Anggaran belanja pulpen Rp124 miliar DKI juga disebut salah input
Rabu, 30 Oktober 2019 16:54 WIB
Penjualan Alat Tulis Sekolah Warga membeli alat tulis sekolah di Jalan Mayor Oking, Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/7/2017). Menjelang tahun ajaran baru penjualan alat tulis sekolah seperti buku, pensil, pulpen, penghapus, penggaris, rautan, sampul buku, dan tempat pensil mulai ramai di sejumlah lokasi. ANTARA/Arif Firmansyah
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur menyebutkan telah terjadi kesalahan input data pada rancangan pengajuan belanja pulpen di APBD 2020 senilai Rp124 miliar.
"Harusnya buat alat tulis kantor (ATK) tapi dimasukkan ke dalam rekening pengajuan belanja pulpen," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur, Ade Narun, di Jakarta, Rabu sore.
Pengajuan belanja tersebut dilakukan oleh sekitar 300-an pengelola sekolah negeri SD, SMP, SMA/SMK di wilayah I Jakarta Timur.
Baca juga: Paloh: Anies belum keluarkan semua potensi kepemimpinannya
Pengajuan tersebut dilakukan sejak triwulan kedua Maret/April 2019 kepada Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur.
"Sebenarnya pengajuan dana Rp124 miliar oleh pihak sekolah tidak hanya pulpen, tapi ada pensil, kertas, penggaris, Tip X, dan sebagainya," katanya.
Namun setelah dilakukan verifikasi oleh Sudin Pendidikan, kata dia, pengajuan belanja ATK menyusut jadi Rp18 miliar.
"Tadi dicek ATK, cuma Rp18 miliar, tidak segitu (Rp124 miliar). Setelah direvisi dana mengerucut, tapi itu kan buat bermacam-macam ATK," katanya.
Baca juga: "Keliru kaitkan kericuhan dengan Gubernur Anies"
Sebelumnya dana belanja pulpen Sudin Pendidikan Jakarta Timur disorot anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI William Aditya.
Selain pengadaan pulpen, William juga menyorot anggaran pengadaan 7.313 unit komputer dengan harga mencapai Rp121 miliar pada Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Selain itu juga ada anggaran miliaran rupiah untuk pengadaan lem Aibon yang disebut salah input.
"Harusnya buat alat tulis kantor (ATK) tapi dimasukkan ke dalam rekening pengajuan belanja pulpen," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur, Ade Narun, di Jakarta, Rabu sore.
Pengajuan belanja tersebut dilakukan oleh sekitar 300-an pengelola sekolah negeri SD, SMP, SMA/SMK di wilayah I Jakarta Timur.
Baca juga: Paloh: Anies belum keluarkan semua potensi kepemimpinannya
Pengajuan tersebut dilakukan sejak triwulan kedua Maret/April 2019 kepada Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur.
"Sebenarnya pengajuan dana Rp124 miliar oleh pihak sekolah tidak hanya pulpen, tapi ada pensil, kertas, penggaris, Tip X, dan sebagainya," katanya.
Namun setelah dilakukan verifikasi oleh Sudin Pendidikan, kata dia, pengajuan belanja ATK menyusut jadi Rp18 miliar.
"Tadi dicek ATK, cuma Rp18 miliar, tidak segitu (Rp124 miliar). Setelah direvisi dana mengerucut, tapi itu kan buat bermacam-macam ATK," katanya.
Baca juga: "Keliru kaitkan kericuhan dengan Gubernur Anies"
Sebelumnya dana belanja pulpen Sudin Pendidikan Jakarta Timur disorot anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI William Aditya.
Selain pengadaan pulpen, William juga menyorot anggaran pengadaan 7.313 unit komputer dengan harga mencapai Rp121 miliar pada Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Selain itu juga ada anggaran miliaran rupiah untuk pengadaan lem Aibon yang disebut salah input.
Pewarta : Andi Firdaus
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024