"Dari jumlah itu, penanaman modal asing (PMA) mendominasi investasi Jateng dengan total Rp32,27 triliun, sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada triwulan ketiga tahun ini sebesar Rp14,97 triliun," kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah Ratna Kawuri di Semarang, Kamis.
Menurut dia, dengan capaian realisasi itu, maka target investasi Jateng pada tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp47,42 triliun sudah hampir tercapai, dimana persentase capaian realisasi investasi sampai saat ini sudah mencapai 99,6 persen.
Baca juga: Jawa Tengah tandatangani 10 kerja sama investasi dengan Rusia
Ia menyebutkan tingginya investasi itu berbanding searah dengan pengurangan angka pengangguran di Jateng karena hingga triwulan pertama sampai triwulan ketiga 2019, tercatat sebanyak 71.639 orang pengangguran berhasil diserap bekerja di sejumlah perusahaan tersebut.
Apalagi, lanjut dia, sebaran perusahaan merata di berbagai daerah di Provinsi Jateng, mulai Kota Semarang, Kabupaten Jepara, Batang, Brebes, Kabupaten Semarang, Cilacap, Sukoharjo, Boyolali dan daerah lainnya.
"Untuk sektor industri, mayoritas bergerak pada bidang usaha listrik, gas dan air. Selain itu ada pula industri barang dari kulit dan alas kaki, tekstil, industri kendaraan bermotor, makanan, properti," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa Pemprov Jateng memang sedang mendorong masuknya investasi di berbagai bidang dan untuk mewujudkan hal itu, maka pihaknya akan memberikan insentif, serta fasilitas berupa penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu yang cepat.
"Bahkan, saya menyiapkan wisata investasi untuk para calon investor. Kita siapkan piknik, kuliner sambil melihat potensi-potensi investasi dan tempat wisata di Jawa Tengah. Pasti asyik," kata Ganjar saat menghadiri forum investasi bertajuk Central Java Investment Business Forum (CJIBF) di Jakarta belum lama ini.
Ganjar menegaskan Jateng saat ini menjadi primadona investasi dari berbagai negara, sebab beberapa faktor diantaranya, iklim investasi yang tenang, kemajuan pembangunan infrastruktur, dan kondisi sosial warga Jateng akan membuat daya saing investasi kian membaik.