1.808 orang daftar jadi relawan medis COVID-19
Minggu, 29 Maret 2020 15:14 WIB
Relawan Tangkal COVID-19 di Kampung Delang Kerohong, Kecamatan Long Pahangai, Mahakam Ulu, foto bersama sebelum melakukan penyemprotan. ANTARA/ist.
Jakarta (ANTARA) - Desk Relawan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 1.808 orang telah mendaftarkan diri sebagai relawan medis dan tenaga kesehatan untuk percepatan penanganan COVID-19 per tanggal 28 Maret 2020 pukul 17.00 WIB.
"Daftar relawan yang berhasil mendaftar adalah 5.816 orang terdiri atas 1.808 orang terdaftar sebagai relawan medis dan tenaga kesehatan, serta 4.008 orang terdaftar sebagai relawan nonmedis," kata Ketua Umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), Dandi Prasetia dalam konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, Minggu,
Dandi merincikan sebanyak 1.808 relawan medis dan tenaga kesehatan yang mendaftar untuk administrasi rumah sakit ada 32 orang, apoteker ada 56 orang.
"Untuk dokter spesialis empat orang, dokter umum dan 93 orang, kesehatan masyarakat 113 orang, perawat 776 orang, psikolog 12 orang, teknisi laboratorium 201 orang," kata Dandi.
Sementara itu, jumlah relawan non medis yang telah mendaftar sebanyak 4.008 relawan dengan rincian untuk ahli gizi sebanyak 115 orang, bidan 324 orang, dapur umum 274 orang, logistik atau pergudangan sebanyak 1.024 orang, radiografer empat orang, sopir atau tim ambulan 549 orang, teknisi mesin dan kelistrikan 68 orang.
Selanjutnya, tenaga administrasi umum 983 orang, tenaga kebersihan umum 201 orang, tenaga kesehatan lingkungan 207 orang, tenaga sanitarian 133 orang, tenaga teknis kefarmasian 62 orang, dan tidak diketahui 585 orang.
Dandi mengatakan banyak masyarakat yang ingin terlibat sebagai relawan dalam penangan COVID-19, namun di sisi lain, pihak rumah sakit dan lembaga kemanusiaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten.
Kompetensi ini diperlukan mengingat proses penanganan COVID-19 ini masih berjalan dengan waktu agak panjang dan mungkin berpotensi untuk meluas di berbagai wilayah di Indonesia.
"Relawan perlu memiliki kompentensi dan pemahaman yang seragam terkait kesehatan dan keselamatan saat mereka bekerja," katanya.
Sebelumnya, Koordinator Relawan Gugus Tugas Covid-19 Andre Rahardian mengatakan Indonesia memerlukan relawan sebanyak 1.500 dokter mulai dari spesialis paru, anastesi, umum, hingga pranata laboratorium untuk menghadapi pademi COVID-19 di Tanah Air.
"Kemudian membutuhkan sebanyak 2.500 perawat dan sejumlah administrasi rumah sakit serta supir ambulan," kata Andre di Gedung BNPB, Kamis (26/3).
Baca juga: Pemkot Surakarta pastikan tidak lakukan "lockdown"
Baca juga: Ganjar: Kota Tegal hanya "local lockdown"
"Daftar relawan yang berhasil mendaftar adalah 5.816 orang terdiri atas 1.808 orang terdaftar sebagai relawan medis dan tenaga kesehatan, serta 4.008 orang terdaftar sebagai relawan nonmedis," kata Ketua Umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), Dandi Prasetia dalam konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, Minggu,
Dandi merincikan sebanyak 1.808 relawan medis dan tenaga kesehatan yang mendaftar untuk administrasi rumah sakit ada 32 orang, apoteker ada 56 orang.
"Untuk dokter spesialis empat orang, dokter umum dan 93 orang, kesehatan masyarakat 113 orang, perawat 776 orang, psikolog 12 orang, teknisi laboratorium 201 orang," kata Dandi.
Sementara itu, jumlah relawan non medis yang telah mendaftar sebanyak 4.008 relawan dengan rincian untuk ahli gizi sebanyak 115 orang, bidan 324 orang, dapur umum 274 orang, logistik atau pergudangan sebanyak 1.024 orang, radiografer empat orang, sopir atau tim ambulan 549 orang, teknisi mesin dan kelistrikan 68 orang.
Selanjutnya, tenaga administrasi umum 983 orang, tenaga kebersihan umum 201 orang, tenaga kesehatan lingkungan 207 orang, tenaga sanitarian 133 orang, tenaga teknis kefarmasian 62 orang, dan tidak diketahui 585 orang.
Dandi mengatakan banyak masyarakat yang ingin terlibat sebagai relawan dalam penangan COVID-19, namun di sisi lain, pihak rumah sakit dan lembaga kemanusiaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten.
Kompetensi ini diperlukan mengingat proses penanganan COVID-19 ini masih berjalan dengan waktu agak panjang dan mungkin berpotensi untuk meluas di berbagai wilayah di Indonesia.
"Relawan perlu memiliki kompentensi dan pemahaman yang seragam terkait kesehatan dan keselamatan saat mereka bekerja," katanya.
Sebelumnya, Koordinator Relawan Gugus Tugas Covid-19 Andre Rahardian mengatakan Indonesia memerlukan relawan sebanyak 1.500 dokter mulai dari spesialis paru, anastesi, umum, hingga pranata laboratorium untuk menghadapi pademi COVID-19 di Tanah Air.
"Kemudian membutuhkan sebanyak 2.500 perawat dan sejumlah administrasi rumah sakit serta supir ambulan," kata Andre di Gedung BNPB, Kamis (26/3).
Baca juga: Pemkot Surakarta pastikan tidak lakukan "lockdown"
Baca juga: Ganjar: Kota Tegal hanya "local lockdown"
Pewarta : Laily Rahmawaty
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024