Prabowo: Awal didirikan, Gerindra sering diejek dan tak diperhitungkan
Kamis, 6 Februari 2020 13:42 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto mengenang masa-masa awal dirinya bersama beberapa orang mendirikan partai tersebut pada 12 tahun lalu.
Dia menceritakan, di awal berdirinya Gerindra, partai tersebut sering diejek dan tidak diperhitungkan dalam perpolitikan nasional.
"12 tahun yang lalu dari tidak ada apa-apa, kita berkumpul dengan suatu gagasan besar. Gagasan ingin ikut mempengaruhi jalannya kehidupan bangsa dan negara," kata Prabowo di Kantor DPP Partai Gerindra, di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ketua Gerindra Kota Semarang klaim belum terima surat pemecatan
Dia mengatakan, Gerindra didirikan bukan untuk menjadi penonton, pengamat, dan pengkritik saja namun terjun dalam kancah perpolitikan nasional untuk melakukan perubahan bagi nasib bangsa dan negara.
Prabowo menceritakan, Gerindra didirikan oleh segelintir orang seperti Fadli Zon, Hashim Djojohadikusumo, dan Ahmad Muzani, hampir terlambat mendaftar ke Kementerian Hukum dan HAM.
"Waktu kita mendirikan partai dari segelintir orang, saudara Fadli Zon, Hashim Djojohadikusumo, Muzani, hampir terlambat ke kumham, cari gambar, cari nama. Ada kawan-kawan kita yang tertawakan kita," ujarnya.
Baca juga: Fadli: Tak ada "penumpang gelap" di pendukung Prabowo
Menteri Pertahanan itu lalu melanjutkan ceritanya, ada teman-temannya yang sudah lama berjuang bersama sejak kecil dan orang yang dibesarkannya dengan memberi banyak proyek bantuan, diajaknya mendirikan partai.
Orang-orang tersebut menurut Prabowo hanya bereaksi tertawa dan menanyakan ulang maksud Prabowo untuk mendirikan partai.
"Reaksi mereka ketawa. Mereka tanya apa? Partai apa itu? Gerindri, Gerindru? Ini demi Allah. Tapi kami tidak ragu-ragu, tidak berkecil hati, kita diejek, dihina, tapi kita terus berjuang untuk rakyat Indonesia," katanya.
Prabowo juga mengingat ketika mengejar pendaftaran partai politik, di beberapa daerah menghadapi tantangan seperti di Jawa Tengah sedang terjadi banjir sehingga ketika mendaftar harus menggunakan rakit, lalu di Nusa Tenggara Timur (NTT) ada kader yang meninggal saat pendaftaran partai.
Dia mengatakan, saat itu yang menjadi penggerak para kader untuk mendirikan Gerindra hanya cita-cita dan cinta pada tanah air serta ketidakrelaan melihat negara di jalan yang tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai cita-cita pendiri bangsa.
Dia menceritakan, di awal berdirinya Gerindra, partai tersebut sering diejek dan tidak diperhitungkan dalam perpolitikan nasional.
"12 tahun yang lalu dari tidak ada apa-apa, kita berkumpul dengan suatu gagasan besar. Gagasan ingin ikut mempengaruhi jalannya kehidupan bangsa dan negara," kata Prabowo di Kantor DPP Partai Gerindra, di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ketua Gerindra Kota Semarang klaim belum terima surat pemecatan
Dia mengatakan, Gerindra didirikan bukan untuk menjadi penonton, pengamat, dan pengkritik saja namun terjun dalam kancah perpolitikan nasional untuk melakukan perubahan bagi nasib bangsa dan negara.
Prabowo menceritakan, Gerindra didirikan oleh segelintir orang seperti Fadli Zon, Hashim Djojohadikusumo, dan Ahmad Muzani, hampir terlambat mendaftar ke Kementerian Hukum dan HAM.
"Waktu kita mendirikan partai dari segelintir orang, saudara Fadli Zon, Hashim Djojohadikusumo, Muzani, hampir terlambat ke kumham, cari gambar, cari nama. Ada kawan-kawan kita yang tertawakan kita," ujarnya.
Baca juga: Fadli: Tak ada "penumpang gelap" di pendukung Prabowo
Menteri Pertahanan itu lalu melanjutkan ceritanya, ada teman-temannya yang sudah lama berjuang bersama sejak kecil dan orang yang dibesarkannya dengan memberi banyak proyek bantuan, diajaknya mendirikan partai.
Orang-orang tersebut menurut Prabowo hanya bereaksi tertawa dan menanyakan ulang maksud Prabowo untuk mendirikan partai.
"Reaksi mereka ketawa. Mereka tanya apa? Partai apa itu? Gerindri, Gerindru? Ini demi Allah. Tapi kami tidak ragu-ragu, tidak berkecil hati, kita diejek, dihina, tapi kita terus berjuang untuk rakyat Indonesia," katanya.
Prabowo juga mengingat ketika mengejar pendaftaran partai politik, di beberapa daerah menghadapi tantangan seperti di Jawa Tengah sedang terjadi banjir sehingga ketika mendaftar harus menggunakan rakit, lalu di Nusa Tenggara Timur (NTT) ada kader yang meninggal saat pendaftaran partai.
Dia mengatakan, saat itu yang menjadi penggerak para kader untuk mendirikan Gerindra hanya cita-cita dan cinta pada tanah air serta ketidakrelaan melihat negara di jalan yang tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai cita-cita pendiri bangsa.
Pewarta : Imam Budilaksono
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Soal revisi desain IKN, Menteri PU : Prabowo instruksikan studi banding ke tiga negara
13 February 2025 15:10 WIB
Di hadapan PM Malaysia dan Presiden RI, Axiata dan Sinarmas teken MoU kolaborasi strategis
28 January 2025 16:04 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Jabatan Gubernur Jateng diserahterimakan ke Ahmad Luthfi tanpa didampingi Taj Yasin
21 February 2025 7:25 WIB
Novita Wijayanti yakin Luthfi - Gus Yasin bawa perubahan signifikan bagi Jateng
20 February 2025 15:32 WIB