoalannya karena (dihentikannya) pemangkasan, saat ini harga hancur-hancuran lagi. Tepatnya sejak seminggu yang lalu," kata Ketua Pinsar Jawa Tengah Pardjuni di Solo, Kamis.
Menurut dia, penurunan terjadi sejak jelang HUT RI tanggal 17 Agustus dan hingga saat ini masih terus terjadi. Ia mengatakan untuk di dalam kota saat ini harga di kisaran Rp12.000/kg hidup, sedangkan di luar kota harganya Rp10.000/kg hidup.
Sebagaimana diketahui, harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan batas terendah harga acuan yang ditetapkan, yaitu Rp18.000/kg.
Terkait hal itu, sejak hari Senin (26/8) para pengurus Pinsar sudah membahas penurunan harga ayam tersebut. Meski demikian, diakuinya, sampai saat ini belum ada solusi.
Baca juga: Pinsar tidak persoalkan kenaikan harga ayam
"Sebagai bentuk protes kami akan kembali membagi ayam secara gratis sebanyak 3.000 ekor. Pembagian ini kami lakukan di beberapa lokasi di Jakarta," katanya.
Sementara itu, ia juga menyayangkan sikap pemerintah yang terlalu mengkhawatirkan kurangnya pasokan ayam di pasaran jika dilakukan pemangkasan pasokan bibit.
Ia mengatakan dengan kondisi pasokan bibit ayam yang saat ini surplus, maka tidak perlu ada kekhawatiran adanya impor.
"Pemerintah tidak menghendaki adanya impor, lha kita sudah gratis begini kok mau impor. Kalau kita surplus kenapa mau impor. Harga dulu dibenahi, baru pikirkan yang lain," katanya.
Terkait hal itu, ia berharap agar pemerintah melindungi peternak dengan memperbaiki harga ayam hidup di tingkat peternak.
"Kami berkali-kali demo, berkali-kali kami sampaikan kerugian. Ada faktanya juga, ketika jatuh tempo bayar pakan ke pabrik pakan kami tidak bisa bayar, kenapa masih tidak ada solusinya," katanya.
Pihaknya juga sudah menyampaikan kesulitan para peternak tersebut kepada Satgas Pangan pada saat rapat beberapa waktu lalu. Terkait hal itu, ia berharap segera ada solusi dari pemerintah.
Baca juga: Pinsar nilai lonjakan harga ayam tak wajar
Baca juga: Jateng kelebihan pasokan ayam capai 30 persen
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB