Mantan insinyur Google dibui 18 bulan, curi dokumen swakemudi
Jumat, 7 Agustus 2020 15:07 WIB
Anthony Levandowski. REUTERS/STEPHEN LAM
Jakarta (ANTARA) - Mantan insinyur Google, Anthony Levandowski dijebloskan ke penjara selama 18 bulan karena mencuri rahasia dagang Google terkait mobil swakemudi.
Kasus itu terjadi sebelum Anthony Levandowski menjabat kepala divisi di UBER pada 2016.
William Alsup, Hakim di San Francisco AS, mengatakan bahwa hukuman kepada Levandowski telah dijatuhkan pada Selasa (4/8), namun penahanan akan dilakukan setelah pandemi COVID-19 mereda, lapor Reuters dikutip Jumat.
Hakim berusia 75 tahun yang beberapa kali menangani sengketa dagang dalam industri teknologi itu menyebut kasus Levandowski sebagai "kejahatan rahasia dagang terbesar yang pernah saya lihat."
Alsup mengatakan hukuman penjara yang singkat akan memberikan "lampu hijau bagi setiap insinyur brilian masa depan untuk mencuri rahasia dagang".
"Miliaran (dolar) di masa depan sedang bermain, dan ketika insentif keuangan semacam itu ada, orang baik akan melakukan hal-hal buruk, dan itulah yang terjadi di sini," kata Alsup.
Sebelumnya, jaksa menuntut hukuman penjara 27 bulan untuk Levandowski.
Levandowski meminta keringanan berupa hukuman kurungan di rumah selama setahun karena menderita pneumonia yang rentan terpapar COVID-19.
Selain itu, pengacara Levandowski meminta hakim mempertimbangkan bahwa penyelidik tidak menemukan bukti "Levandowski menggunakan salah satu rahasia dagang Google setelah meninggalkan pekerjaan Google."
Levandowski mentransfer lebih dari 14.000 file dari Google ke laptop pribadinya, termasuk jadwal pengembangan dan desain produk sebelum meninggalkan perusahaan itu kemudian bergabung UBER.
UBER memecat Levandowski pada 2017.
Levandowski kemudian mengajukan pailit pada Maret karena hutang 179 juta dolar AS kepada Google Alphabet Inc atas tindakannya itu.
Kasus itu terjadi sebelum Anthony Levandowski menjabat kepala divisi di UBER pada 2016.
William Alsup, Hakim di San Francisco AS, mengatakan bahwa hukuman kepada Levandowski telah dijatuhkan pada Selasa (4/8), namun penahanan akan dilakukan setelah pandemi COVID-19 mereda, lapor Reuters dikutip Jumat.
Hakim berusia 75 tahun yang beberapa kali menangani sengketa dagang dalam industri teknologi itu menyebut kasus Levandowski sebagai "kejahatan rahasia dagang terbesar yang pernah saya lihat."
Alsup mengatakan hukuman penjara yang singkat akan memberikan "lampu hijau bagi setiap insinyur brilian masa depan untuk mencuri rahasia dagang".
"Miliaran (dolar) di masa depan sedang bermain, dan ketika insentif keuangan semacam itu ada, orang baik akan melakukan hal-hal buruk, dan itulah yang terjadi di sini," kata Alsup.
Sebelumnya, jaksa menuntut hukuman penjara 27 bulan untuk Levandowski.
Levandowski meminta keringanan berupa hukuman kurungan di rumah selama setahun karena menderita pneumonia yang rentan terpapar COVID-19.
Selain itu, pengacara Levandowski meminta hakim mempertimbangkan bahwa penyelidik tidak menemukan bukti "Levandowski menggunakan salah satu rahasia dagang Google setelah meninggalkan pekerjaan Google."
Levandowski mentransfer lebih dari 14.000 file dari Google ke laptop pribadinya, termasuk jadwal pengembangan dan desain produk sebelum meninggalkan perusahaan itu kemudian bergabung UBER.
UBER memecat Levandowski pada 2017.
Levandowski kemudian mengajukan pailit pada Maret karena hutang 179 juta dolar AS kepada Google Alphabet Inc atas tindakannya itu.
Pewarta : Alviansyah Pasaribu
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pelatih tunggal putri: Kekalahan Ester semata-mata akibat minim jam terbang
15 October 2021 11:28 WIB, 2021
Piala Thomas & Uber 2020, BNI berada di balik kemenangan Tim Indonesia
10 October 2021 16:40 WIB, 2021
Kalahkan wakil Jerman, Gregoria bawa Indonesia memimpin 1-0 di Piala Uber
09 October 2021 15:05 WIB, 2021
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
Kos-kosan di Kelurahan Mewek Purbalingga jadi lokasi prostitusi daring, polisi tangkap dua orang
13 November 2024 15:16 WIB